Page

Kamis, 07 Februari 2013

UNTUK SIAPA SEMUA AGENDA INI?



Ario Adityo dari INDIES menjelaskan tentang MDG's, APEC dan WTO
Kamis (7/2) Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Serikat Buruh Independen (DPP GSBI), menyelenggarakan diskusi rutin bulanan bertempat di Kantor DPP GSBI, Jalan Cempaka baru V No 30 A Jakarta Pusat. Tema diskusi bulan ini adalah “Untuk Siapa Semua Agenda Ini? (Dibalik rencana Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan MDG’s, APEC dan WTO 2013 di Indonesia. 

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi ini adalah Ario Adityo, Direktur Institute for National and Democracy Studies (INDIES), sebuah lembaga riset dan kajian yang salah satu concern issunya adalah tentang industri dan perburuhan. Selain diikuti oleh DPP GSBI, diskusi ini juga melibatkan seluruh anggota-anggota GSBI dari Pimpinan Tingkat Perusahaan (PTP) yang berasal dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Tangerang.

Sebagaimana diketahui, tahun 2013 ini Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan tiga pertemuan internasional, yaitu; The Post 2015 UN Development Agenda, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) CEO Summit, dan WTO’s 2013 Ministerial Conference. Seluruh agenda tersebut rencananya akan diselenggarakan di Bali.

Dalam pemaparan materi pengantar diskusi Aryo menjelaskan, “Skema kebijakan perdagangan dunia melalui WTO ini dibuat dengan tujuan utama agar dapat melakukan monopoli perdagangan diseluruh penjuru dunia, dengan cara membuka pasar seluas mungkin bagi produk barang dan jasa milik negara-negara industri maju dan menghilangkan segala hambatan seperti tarif impor, bea masuk, akses pasar yang mudah, pencabutan subsidi sosial, hingga penguasaan atas kekayaan intelektual. Seluruh skema ini diatur di dalam beberapa kesepakatan yang dirumuskan seperti General Agreement on Tariff and Trade (GATT) yakni kesepakatan di bidang perdagangan barang, General Agreement on Trade and Services (GATS) yakni kesepakatan di bidang perdagangan jasa, General Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Properties (TRIPs) yakni kesepakatan di bidang hak kekayaan intelektual dan Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements)”.

Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan tiga agenda internasional tahun ini tidak terlepas dari kerjasama bilateral Amerika Serikat dengan pemerintahan Indonesia ketika pada bulan Juni 2010 ditandatangani sebuah kesepakatan Kerjasama Bilateral Komprehensif Indonesia-Amerika. Inilah tonggak masuknya berbagai skema ekonomi, politik, militer dan kebudayaan Amerika Serikat dalam kebijakan pemerintah Indonesia. The Post 2015 UN Development Agenda, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) CEO Summit, dan WTO’s 2013 Ministerial Conference tak lebih adalah bagian dari skema ekonomi yang dijalankan oleh imperialisme Amerika Serikat, guna menjaga pertumbuhan ekonomi dikawasan dengan harapan besar mampu menyokong pertumbuhan ekonomi negeri-negeri imperialis yang tengah dilanda krisis hebat berkepanjangan”, lanjut Aryo.

Ditemui secara terpisah setelah diskusi diselenggarakan, Rudi HB Daman, Ketua DPP GSBI menyampaikan, “Berbagai pertemuan internasional baik itu MDG’s, APEC dan WTO yang rencananya dihelat di Bali tidak akan pernah memberikan keuntungan bagi kami kaum buruh dan seluruh rakyat Indonesia. GSBI dengan tegas akan menolak Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9 di Bali, karena terang bahwa sistem outsourcing dan kerja kontrak yang saat ini menindas kaum buruh adalah salah satu hasil dari perjanjian-perjanjian di WTO.
“GSBI bersama dengan puluhan organisasi baik dari dalam negeri juga internasional pada akhir Januari 2013 telah mendeklarasikan Indonesian People’s Alliance (IPA), sebuah aliansi rakyat yang akan merespon seluruh agenda internasional 2013 di Indonesia. Kami akan datang ke Bali dan menunjukkan bahwa kaum buruh dan rakyat Indonesia tidak butuh WTO”, tegas Rudi sekaligus menutup sesi wawancara.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar dan jangan meninggalkan komentar spam.