PHK DI PT. INTERTATION NICKEL Tbk (INCO)
Dengan alasan krisis ekonomi global yang telah memukul jatuh harga komoditas nikel dan berdampak negatif pada kinerja keuangan perusahaan, P...
https://www.infogsbi.or.id/2009/07/phk-di-pt-intertation-nickel-tbk-inco.html
Dengan alasan krisis ekonomi global yang telah memukul jatuh harga komoditas nikel dan berdampak negatif pada kinerja keuangan perusahaan, PT. INCO melakukan PHK terhadap 87 pekerjanya di tambah 2 (dua) orang pengurus serikat, PT. INCO juga rencananya akan melakukan PHK pada tahap kedua terhadap 500 pekerja lainnya, yang di katakan oleh Direktur Komunikasi INCO, Janus Siahaan PHK ini dilakukan dimana perseroan sedang melakukan efisiensi. "Restrukturisasi ini meliputi penghapusan jenjang posisi dan jabatan sehingga konsekuensinya orang-orang yang menempati posisi tersebut diminta mengikuti program restrukturisasi. Ini karena ada departemen-departemen di perusahaan yang dihapuskan sebagai langkah efisiensi," katanya.
Atas permasalahan tersebut Departemen ESDM memanggil Presiden Direktur INCO Arif S Siregar menghadap ke ESDM sore ini (28/7/2009), yaitu untuk meminta manajemen PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) memberikan penjelasan soal rencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 500 karyawan.
ESDM sendiri menurut Dirjen Minerbapum Bambang Setiawan, telah memberikan anjuran kepada manajemen INCO agar menimbang kembali rencana PHK tersebut, terutama mengingat INCO telah menggunakan energi murah sehingga dari segi biaya produksi lebih murah ketimbang perusahaan-perusahaan tambang lainnya. Kita bilang kasih tahu headquarter-nya kalau pemerintah Indonesia tidak mau kalau ada PHK. Apalagi dijaman kaya gini janganlah ada PHK," ungkapnya.
Laba Bersih Inco Terpangkas 87%
Sebagaimana di lansir oleh detikFinance pada Kamis, 07/05/2009 PT International Nickel Indonesia Tbk mencatat penurunan laba bersih yang cukup signifikan hingga 87% pada triwulan I-2009. Inco hanya meraup laba bersih US$ 17,2 juta (US$ 0,002 per saham) pada triwulan I-2009, dibandingkan laba US$ 139,6 juta (US$ 0,014 per saham) pada triwulan I-2008.
Namun laba bersih triwulan I-2009 itu sudah lebih baik ketimbang rugi bersih US$ 9,8 juta (US$ 0,001 per saham) yang dicetak Inco pada triwulan IV-2008.
Penjualan Inco mencapai US$ 121,4 juta selama periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009, dibandingkan dengan penjualan sebesar US$ 380 juta pada triwulan yang sama tahun 2008. Total EBITDA sebesar US$ 46,3 juta untuk triwulan pertama tahun 2009, dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2008 sebesar US$ 221,8 juta.
Presiden Direktur PT Inco, Arif Siregar mengatakan, kondisi perseroan selama triwulan I-2009 ini sudah lebih baik dibandingkan pada triwulan IV-2009, berkat pengurangan biaya operasi meski terjadi penurunan harga realisasi rata-rata nikel dalam matte sebesar 22%.
Pada triwulan I-2009, Inco hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk operasinya di Sorowako, sehingga berhasil menekan biaya produksi secara signifikan. Produksi nikel dalam matte selama triwulan pertama tahun 2009 mencapai 16.200 metrik ton, dibandingkan dengan produksi triwulan terakhir tahun 2008 sebesar 17.300 metrik ton.
"Selain memperoleh manfaat dengan turunnya harga-harga bahan baku pokok, Perseroan juga terus memusatkan perhatiannya pada efisiensi operasi dalam bidang-bidang seperti sumber daya manusia, pemakaian komoditas dan juga pengelolaan kontrak dan jasa," jelas Arif dalam siaran persnya, Kamis (7/5/2009).
Produksi nikel dalam matte Inco selama triwulan I-2009 tercatat turun 20% dibandingkan triwulan I-2008. Angka tersebut sudah sesuai dengan proyeksi perseroan seiring keputusan manajemen untuk menghentikan pemakaian pembangkit listrik tenaga termal pada Oktober 2008 dengan tujuan menjaga tingkat keuntungan Perseroan.
Di tengah kondisi pasar seperti ini, Inco menggunakan strategi untuk melanjutkan penggunaan listrik PLTA saja untuk kegiatan operasi di Sorowako.
"Kami yakin bahwa ketinggian permukaan air yang cukup untuk PLTA akan berlanjut untuk menopang produksi nikel dalam matte sepanjang tahun 2009," ujar Arif.
Harga realisasi rata-rata nikel dalam matte PT Inco adalah US$ 8,309 per metrik ton pada triwulan I-2009, anjlok tajam dibandingkan dengan US$ 21,188 per metrik ton pada periode yang sama tahun 2008 dan US$ 10,675 per metrik ton pada triwulan IV-2008.
Harga pokok penjualan pada triwulan pertama 2009 turun menjadi US$ 114,6 juta dari US$ 177,6 juta pada triwulan yang sama tahun 2008. Biaya produksi tunai per unit pada triwulan pertama tahun 2009 turun sebesar 26,7% dibandingkan triwulan pertama tahun 2008. []