Pernyataan Sikap dalam Memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2008
Pernyataan Sikap : “Pemuda Mahasiswa Bersama Buruh dan Tani Berjuang Merebut Hak Atas Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan, Serta Hak Demokrati...
https://www.infogsbi.or.id/2008/11/pernyataan-sikap-dalam-memperingati.html?m=0
Pernyataan Sikap :
“Pemuda Mahasiswa Bersama Buruh dan Tani
Berjuang Merebut Hak Atas Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan, Serta Hak Demokratis Rakyat”
Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-80, 28 Oktober 2008
“Pemuda Mahasiswa Bersama Buruh dan Tani
Berjuang Merebut Hak Atas Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan, Serta Hak Demokratis Rakyat”
Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-80, 28 Oktober 2008
Salam Demokrasi!
Sumpah pemuda, janji keramat para pemuda Indonesia yang di deklarasikan tanggal 28 Oktober 1928, karena sumpah para pemuda ini berisikan nafas nasionalisme pemuda Indonesia yang berjanji akan selalu mengabdikan diri pada bangsa dan Negara Indonesia. Apalagi saat itu keadaan Indonesia sedang berada di bawah belenggu langsung kolonialisme Belanda, tentu ini semakin menjelaskan bagaimana para pemuda Indonesia menyadari sepenuhnya peran dan posisinya atas perjuangan seluruh rakyat Indonesia, baik atas perjuangan kaum tani, kelas buruh dan golongan lain rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda.
Hal ini juga dapat dilihat bahwa sebelum sumpah pemuda dilahirkan, kaum pemuda telah memiliki andil besar dalam kancah pergerakan politik nasional ketika itu yang lebih dikenal sebagai zaman “Kebangkitan Nasional” atau lahirnya sebuah kesadaran meluas dari kalangan massa rakyat Indonesia ketika itu untuk mencapai kemerdekaan sebagai sebuah bangsa dan rakyat dari belenggu kolonialisme Belanda. Kelahiran sumpah pemuda sendiri tidak terlepas dari sejarah panjang bangsa dan rakyat Indonesia dalam melawan kekuasaan kolonial Belanda ratusan tahun lamanya. Tempaan-tempaan perjuangan rakyat Indonesia yang panjang dan keras dengan taruhan darah dan nyawa rakyat sepanjang ratusan tahun lamanya tersebut, telah menjadi pelajaran tersendiri untuk melakukan sebuah perjuangan pembebasan nasional yang lebih baik, yang ditandai dengan lahirnya kesadaran berorganisasi dan melakukan aksi-aksi perjuangan yang lebih maju dan terorganisasikan mulai dari pemogokan sampai perjuangan rakyat melawan penjajahan Belanda.
Tahun 1928, bangkit semangat berkobar-kobar pemuda Indonesia untuk mempersatukan berbagai organisasi mereka dalam satu wadah. Tanggal 27-28 Oktober 1928, berhasil diselenggarakan kongres pemuda ke II yang sangat bersejarah. Kongres kali ini berhasil meletakkan dasar-dasar persatuan tidak saja di kalangan pemuda dan gerakan kemerdekaan nasional, tetapi juga dari seluruh nasion Indonesia. Lahirlah sumpah pemuda yang terkenal dengan semboyan ; “Kita pemuda Indonesia berbangsa satu, Bangsa Indonesia. Kita pemuda Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia. Kita pemuda Indonesia bertanah air satu, tanah air Indonesia.” Dalam kongres inilah, pertama kali lagu kebangsaan “Indonesia Raya” diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia, dipimpin langsung oleh komponisnya sendiri, Wage Rudolf Supratman. Pelajaran penting dari sejarah singkat ini adalah, bahwa lahirnya Sumpah Pemuda tidak terlepas dari bangkitnya perlawanan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda.
Masa Depan Pemuda Mahasiswa Dirampas Keserakahan Rejim Komprador Anti Rakyat SBY-Kalla
Tetapi dalam konteks saat ini pun, keadaan Indonesia tidak berbeda jauh saat KMB ditandatangi yaitu sebagai negeri setengah jajahan dan setengah feudal di bawah dominasi imperialisme yang berbasis social ekonomi feodalisme di dalam negeri untuk mengeruk seluas-luasnya kekayaan alam Indonesia, menguasai pasar dalam negeri bagi kepentingan over produksi imperialis dan memeras keringat dan tenaga kerja murah rakyat Indonesia. Itu semua dijalankan oleh kaki-kaki tangannya imperialis di dalam negeri yang setia melayani dan menjadi abdi setia mereka, yaitu kaum borjuasi besar komprador, tuan tanah besar dan kapitalis birokrat yang menjadi kekuasaan bersama dalam pemerintahan boneka imperialis saat ini.
Di bawah rejim boneka imperialis, anti rakyat dan anti demokrasi, rakyat Indonesia terus mengalami ketertindasan yang ditandai dengan makin akutnya krisis ekonomi dalam negeri yang mengancam penghidupan sehari-hari bagi rakyat, terutama bagi klas buruh dan kaum tani di Indonesia. Kondisi terpuruknya rakyat Indonesia juga di alami kaum pemuda dan mahasiswa di Indonesia, terkait hak untuk mendapatkan pendidikan dan lapangan pekerjaan.
Tetapi ironisnya SBY-Kalla justru mengatakan bahwa kita tidak perlu panik terhadap krisis yang saat ini menimpa lndonesia, bahkan mengatakan bahwa Indonesia tidak akan terpengaruh pada krisis yang saat ini terjadi. Suatu kebohongan yang dilakukan oleh rejim SBY-Kalla, karena faktanya Indeks bursa saham merosot drastis bahkan BEI ditutup sementara (Suspensi) karena kekhawatiran akan semakin merosotnya nilai rupiah terhadap dollar.
Untuk soal pendidikan sendiri misalnya, di Indonesia saat ini terdapat 2767 perguruan tinggi 82 diantaranya adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan jumlah mahasiswa diperkirakan mencapai 4 juta orang yang tersebar di perguruan tinggi umum, keagamaan dan kedinasan. Saat ini mahasiswa di Indonesia berhadapan dengan masifnya privatisasi pendidikan tinggi yang mengakibatkan maraknya praktek komersialisasi pendidikan atau semakin mahalnya biaya kuliah. Dengan beberapa praktek yang telah diterapkan oleh pemerintah seperti pelaksanaan BHMN di PTN-PTN terkemuka (UI, ITB, IPB, UGM, UPI, USU, Unair dan Undip) sejak tahun 2000. Saat ini, pemerintah tengah mempersiapkan penerapan Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang intinya adalah liberalisasi pendidikan tinggi, menjadikan lembaga pendidikan sebagai perusahaan jasa yang menjual bisinis pendidikan serta membuka kesempatan bagi jasa pendidikan asing di dalam negeri.
Kebijakan privatisasi pendidikan telah mengancam hak-hak demokratis mahasiswa di kampus. Kebijakan privatisasi pendidikan tidak terlepas dari desakan internasional atau kaum imperialis untuk melakukan liberalisasi jasa pendidikan dan pengurangan pembiayaan negara untuk publik seperti kesehatan dan pendidikan. Akibat dari kebijakan privatisasi pendidikan, jutaan generasi bangsa di negeri ini hanya bisa gigit jari untuk mengenyam pendidikan tinggi, terutama dari anak-anak buruh, kaum tani dan rakyat miskin lainnya. Jangankan untuk berkuliah, sekedar untuk menyelesaikan sekolah hingga tingkat menengah mungkin juga mimpi, meningat biaya SD-SMU juga tidak murah. Apalagi pendapatan rata-rata penduduk Indonesia berkisar 2 US Dollar per hari atau berkisar Rp 18-20 ribu. Sementara biaya kebutuhan pokok terus meningkat.
Walaupun SBY-Kalla sudah menjanjikan bahwa anggaran pendidikan akan mencapai 20 % pada tahun 2009, tetapi yang jadi prioritas bukanlah soal bagaimana pemuda mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses di setiap levelan pendidikan, yang diutamankan adalah pembangunan infrastruktur utamanya untuk pendidikan dasar , penuntasan wajib belajar 9 tahun dan peningkatan kesejahteraan tenaga pengajar utamanya untuk guru yang minimal akan mendapat gaji Rp 2 juta tiap bulannya. Tetapi hal itu pun terancam batal sebagai akibat krisis yang terjadi saat ini, dimana SBY-Kalla lebih memilih menyelamatkan asset imperialis AS dan para komprador dalam negerinya dengan buy back lewat uang rakyat dibanding memberikan penghidupan layak bagi rakyat.
Kaum pemuda secara umum di Indonesia juga dihadapkan dengan problem utama yaitu kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak. Saat ini diperkirakan angka pengangguran di Indonesia mencapai angka 40 juta jiwa untuk segala lapisan, baik penggangguran terbuka dan setengah terbuka. Tidak terserapnya pemuda dan lulusan pendidikan dalam dunia kerja, tidak terlepas dari kebijakan pemerintah di sector ketenagakerjaan dan perindustrian. Industri Indonesia adalah industry yang sangat tergantung secara modal dan teknologi dari asing, sehingga industri yang berkembang adalah industri dengan teknologi rendah seperti manufaktur ataupun industri perakitan dan pengepakan, bukan sebuah industri nasional yang kuat yang mampu menyerap tenaga kerja secara luas dan trampil.
Ini artinya rakyat Indonesia akan semakin tertindas, kelas buruh harus berhadapan dengan berbagai mekanisme yang sangat menghisap, kaum tani akan semakin berhadapan dengan semakin kerasnya Negara terhadap petani, bahkan dalam keadaan krisis bisa dipastikan bahwa soal-soal penghidupan di desa akan semakin sulit, dan untuk pemudanya efeknya adalah semakin sulitnya mendapat pekerjaan yang layak.
Mari Kobarkan Perjuangan Massa Pemuda dan Mahasiswa Bersama Buruh dan Tani.
Dari berbagai persoalan di atas, maka penting saat ini bagi kaum pemuda dan mahasiswa di Indonesia mengobarkan kembali perjuangan massa menuntut hak-hak demokratis atas pendidikan dan lapangan pekerjaan yang terus terampas. Kampus-kampus, sekolah-sekolah, kampung-kampung harus menjadi topangan utama bagi perjuangan massa pemuda dan mahasiswa. Untuk itu, pemuda dan mahasiswa harus bersatu memulai perjuangan-perjuangan massa dari tingkat yang paling kecil hingga yang paling hebat, kita tidak boleh membiarkan kampus menjadi ajang praktek bisnis pendidikan yang akan semakin merampas hak kita dan orang tua yang membiayai. Kaum pemuda juga harus dengan gigih berjuang mendapatkan haknya atas lapangan pekerjaan yang layak. Di sisi yang lain, perjuangan ini membutuhkan sebuah persatuan yang kuat dari berbagai kekuatan pemuda dan mahasiswa yang saat ini berhimpun dalam organisasi-organisasi massa (ormas) pemuda dan mahasiswa untuk bersama-sama mengapai cita-cita perjuangan tersebut.
Sejarah perubahan di Indonesia telah membuktikan bahwa kaum pemuda dan mahasiswa bisa menjadi pendukung setia bagi perjuangan pembebasan rakyat Indonesia baik dalam melawan kolonialisme Belanda dan Jepang, mempertahankan Revolusi Agustus 45 yang telah dikhianati Hatta-Sjahrir dan menggulingkan kekuasaan Soeharto sebagai rejim fasis boneka imperialis. Hingga kini pun, kaum pemuda dan mahasiswa masih ambil bagaian aktif dalam perjuangan bersama rakyat tertindas di Indonesi menuntut hak-hak dasar rakyat serta melawan kesewenang-wenangan rejim boneka imperialis SBY-JK saat ini yang terus membuat ekonomi semakin akut dan mengancam penghidupan rakyat sehari-hari.
Untuk itu, seluruh kekuatan pemuda dan mahasiswa juga harus lebih mempererat kerjasama dan persatuan dengan massa rakyat tertindas di Indonesia untuk menyelami lebih jauh kehidupan mereka dan menjadi satu kesatuan dalam perjuangan bersama seluruh rakyat Indonesia melawan dominasi imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrat yang hari ini dijalankan secara nyata oleh rejim boneka imperialis SBY-Kalla.
Bertepatan dengan peringatan sumpah pemuda 2008, maka kami menyatakan tuntutannya sebagai berikut :
1. Sediakan lapangan pekerjaan yang layak dan memadai bagi pemuda Indonesia.
2. Realisasikan anggaran pendidikan 20 % dan hentikan pemotongan subsidi pendidikan
3. Tolak RUU BHP
4. Berikan sekolah gratis dan kuliah murah bagi anak-anak buruh, buruh tani dan tani miskin
5. Naikkan Upah Buruh sesuai standar kebutuhan hidup layak (KHL)
6. Tolak PB 4 Menteri tentang Pedoman Penghitungan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2009.
7. Tolak RUU Pesangon dan amandemen UU Jamsostek No. 32 Tahun 1992
8. Jaminan kebebasan berserikat bagi buruh
9. Hapuskan sistem kerja kontrak dan outsorching
10. Hentikan PHK massal terhadap buruh
11. Legalisasi tanah yang telah diduduki dan diusahakan kaum tani
12. Naikkan upah buruh tani
13. Hentikan perluasan tanah perkebunan besar, hutan industri, kompleks pelatihan militer dan eksploitasi sumber daya alam lainnya untuk kepentingan imperialisme
14. Laksanakan UU PA No.5 tahun 1960
15. Bebaskan kaum tani yang ditahan dan hentikan segala kekerasan serta kriminalisasi terhadap kaum tani yang berjuang menuntut hak-haknya
16. Turunkan harga sembako
17. Sediakan Lapangan Pekerjaan yang layak dan memadai bagi lulusan sekolah dan perguruan tinggi.
18. Batalkan kenaikan harga BBM
19. Berikan pelayanan kesehatan murah untuk rakyat dan hentikan pencabutan subsidi kesehatan
Jakarta 28 Oktober 2008
Front Perjuangan Rakyat (FPR)
Koordinator
Rudy HB Daman