GSBI: Gelorakan Terus Perjuangan Massa untuk Menuntut Hak DemokratisnyaGS
”Belajar dari perjuangan 447 orang buruh PT. Megariamas Sentosa” Oleh : Moch. Ali * “Sejak Agustus 2008, Tindakan penindasan dan penghisapan...
https://www.infogsbi.or.id/2009/01/gelorakan-terus-perjuangan-massa-untuk.html?m=0
”Belajar dari perjuangan 447 orang buruh PT. Megariamas Sentosa”
Oleh : Moch. Ali *
“Sejak Agustus 2008, Tindakan penindasan dan penghisapan yang telah puluhan tahun dilakukan oleh Pengusaha PT. Megariamas Sentosa terhadap para buruhnya telah mencapai puncak kekejamannya, setelah habis menindas dan menghisap tenaga para buruhnya selama puluhan tahun pengusaha mencampakkan dengan melakukan PHK, tanpa menghiraukan atas hak –hak yang melekat pada sang buruh. Tindakan pengusaha tidaklah tepat jika kita membiarkan, maka berjuang untuk mendapatkan hak adalah keharusan sejarah bagi kita sebagai klas buruh demi kehidupan dan masa depan cemerlang klas buruh dimasa mendatang”
Indonesia kembali dilanda krisis sebagai dampak dari krisis global yang di awali krisis keuangan di Amerika Serikat, begitu hampir seluruh orang seantero pelosok dunia membicarakannya, mulai dari presiden, para pejabat pemerintah, para politikus, para pengamat ekonom, sampai para ibu rumah tangga, bahkan anak-anak pun sering menyinggung ketika tidak dapat membeli jajan mereka beralasan lagi krisis. Ya krisis yang terjadi saat ini bukan saja menjadi pembicaraan, tetapi telah dirasakan oleh seluruh penduduk di Indonesia bahkan menjadi kepanikan dari pemerintah, tetapi kepanikan pemerintah hari ini taklebih bagaimana mereka menyelamatkan kepentingan dirinya sendiri dan kelompoknya, hal ini dapat di buktikan dengan berbagai kebijakan yang dikelurkan oleh SBY, sama sekali tidak menyelamatkan rakyat (kelas buruh, kaum tani, nelayan, kaum miskin kota, pedagang kaki lima, pengusaha kecil menengah dll), tetapi kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk menyelamatkan para pengusaha besar komperador (kaki tangan kapitalis besar internasional/asing) salah satu buktinya adalah SBY menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menalangi 0,21 persen penduduk Indoensia sebagai konglongmerat, salah satunya Bakrie (seorang pengusaha besar komperador yang usahanya ambruk dilanda krisis keuangan) dan hal ini sangat bertolak belakang dengan kebijakannya ketika bulan Mei 2008 yang lalu, ketika harga minyak dunia meningkat SBY beralasan APBN jebol dan harus mengurangi subsidi untuk rakyat maka SBY menaikan harga BBM. Bukti lain adalah disatu sisi SBY menyelamatkan Para pengusaha besar komperador, disisi lain SBY mengorbankan buruh dengan mengeluarkan kebijakan pembatasan Upah dengan mengeluarkan PB 4 Menteri /SKB 4 Menteri. Ini sudah membuktikan bahwa pemerintahan hari ini yang dipimpin oleh SBY-Kalla merupakan pemerintahan komperador (kakitangan Imperialisme Amerika Serikat).
Mengapa ada krisis?
Dalam kesempatan ini tak mungkin kita dapat membahas sebab-sebab terjadinya krisis dengan komperhensi/menyeluruh, tetapi yang menjadi akar masalah terjadinya krisis taklain dan takbukan adalah system capital itu sendiri. Karena system capitalism dalam memproduksi barang dagangan tidak pernah memperhitungkan atas kebutuhan seberapa banyak kebutuhan umat manusia atas barang dan jasa atau biasa disebut dengan anarki produksi, mereka memproduksi dan terus memproduksi dengan harapan dapat mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya sebagai upaya melakukan akumulasi atas modalnya, disisi lain barang dagangan yang diproduksi dan telah beredar dipasar dengan melimpah ruah tidak dapat di beli oleh masyarakat karena rendahnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari rendahnya pendapatan perkapital (orang), karena upah yang di terima oleh klas pekerja merupakan upah murah yang tidak cukup untuk membeli hasil produksinya sendiri. Selain anarki produksi yang akan terus melahirkan krisis, system capitalism merupakan penghancur tenaga produktif dengan melahirkan PHK.
Mengapa Capitalism melahirkan PHK?
Sebab System Capitalism adalah system yang penuh dengan kontradiksi-kontradiksi/pertentangan-pertentangan. Salah satu pertentangannya adalah pertentangan di antara kapitalis itu sendiri. Antara pengusaha satu dengan pengusaha lain saling bersaing, saling menghancurkan diantara mereka, dan untuk memenangkan persaingan antara mereka terus melakukan efisiensi didalam produksinya dengan berbagai cara diantaranya, melakukan produski massal (produksi besar-besaran) dengan menggunakan perkembangan teknologi, Hal ini dapat kita lihat dari perubahan, perkembangan dan peningkatan mesin-mesin produksi menjadi lebih canggih, dimana hal ini mengakibatkan pengurangan tenaga kerja, karena mesin yang cangih dapat memproduksi lebih banyak dengan tenaga kerja lebih sedikit. Inilah yang menjadi sebab utama lahirnya PHK.
Selain itu efisiensi juga di tempuh dengan melakukan efisiensi/pengurangan biaya produksi melalui penurunan biaya tenagakerja, hal ini yang paling mungkin di tempuh oleh mereka karena efisiensi tidak dapat dilakukan oleh para pengusaha melalui pengurangan harga bahan baku, mesin, listrik, BBM, transportasi dan lain sebagainya, efisiensi hanya dapat dilakukan oleh pengusaha hanya melalui pengurangan biaya tenaga kerja melalui, pengurangan-pengurangan tunjangan, upah dan lain sebagainya. Cara lain yang dilakukan oleh para pengusaha dan saat ini sudah sangat marak adalah dengan melakukan PHK yang bertujuan melakukan perubahan status buruh tetap menjadi buruh berstatus kontrak dan outsourcing. Mengingat dengan menggunakan buruh kontrak dan outsourcing, pengusaha akan lebih sedikit untuk mengeluarkan biaya karena tidak perlu memberikan tunjangan-tunjangan bahkan banyak diantaranya memberlakukan upah di bawah ketentuan yang berlaku dan tidak memiliki kewajiban memberikan pesangon kepada buruh ketika mereka melakukan PHK. Jadi satu hal yang pasti PHK tidak dapat di cegah oleh siapapun/PHK adalah hal yang pasti jika system capitalism masih di pertahankan. Tetapi yang menjadi catatan penting dalam hal ini adalah bukan berarti kita anti dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, yang menjadi ketidak setujuan kita adalah kemajuan teknologi bukan di peruntukkan bagi kepentingan seluruh uamat manusia tetapi hanya di kuasia oleh segelintir orang/perorangan, yang kemudian menyebabkan terjadinya penghisapan manusia atas manusia. Karena merasa memiliki kekuasaan atas alat-alat produksi, para pemilik alat produksi tidak bekerja tetapi menguasai sepenuhnya atas hasil produksi klas buruh.
Bagaimana dampak krisis terhadap Klas Buruh Indonesia?
Krisis yang melanda Amerika Serikat telah berdampak keseluruh Negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia sebagai Negara yang sangat menggantungkan dirinya kepada Imperialisme, ketergantungan Indonesia terhadap Imperialisme diantaranya dalam hal ekonomi, politik, budaya bahkan militer. Ketergantungan ekonomi mulai dari modal, bahan baku dan orentasi/tujuan pasar produksinya, maka takhayal jika saat ini Imperialisme dilanda krisis maka Indonesia tidak dapat lepas dari krisis tersebut, dan lebih ironi adalah dampak krisis saat ini yang paling merasakan adalah klas buruh, kaum tani dan rakyat miskin lainnya.
Kelas buruh Indonesia korban pertama dan paling hebat akibat krisis saat ini.
Secara umum jauh sebelum Amerika Seriksat atau dunia dalam mengalami krisis kelas buruh Indonesia telah jauh hari mengalami krisis, upah yang tak pernah mencukupi kebutuhan hidup yang wajar/layak, di tambah dampak/akibat krisis yang melanda dunia saat ini adalah menyebabkan gelombang PHK besar-besaran akan menimpa Kelas Buruh Indonesia dan bahkan telah berlangsung saat ini. Selain PHK dampak yang akan terjadi bagi buruh-buruh yang masih bekerja atau menjadi korban PHK mereka dapat dipastikan akan mengalami kemrosotan penghidupan yang luar biasa, selain pendapatan yang tidak pernah dapat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, kini telah terancam dengan penurunan upah akibat dari pembatasan kenaikan upah oleh pemerintahan SBY-Kalla dengan mengeluarkan PB/SKB 4 Mentri disatu sisi dan menanggung beban hidup yang menigkat begitu besar akibat dari kenaikan berbagai kebutuhan hidup disisi lain. Meskipun pemerintahan SBY-Kalla belum lama telah menurunkan harga BBM tetapi ternyata hal ini sama-sekali tidak dapat menurunkan harga segala kebutuhan hidup, bahkan tidak mampu menurunkan tarif dari angkutan/transportasi.
Dampak lain bagi klas buruh yang belum terkena PHK juga terancam dengan penggantian status kerja mereka, sebagai akibat dari kebijakan para pengusaha yang telah didukung oleh pemerintah melalui pe-legal-an/diperbolehkannya pengusaha untuk menggunakan buruh kontrak dan outsourcing melalui undang-undang NO. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Kebijakan SBY-Kalla dengan melakukan penurunan BBM saat ini sangat syarat politis untuk kepentingan dirinya mencalonkan kembali dalam pemilu tahun 2009. Kehipupan dan kemerosatan ekonomi ini juga telah di rasakan oleh buruh PT. Megariamas Sentosa khususnya 447 orang yang saat ini mengalami PHK, terlebih lebih lima bulan perusahaan tidak membayarkan upah.
Krisis merlahirkan perlawanan rakyat.
Kemerosotan ekonomi dan meningkatnya kemiskinan penduduk dunia memicu meningkatnya perjuangan massa dan perlawanan rakyat, takterkeculai di Indonesia, bahwa karena himpitan ekonomi dan berbagai kesulitan yang di hadapi oleh seluruh rakyat Indonesia melahirkan kesadaran maju dalam gerakan rakyat, bahwa rakyat hari ini telah merosot kepercayaan terhadap para penguasa akan mampu menylesaikan masalah yang sedang mereka hadapi, maka rakyat lebih memilih melakukan perlawanan dan perjuangan derngan caranya sendiri yaitu dengan melakukan perjuangan-perjuangan massa, protes-protes, demontrasi-demontrasi ke pusat-pusat pemerintahan untuk menyampaikan tuntutannya.
Hal ini merupakan perkembangan baik bagi bangkitnya gerakan Rakyat, bukti dari kebangkitan rakyat di Indonesia dapat kita saksikan dalam pemberitaan hampir setiap hari dan hampir diseluruh pelosok daerah, aksi-aksi dan demontrasi dilakukan oleh seluruh golongan dan sector rakyat seperti aksi kaum tani, mahasiswa, buruh, para pedagang, sopir angkutan, pengawai negeri rendahan, pamong desa, para guru, bahkan polisi, dengan berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Meskipun demikian kadar dari perlawanan saat ini masihlah sangat bersifat spontan, sporadis dan sangat ekonomis. Tetapi hal ini adalah angin segar bagi perjuangan massa rakyat Indonesia, karena perjuangan yang paling tepat hari ini adalah bagaimana rakyat memiliki cara sendiri untuk merubah nasibnya dengan jalan perjuangan massa tetapi yang harus dijadikan catatan adalah kesadara ini yang harus ditingkatkan dan diorganisasikan agar perjuangan/perlawanan yang meningkat ini dapat memikili keberlanjutan dan daya tahan.
Keadaan gambaran umum diatas sebagaimana juga keadaan yang terjadi di PT. Megariamas Sentosa. Untuk melakukan efisiensi pengusaha PT. Megariamas Sentosa telah merencankan jauh hari untuk mengganti buruh-buruhnya yang telah puluhan tahun bekerja dengan status tetap dengan buruh baru dengan status kontrak dan outsourcing. Hal ini tak lain dan tak bukan untuk menigkatkan keuntungan yang mereka peroleh. Pengusaha PT. Megariamas Sentosa mengunakan momentum perjuangan buruhnya ketika melakukan perjuangan perbaikan kondisi kerja dengan mengelar aksi mogok kerja dan dijadikannya alasan untuk mem-PHK padahal hal ini bertentangan dengan hukum yang berlaku yaitu perlindungan atas mogok kerja bagi buruh, terlebih dengan sangat pongah dan sombong mereka menantang kepada buruhnya bahwa tindakannya memang telah melanggar hukum tetapi pengusaha menyatakan tidak takut karena tidak ada sanksi bagi pelangaran yang dilakukannya. Kepercayaan diri pengusaha ini didasarkan pada dukungan para pejabat pemerintah terhadapnya, mengingat para pejabat pemerintah hari ini berwatak “Kapital Birokrat” atau birokrat/pejabat yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya, dan sudah pasti akan mengorbankan kepentingan dan merugikan rakyat.
PHK yang dialami oleh 447 orang buruh PT. Megariamas Sentosa yang merupakan anggota SBGTS-GSBI PT. Megariamas Sentosa sejak bulan Agustus 2008 telah membangkitkan perjuangan sengit dan militan para buruh PT. Megariamas Sentosa, hal ini telah terbukti dalam perjuangan yang dimulai pada November 2008 yang lalu, dan telah mengalami keberhasil-keberhasilan kecil. Maka hal ini haruslah terus ditingkatkan dan dimajukan serta lebih diorganisasikan agar memiliki daya juang yang lebih berkelanjutan. Karena hanya melalui perjuangan yang demikian maka keberhasilan perjuangan untuk mendapatkan hak atas PHK akan lebih nyata tercapai daripada menyandarkan kepada pihak yang tidak memiliki kepentingan secara langsung, terlebih pihak-pihak yang menjadikan situasi ini untuk mengeruk keuntungan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya, terlebih dalam situasi seperti saat ini dimana situasi menjelang pemilu. Banyak pihak-pihak yang sudah memulai untuk mencari muka seolah-olah peduli dengan nasib buruh dengan nasib rakayat tetapi yang sesungguhnya memiliki kepentingan untuk mencari dukungan dalam pemilu guna mendapatkan kekuasaan.
Belajar, Berorganisasi dan Berjuang adalah keharusan Kelas Buruh.
Hanya dengan belajar memahami siapa dirinya, apa masalah-masalah yang dihadapinya, sebab-sebab masalah yang dihadapinya serta atas hubungannya dalam produksi dengan majikan, maka kita sebagai buruh akan memiliki keteguhan serta keyakinan bahwa nasib yang dilami oleh kelas buruh Indonesia bukanlah sebuah kodrat/takdir yang di gariskan oleh sang pencipta, tetapi kesenjangan penghidupan antara majikan dengan buruh yang telah bekerja keras adalah disebabkan adanya satu system yang tidak adil, satu system yang menguntungkan minoritas orang sebagai pemilik dan menguasai alat-alat produksi dan mengorbankan mayoritas orang sebagai klas buruh. yaitu system kapitalisme yang menindas dan menghisap tenaga kerja.
Belajar atas keadaan-keadaan tersebut hanya dapat di temukan oleh kita sebagai buruh di dalam organisasasi serikat buruh, pelajaran atas kenyataan sosial tersebut tidak pernah kita temukan dalam bangku-bangku sekolah di tingkat manapun juga, maka sesungguhnya serikat buruh merupakan sekolah para buruh untuk memahami masalah-masalah sosial dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut melalui perjuangan massa yang terorganisasi dalam wadah serikat buruh yang betul-betul sebagai wadah perjuangan kelas buruh (serikat buruh Sejati).
Pengalaman Perjuangan SBGTS
Belajar dari pengalaman yang dilakukan oleh buruh PT. Megariamas Sentosa bahwa menjadi kebutuhan para buruh PT. Megariamas Sentosa untuk berorganisasi dan berupaya memperjuangakan atas keadaan yang telah puluhan tahun dirasakan adalah tindakan yang tepat yang telah di pilih dan merupakan keharusan sejarah. Upaya perjuangan dengan menempuh perjuangan massa merupakan tindakan yang sudah tepat pula, tetapi yang perlu ditarik pengalaman dan dijadikannya pelajaran bahwa perjuangan massa yang telah dilakukan haruslah disimpulkan, dinilai dengan jujur pengalaman tersebut atas keberhasilan-keberhasilan, penilaian atas segala keberhasilan sekecil apapun adalah keharusan, hal ini dilakukan bukan agar kita merasa puas atas keberhasilan tetapi sebagai sepirit/sebagai semangat untuk terus melakukan perjuangan. Karena jika setiap perjuangan yang telah kita lakukan tetapi kita tidak mampu menyimpulkan dan menilai atas keberhasilannya, halini bisa menyebabkan demoralisasi/jatuhnya moral perjuangan karena merasa tidak pernah ada hasilnya dan apa yang telah kita lakukan adalah sia-sia.
Penialan lain yang tidak kalah pentingnya adalah sisi kelemahan-kelamahan kita didalam melakukan perjuangan massa, pentingnya kita menilai terhadap berbagai kelemahan-kelamahan adalah bertujuan untuk menjadikan pengalaman dan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam perjuangan selanjutnya untuk memperkaya takti perjuangan agar kemenangan-kemenangan akan lebih besar dapat kita raih dan peroleh dalam perjuangan.
Maka dari pengalaman perjuangan massa yang telah dilakukan oleh SBGTS-GSBI PT. MS pada tangal 10 November 2008 hingga 25 November 2008 “Menolak PHK Sepihak 447 orang pimpinan dan anggota SBGTS-GSBI PT. MS”. Dalam kesimpulan menurut Herat saya dapat ditarik kesimpulan secara keseluruhan bahwa perjuangan massa tersebut tergolong sukses, dengan berbagai kelemahan dan persiapan yang sangat minim. Beberapa penilaian atas kemenangan-kemengan kecil dalam perjuangan massa tersebut adalah sebagai berikut;
Keberhasilan di lapangan politik bahwa perjuangan massa yang begitu sengit dilakukan telah melahirkan peningkatan kesadaran politik anggota dan pimpinan SBGTS-GSBI PT. Megariamas Sentosa, indikasinya adalah sudah mulai adanya pergeseran tentang pandangan siapa pengusaha? jika sebelumnya menilai bahwa Chris Canda sebagai pemilik pabrik adalah pengusaha baik dan tidak menindas dan menilai kesewenangan dan keadaan yang dialaminya merupakan ulah menegemen semata dan bukan atas kehendah pengusaha, hal ini kemudian berubah dan menyadari bahwa penyebab nasibnya terkhusus PHK-nya adalah ulah pengusaha, disisi lain juga adanya penilaian bahwa aparat pemerintah/pejabat pemerintah hari ini adalah mendukung pengusaha, dengan demikian pandangan mereka telah melahirkan kepercayaan diri untuk melakukan perjuangan. Selain itu dampak dari kampanye massa yang telah dilakukan membawa dampak yang cukup luas, hal ini dapat di lihat dari keberhasilan mengangkat masalah PHK yang dialami 447 orang, menjadi issu nasional bahkan dapat di katakana menjadi aikon/simbol masalah PHK akibat dari krisis global, dan telah mendapat perhatian cukup luas dan banyak kalangan.
Hal lainnya saat ini adalah sudah mendapat komitmen dukungan dari Kementerian Tenagakerja dan Transmigrasi RI yang akan memanggil pengusaha dan pihak-pihak terkait guna menyelesaikan perselisihan yang terjadi, dari Jamsostek yang akan mempermudah pencairan dana bantuan konpensasi bagi korban PHK terakhir adalah dari pihak KOMNAS HAM RI yang juga telah menerima dan akan terlibat untuk memberikan dukungan dengan melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran HAM dan Hak Ekosobnya dengan membentuk tim dan menjadi mediator dalam penyeleseian sengketa perburuhan yang dialami oleh ke 447 orang buruh PT. Megarimas Sentosa.
Terakhir saat ini adalah dimana dukungan dan solidaritas dari internacional terus mengalir untuk perjuangan ke 447 orang buruh PT. Megariamas Sentosa.
Keberhasilan dilapangan organisasi keberhasilan dalam lapangan organisasi akibat dari perjuangan massa yang telah dilakukan adalah terjadi peningkatan intensitas pertemuan-pertemuan dan dapat beroperasinya diskusi-diskusi dalam kelompok anggota, meskipun secara kwalitas belumlah dapat dinilai memuaskan, selain berkat perjuangan tersebut telah terjadi peningkatan kemampuan para pimpinan dalam hal ketrampilan, diantaranya, dalam menyelenggarakan diskusi, rapat dan kerja propaganda.
Keberhasilan ekonomi, seberapaun kecilnya keberhasilan dalam tuntutan pembayaran THR (hanya Rp. 500.000) adalah tetap suatu keberhasilan yang tidak mudah didapatkan tanpa perjuangan massa, hal ini telah terbukti bahwa begitu keras perjuangan yang telah dilakukan dan hal tersebut tidaklah mungkin dapat ditempuh hanya melalui surat permohonan, lobi-lobi/hanya satu atau dua pimpinan yang mempertanyakan maupun berunding, atau mengadukannya kepada pemerintah hal ini telah dibuktikan bersama.
Gelorakan terus perjuangan massa untuk menuntut hak atas PHK sepihak terhadap 447 orang pimpinan dan anggota SBGTS-GSBI PT. Megariamas Sentosa.
Proses PHK yang sudah memasuki bulan ke 6 (enam) ini haruslah menjadi pemikiran kita yang mendalam mengingat beberapa kondisi himpitan ekonomi semakin terasa hebat diantara kalangan anggota, maka untuk itu tak ada pilhan lain keculai meningkatkan perjuangan yang telah kita lakukan, hal ini bertujuan sebagai upaya pemaksa terhadap pihak pengusaha agar memberikan segalahak atas PHK yang sedang kita alami.
Menyerah dalam pertengahan perjuangan hanya akan membawa semakin semena-menanya para pengusaha terhadap para buruhnya, mengingat perjuangan yang telah dilakukan oleh SBGTS telah menjadi perhatian banyak kalangan dan hal ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi buruh secara umum dalam melakukan setiap perjuangannya.
Selamat berjuang
* Kepala Dept. Jaringan Kerja dan Hubungan Internasional DPP.GSBI
Oleh : Moch. Ali *
“Sejak Agustus 2008, Tindakan penindasan dan penghisapan yang telah puluhan tahun dilakukan oleh Pengusaha PT. Megariamas Sentosa terhadap para buruhnya telah mencapai puncak kekejamannya, setelah habis menindas dan menghisap tenaga para buruhnya selama puluhan tahun pengusaha mencampakkan dengan melakukan PHK, tanpa menghiraukan atas hak –hak yang melekat pada sang buruh. Tindakan pengusaha tidaklah tepat jika kita membiarkan, maka berjuang untuk mendapatkan hak adalah keharusan sejarah bagi kita sebagai klas buruh demi kehidupan dan masa depan cemerlang klas buruh dimasa mendatang”
Indonesia kembali dilanda krisis sebagai dampak dari krisis global yang di awali krisis keuangan di Amerika Serikat, begitu hampir seluruh orang seantero pelosok dunia membicarakannya, mulai dari presiden, para pejabat pemerintah, para politikus, para pengamat ekonom, sampai para ibu rumah tangga, bahkan anak-anak pun sering menyinggung ketika tidak dapat membeli jajan mereka beralasan lagi krisis. Ya krisis yang terjadi saat ini bukan saja menjadi pembicaraan, tetapi telah dirasakan oleh seluruh penduduk di Indonesia bahkan menjadi kepanikan dari pemerintah, tetapi kepanikan pemerintah hari ini taklebih bagaimana mereka menyelamatkan kepentingan dirinya sendiri dan kelompoknya, hal ini dapat di buktikan dengan berbagai kebijakan yang dikelurkan oleh SBY, sama sekali tidak menyelamatkan rakyat (kelas buruh, kaum tani, nelayan, kaum miskin kota, pedagang kaki lima, pengusaha kecil menengah dll), tetapi kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk menyelamatkan para pengusaha besar komperador (kaki tangan kapitalis besar internasional/asing) salah satu buktinya adalah SBY menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menalangi 0,21 persen penduduk Indoensia sebagai konglongmerat, salah satunya Bakrie (seorang pengusaha besar komperador yang usahanya ambruk dilanda krisis keuangan) dan hal ini sangat bertolak belakang dengan kebijakannya ketika bulan Mei 2008 yang lalu, ketika harga minyak dunia meningkat SBY beralasan APBN jebol dan harus mengurangi subsidi untuk rakyat maka SBY menaikan harga BBM. Bukti lain adalah disatu sisi SBY menyelamatkan Para pengusaha besar komperador, disisi lain SBY mengorbankan buruh dengan mengeluarkan kebijakan pembatasan Upah dengan mengeluarkan PB 4 Menteri /SKB 4 Menteri. Ini sudah membuktikan bahwa pemerintahan hari ini yang dipimpin oleh SBY-Kalla merupakan pemerintahan komperador (kakitangan Imperialisme Amerika Serikat).
Mengapa ada krisis?
Dalam kesempatan ini tak mungkin kita dapat membahas sebab-sebab terjadinya krisis dengan komperhensi/menyeluruh, tetapi yang menjadi akar masalah terjadinya krisis taklain dan takbukan adalah system capital itu sendiri. Karena system capitalism dalam memproduksi barang dagangan tidak pernah memperhitungkan atas kebutuhan seberapa banyak kebutuhan umat manusia atas barang dan jasa atau biasa disebut dengan anarki produksi, mereka memproduksi dan terus memproduksi dengan harapan dapat mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya sebagai upaya melakukan akumulasi atas modalnya, disisi lain barang dagangan yang diproduksi dan telah beredar dipasar dengan melimpah ruah tidak dapat di beli oleh masyarakat karena rendahnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari rendahnya pendapatan perkapital (orang), karena upah yang di terima oleh klas pekerja merupakan upah murah yang tidak cukup untuk membeli hasil produksinya sendiri. Selain anarki produksi yang akan terus melahirkan krisis, system capitalism merupakan penghancur tenaga produktif dengan melahirkan PHK.
Mengapa Capitalism melahirkan PHK?
Sebab System Capitalism adalah system yang penuh dengan kontradiksi-kontradiksi/pertentangan-pertentangan. Salah satu pertentangannya adalah pertentangan di antara kapitalis itu sendiri. Antara pengusaha satu dengan pengusaha lain saling bersaing, saling menghancurkan diantara mereka, dan untuk memenangkan persaingan antara mereka terus melakukan efisiensi didalam produksinya dengan berbagai cara diantaranya, melakukan produski massal (produksi besar-besaran) dengan menggunakan perkembangan teknologi, Hal ini dapat kita lihat dari perubahan, perkembangan dan peningkatan mesin-mesin produksi menjadi lebih canggih, dimana hal ini mengakibatkan pengurangan tenaga kerja, karena mesin yang cangih dapat memproduksi lebih banyak dengan tenaga kerja lebih sedikit. Inilah yang menjadi sebab utama lahirnya PHK.
Selain itu efisiensi juga di tempuh dengan melakukan efisiensi/pengurangan biaya produksi melalui penurunan biaya tenagakerja, hal ini yang paling mungkin di tempuh oleh mereka karena efisiensi tidak dapat dilakukan oleh para pengusaha melalui pengurangan harga bahan baku, mesin, listrik, BBM, transportasi dan lain sebagainya, efisiensi hanya dapat dilakukan oleh pengusaha hanya melalui pengurangan biaya tenaga kerja melalui, pengurangan-pengurangan tunjangan, upah dan lain sebagainya. Cara lain yang dilakukan oleh para pengusaha dan saat ini sudah sangat marak adalah dengan melakukan PHK yang bertujuan melakukan perubahan status buruh tetap menjadi buruh berstatus kontrak dan outsourcing. Mengingat dengan menggunakan buruh kontrak dan outsourcing, pengusaha akan lebih sedikit untuk mengeluarkan biaya karena tidak perlu memberikan tunjangan-tunjangan bahkan banyak diantaranya memberlakukan upah di bawah ketentuan yang berlaku dan tidak memiliki kewajiban memberikan pesangon kepada buruh ketika mereka melakukan PHK. Jadi satu hal yang pasti PHK tidak dapat di cegah oleh siapapun/PHK adalah hal yang pasti jika system capitalism masih di pertahankan. Tetapi yang menjadi catatan penting dalam hal ini adalah bukan berarti kita anti dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, yang menjadi ketidak setujuan kita adalah kemajuan teknologi bukan di peruntukkan bagi kepentingan seluruh uamat manusia tetapi hanya di kuasia oleh segelintir orang/perorangan, yang kemudian menyebabkan terjadinya penghisapan manusia atas manusia. Karena merasa memiliki kekuasaan atas alat-alat produksi, para pemilik alat produksi tidak bekerja tetapi menguasai sepenuhnya atas hasil produksi klas buruh.
Bagaimana dampak krisis terhadap Klas Buruh Indonesia?
Krisis yang melanda Amerika Serikat telah berdampak keseluruh Negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia sebagai Negara yang sangat menggantungkan dirinya kepada Imperialisme, ketergantungan Indonesia terhadap Imperialisme diantaranya dalam hal ekonomi, politik, budaya bahkan militer. Ketergantungan ekonomi mulai dari modal, bahan baku dan orentasi/tujuan pasar produksinya, maka takhayal jika saat ini Imperialisme dilanda krisis maka Indonesia tidak dapat lepas dari krisis tersebut, dan lebih ironi adalah dampak krisis saat ini yang paling merasakan adalah klas buruh, kaum tani dan rakyat miskin lainnya.
Kelas buruh Indonesia korban pertama dan paling hebat akibat krisis saat ini.
Secara umum jauh sebelum Amerika Seriksat atau dunia dalam mengalami krisis kelas buruh Indonesia telah jauh hari mengalami krisis, upah yang tak pernah mencukupi kebutuhan hidup yang wajar/layak, di tambah dampak/akibat krisis yang melanda dunia saat ini adalah menyebabkan gelombang PHK besar-besaran akan menimpa Kelas Buruh Indonesia dan bahkan telah berlangsung saat ini. Selain PHK dampak yang akan terjadi bagi buruh-buruh yang masih bekerja atau menjadi korban PHK mereka dapat dipastikan akan mengalami kemrosotan penghidupan yang luar biasa, selain pendapatan yang tidak pernah dapat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, kini telah terancam dengan penurunan upah akibat dari pembatasan kenaikan upah oleh pemerintahan SBY-Kalla dengan mengeluarkan PB/SKB 4 Mentri disatu sisi dan menanggung beban hidup yang menigkat begitu besar akibat dari kenaikan berbagai kebutuhan hidup disisi lain. Meskipun pemerintahan SBY-Kalla belum lama telah menurunkan harga BBM tetapi ternyata hal ini sama-sekali tidak dapat menurunkan harga segala kebutuhan hidup, bahkan tidak mampu menurunkan tarif dari angkutan/transportasi.
Dampak lain bagi klas buruh yang belum terkena PHK juga terancam dengan penggantian status kerja mereka, sebagai akibat dari kebijakan para pengusaha yang telah didukung oleh pemerintah melalui pe-legal-an/diperbolehkannya pengusaha untuk menggunakan buruh kontrak dan outsourcing melalui undang-undang NO. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Kebijakan SBY-Kalla dengan melakukan penurunan BBM saat ini sangat syarat politis untuk kepentingan dirinya mencalonkan kembali dalam pemilu tahun 2009. Kehipupan dan kemerosatan ekonomi ini juga telah di rasakan oleh buruh PT. Megariamas Sentosa khususnya 447 orang yang saat ini mengalami PHK, terlebih lebih lima bulan perusahaan tidak membayarkan upah.
Krisis merlahirkan perlawanan rakyat.
Kemerosotan ekonomi dan meningkatnya kemiskinan penduduk dunia memicu meningkatnya perjuangan massa dan perlawanan rakyat, takterkeculai di Indonesia, bahwa karena himpitan ekonomi dan berbagai kesulitan yang di hadapi oleh seluruh rakyat Indonesia melahirkan kesadaran maju dalam gerakan rakyat, bahwa rakyat hari ini telah merosot kepercayaan terhadap para penguasa akan mampu menylesaikan masalah yang sedang mereka hadapi, maka rakyat lebih memilih melakukan perlawanan dan perjuangan derngan caranya sendiri yaitu dengan melakukan perjuangan-perjuangan massa, protes-protes, demontrasi-demontrasi ke pusat-pusat pemerintahan untuk menyampaikan tuntutannya.
Hal ini merupakan perkembangan baik bagi bangkitnya gerakan Rakyat, bukti dari kebangkitan rakyat di Indonesia dapat kita saksikan dalam pemberitaan hampir setiap hari dan hampir diseluruh pelosok daerah, aksi-aksi dan demontrasi dilakukan oleh seluruh golongan dan sector rakyat seperti aksi kaum tani, mahasiswa, buruh, para pedagang, sopir angkutan, pengawai negeri rendahan, pamong desa, para guru, bahkan polisi, dengan berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Meskipun demikian kadar dari perlawanan saat ini masihlah sangat bersifat spontan, sporadis dan sangat ekonomis. Tetapi hal ini adalah angin segar bagi perjuangan massa rakyat Indonesia, karena perjuangan yang paling tepat hari ini adalah bagaimana rakyat memiliki cara sendiri untuk merubah nasibnya dengan jalan perjuangan massa tetapi yang harus dijadikan catatan adalah kesadara ini yang harus ditingkatkan dan diorganisasikan agar perjuangan/perlawanan yang meningkat ini dapat memikili keberlanjutan dan daya tahan.
Keadaan gambaran umum diatas sebagaimana juga keadaan yang terjadi di PT. Megariamas Sentosa. Untuk melakukan efisiensi pengusaha PT. Megariamas Sentosa telah merencankan jauh hari untuk mengganti buruh-buruhnya yang telah puluhan tahun bekerja dengan status tetap dengan buruh baru dengan status kontrak dan outsourcing. Hal ini tak lain dan tak bukan untuk menigkatkan keuntungan yang mereka peroleh. Pengusaha PT. Megariamas Sentosa mengunakan momentum perjuangan buruhnya ketika melakukan perjuangan perbaikan kondisi kerja dengan mengelar aksi mogok kerja dan dijadikannya alasan untuk mem-PHK padahal hal ini bertentangan dengan hukum yang berlaku yaitu perlindungan atas mogok kerja bagi buruh, terlebih dengan sangat pongah dan sombong mereka menantang kepada buruhnya bahwa tindakannya memang telah melanggar hukum tetapi pengusaha menyatakan tidak takut karena tidak ada sanksi bagi pelangaran yang dilakukannya. Kepercayaan diri pengusaha ini didasarkan pada dukungan para pejabat pemerintah terhadapnya, mengingat para pejabat pemerintah hari ini berwatak “Kapital Birokrat” atau birokrat/pejabat yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadinya, dan sudah pasti akan mengorbankan kepentingan dan merugikan rakyat.
PHK yang dialami oleh 447 orang buruh PT. Megariamas Sentosa yang merupakan anggota SBGTS-GSBI PT. Megariamas Sentosa sejak bulan Agustus 2008 telah membangkitkan perjuangan sengit dan militan para buruh PT. Megariamas Sentosa, hal ini telah terbukti dalam perjuangan yang dimulai pada November 2008 yang lalu, dan telah mengalami keberhasil-keberhasilan kecil. Maka hal ini haruslah terus ditingkatkan dan dimajukan serta lebih diorganisasikan agar memiliki daya juang yang lebih berkelanjutan. Karena hanya melalui perjuangan yang demikian maka keberhasilan perjuangan untuk mendapatkan hak atas PHK akan lebih nyata tercapai daripada menyandarkan kepada pihak yang tidak memiliki kepentingan secara langsung, terlebih pihak-pihak yang menjadikan situasi ini untuk mengeruk keuntungan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya, terlebih dalam situasi seperti saat ini dimana situasi menjelang pemilu. Banyak pihak-pihak yang sudah memulai untuk mencari muka seolah-olah peduli dengan nasib buruh dengan nasib rakayat tetapi yang sesungguhnya memiliki kepentingan untuk mencari dukungan dalam pemilu guna mendapatkan kekuasaan.
Belajar, Berorganisasi dan Berjuang adalah keharusan Kelas Buruh.
Hanya dengan belajar memahami siapa dirinya, apa masalah-masalah yang dihadapinya, sebab-sebab masalah yang dihadapinya serta atas hubungannya dalam produksi dengan majikan, maka kita sebagai buruh akan memiliki keteguhan serta keyakinan bahwa nasib yang dilami oleh kelas buruh Indonesia bukanlah sebuah kodrat/takdir yang di gariskan oleh sang pencipta, tetapi kesenjangan penghidupan antara majikan dengan buruh yang telah bekerja keras adalah disebabkan adanya satu system yang tidak adil, satu system yang menguntungkan minoritas orang sebagai pemilik dan menguasai alat-alat produksi dan mengorbankan mayoritas orang sebagai klas buruh. yaitu system kapitalisme yang menindas dan menghisap tenaga kerja.
Belajar atas keadaan-keadaan tersebut hanya dapat di temukan oleh kita sebagai buruh di dalam organisasasi serikat buruh, pelajaran atas kenyataan sosial tersebut tidak pernah kita temukan dalam bangku-bangku sekolah di tingkat manapun juga, maka sesungguhnya serikat buruh merupakan sekolah para buruh untuk memahami masalah-masalah sosial dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut melalui perjuangan massa yang terorganisasi dalam wadah serikat buruh yang betul-betul sebagai wadah perjuangan kelas buruh (serikat buruh Sejati).
Pengalaman Perjuangan SBGTS
Belajar dari pengalaman yang dilakukan oleh buruh PT. Megariamas Sentosa bahwa menjadi kebutuhan para buruh PT. Megariamas Sentosa untuk berorganisasi dan berupaya memperjuangakan atas keadaan yang telah puluhan tahun dirasakan adalah tindakan yang tepat yang telah di pilih dan merupakan keharusan sejarah. Upaya perjuangan dengan menempuh perjuangan massa merupakan tindakan yang sudah tepat pula, tetapi yang perlu ditarik pengalaman dan dijadikannya pelajaran bahwa perjuangan massa yang telah dilakukan haruslah disimpulkan, dinilai dengan jujur pengalaman tersebut atas keberhasilan-keberhasilan, penilaian atas segala keberhasilan sekecil apapun adalah keharusan, hal ini dilakukan bukan agar kita merasa puas atas keberhasilan tetapi sebagai sepirit/sebagai semangat untuk terus melakukan perjuangan. Karena jika setiap perjuangan yang telah kita lakukan tetapi kita tidak mampu menyimpulkan dan menilai atas keberhasilannya, halini bisa menyebabkan demoralisasi/jatuhnya moral perjuangan karena merasa tidak pernah ada hasilnya dan apa yang telah kita lakukan adalah sia-sia.
Penialan lain yang tidak kalah pentingnya adalah sisi kelemahan-kelamahan kita didalam melakukan perjuangan massa, pentingnya kita menilai terhadap berbagai kelemahan-kelamahan adalah bertujuan untuk menjadikan pengalaman dan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam perjuangan selanjutnya untuk memperkaya takti perjuangan agar kemenangan-kemenangan akan lebih besar dapat kita raih dan peroleh dalam perjuangan.
Maka dari pengalaman perjuangan massa yang telah dilakukan oleh SBGTS-GSBI PT. MS pada tangal 10 November 2008 hingga 25 November 2008 “Menolak PHK Sepihak 447 orang pimpinan dan anggota SBGTS-GSBI PT. MS”. Dalam kesimpulan menurut Herat saya dapat ditarik kesimpulan secara keseluruhan bahwa perjuangan massa tersebut tergolong sukses, dengan berbagai kelemahan dan persiapan yang sangat minim. Beberapa penilaian atas kemenangan-kemengan kecil dalam perjuangan massa tersebut adalah sebagai berikut;
Keberhasilan di lapangan politik bahwa perjuangan massa yang begitu sengit dilakukan telah melahirkan peningkatan kesadaran politik anggota dan pimpinan SBGTS-GSBI PT. Megariamas Sentosa, indikasinya adalah sudah mulai adanya pergeseran tentang pandangan siapa pengusaha? jika sebelumnya menilai bahwa Chris Canda sebagai pemilik pabrik adalah pengusaha baik dan tidak menindas dan menilai kesewenangan dan keadaan yang dialaminya merupakan ulah menegemen semata dan bukan atas kehendah pengusaha, hal ini kemudian berubah dan menyadari bahwa penyebab nasibnya terkhusus PHK-nya adalah ulah pengusaha, disisi lain juga adanya penilaian bahwa aparat pemerintah/pejabat pemerintah hari ini adalah mendukung pengusaha, dengan demikian pandangan mereka telah melahirkan kepercayaan diri untuk melakukan perjuangan. Selain itu dampak dari kampanye massa yang telah dilakukan membawa dampak yang cukup luas, hal ini dapat di lihat dari keberhasilan mengangkat masalah PHK yang dialami 447 orang, menjadi issu nasional bahkan dapat di katakana menjadi aikon/simbol masalah PHK akibat dari krisis global, dan telah mendapat perhatian cukup luas dan banyak kalangan.
Hal lainnya saat ini adalah sudah mendapat komitmen dukungan dari Kementerian Tenagakerja dan Transmigrasi RI yang akan memanggil pengusaha dan pihak-pihak terkait guna menyelesaikan perselisihan yang terjadi, dari Jamsostek yang akan mempermudah pencairan dana bantuan konpensasi bagi korban PHK terakhir adalah dari pihak KOMNAS HAM RI yang juga telah menerima dan akan terlibat untuk memberikan dukungan dengan melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran HAM dan Hak Ekosobnya dengan membentuk tim dan menjadi mediator dalam penyeleseian sengketa perburuhan yang dialami oleh ke 447 orang buruh PT. Megarimas Sentosa.
Terakhir saat ini adalah dimana dukungan dan solidaritas dari internacional terus mengalir untuk perjuangan ke 447 orang buruh PT. Megariamas Sentosa.
Keberhasilan dilapangan organisasi keberhasilan dalam lapangan organisasi akibat dari perjuangan massa yang telah dilakukan adalah terjadi peningkatan intensitas pertemuan-pertemuan dan dapat beroperasinya diskusi-diskusi dalam kelompok anggota, meskipun secara kwalitas belumlah dapat dinilai memuaskan, selain berkat perjuangan tersebut telah terjadi peningkatan kemampuan para pimpinan dalam hal ketrampilan, diantaranya, dalam menyelenggarakan diskusi, rapat dan kerja propaganda.
Keberhasilan ekonomi, seberapaun kecilnya keberhasilan dalam tuntutan pembayaran THR (hanya Rp. 500.000) adalah tetap suatu keberhasilan yang tidak mudah didapatkan tanpa perjuangan massa, hal ini telah terbukti bahwa begitu keras perjuangan yang telah dilakukan dan hal tersebut tidaklah mungkin dapat ditempuh hanya melalui surat permohonan, lobi-lobi/hanya satu atau dua pimpinan yang mempertanyakan maupun berunding, atau mengadukannya kepada pemerintah hal ini telah dibuktikan bersama.
Gelorakan terus perjuangan massa untuk menuntut hak atas PHK sepihak terhadap 447 orang pimpinan dan anggota SBGTS-GSBI PT. Megariamas Sentosa.
Proses PHK yang sudah memasuki bulan ke 6 (enam) ini haruslah menjadi pemikiran kita yang mendalam mengingat beberapa kondisi himpitan ekonomi semakin terasa hebat diantara kalangan anggota, maka untuk itu tak ada pilhan lain keculai meningkatkan perjuangan yang telah kita lakukan, hal ini bertujuan sebagai upaya pemaksa terhadap pihak pengusaha agar memberikan segalahak atas PHK yang sedang kita alami.
Menyerah dalam pertengahan perjuangan hanya akan membawa semakin semena-menanya para pengusaha terhadap para buruhnya, mengingat perjuangan yang telah dilakukan oleh SBGTS telah menjadi perhatian banyak kalangan dan hal ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi buruh secara umum dalam melakukan setiap perjuangannya.
Selamat berjuang
* Kepala Dept. Jaringan Kerja dan Hubungan Internasional DPP.GSBI