Tenaga Kerja Kompetitif, RI Banjir Order Sepatu
Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan beberapa alasan para investor bidang persepatuan asing memindahkan sebagian orde...
https://www.infogsbi.or.id/2010/01/tenaga-kerja-kompetitif-ri-banjir-order.html?m=0
Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan beberapa alasan para investor bidang persepatuan asing memindahkan sebagian ordernya dari Vietnam dan China ke Indonesia karena alasan tenaga kerja Indonesia yang lebih kompetitif dari dua negera tersebut.
Namun dari keunggulan tersebut, para investor menyatakan soal infrastruktur Indonesia harus banyak berbenah, dari sisi kelas infrastruktur RI hanya setingkat Vietnam yang merupakan negeri pasca konflik.
"Dengan Vietnam kita sebanding (infrastrukturnya) kalau China lebih unggul dari kita," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat ditemui di sela-sela acara kunjungannya di pabrik Panarub Dwikarya, Tangerang Banten, Rabu (27/1/2010).
Mari mengungkapkan hal ini setelah ia bertemu dengan para buyer (investor) sepatu New Balance di pabrik Panarub. Seperti diketahui New Balance telah mengalihkan ordernya sebanyak 270.000 per bulan ke Indonesia melalui Panarub sejak Mei 2009 lalu dari pabriknya di Vietnam dan China.
Dikatakan Mari setidaknya ada empat faktor yang menjadi perbandingan tingkat iklim usaha persepatuan di Indonesia dengan China dan Vietnam di mata para investor. Faktor pertama, dari sisi tenaga kerja biaya maupun produktivitas tenaga kerja Indonesia relatif sama kompetitifnya dengan tenaga kerja China maupun Vietnam.
"Untuk hal ini Indonesia punya keunggulan yaitu tingkat keluar masuknya (turn over karyawan) rendah," jelas Mari.
Masalah kedua adalah Indonesia relatif dinilai memiliki stabilitas politik yang terjaga dibandingkan dengan kedua negara tersebut. Ketiga soal ketersediaan bahan bahan baku yang cukup, meskipun para investor mendesak perlu lebih ditingkatkan lagi. Khususnya untuk bahan baku pembuatan sepatu olahraga, karena sebanyak 60% telah dipasok dari komponen lokal.
"Keempat mereka minta tingkatkan masalah infrastruktur, " katanya.
Ia menambahkan sejak tahun 2008 lalu Indonesia sudah kedatangan para investor persepatuan dari China yang jumlahnya hingga 25 investor baru. Kondisi ini tentunya akan semakin meningkat ketika pembenahan infrastruktur seperti pembenahan logistik dan listrik akan terus menjadi prioritas pemerintah.
"Kita harapkan dalam beberapa tahun ke depan hal itu harus segera diatasi," katanya.
Sumber : Suhendra - detikFinance
Namun dari keunggulan tersebut, para investor menyatakan soal infrastruktur Indonesia harus banyak berbenah, dari sisi kelas infrastruktur RI hanya setingkat Vietnam yang merupakan negeri pasca konflik.
"Dengan Vietnam kita sebanding (infrastrukturnya) kalau China lebih unggul dari kita," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat ditemui di sela-sela acara kunjungannya di pabrik Panarub Dwikarya, Tangerang Banten, Rabu (27/1/2010).
Mari mengungkapkan hal ini setelah ia bertemu dengan para buyer (investor) sepatu New Balance di pabrik Panarub. Seperti diketahui New Balance telah mengalihkan ordernya sebanyak 270.000 per bulan ke Indonesia melalui Panarub sejak Mei 2009 lalu dari pabriknya di Vietnam dan China.
Dikatakan Mari setidaknya ada empat faktor yang menjadi perbandingan tingkat iklim usaha persepatuan di Indonesia dengan China dan Vietnam di mata para investor. Faktor pertama, dari sisi tenaga kerja biaya maupun produktivitas tenaga kerja Indonesia relatif sama kompetitifnya dengan tenaga kerja China maupun Vietnam.
"Untuk hal ini Indonesia punya keunggulan yaitu tingkat keluar masuknya (turn over karyawan) rendah," jelas Mari.
Masalah kedua adalah Indonesia relatif dinilai memiliki stabilitas politik yang terjaga dibandingkan dengan kedua negara tersebut. Ketiga soal ketersediaan bahan bahan baku yang cukup, meskipun para investor mendesak perlu lebih ditingkatkan lagi. Khususnya untuk bahan baku pembuatan sepatu olahraga, karena sebanyak 60% telah dipasok dari komponen lokal.
"Keempat mereka minta tingkatkan masalah infrastruktur, " katanya.
Ia menambahkan sejak tahun 2008 lalu Indonesia sudah kedatangan para investor persepatuan dari China yang jumlahnya hingga 25 investor baru. Kondisi ini tentunya akan semakin meningkat ketika pembenahan infrastruktur seperti pembenahan logistik dan listrik akan terus menjadi prioritas pemerintah.
"Kita harapkan dalam beberapa tahun ke depan hal itu harus segera diatasi," katanya.
Sumber : Suhendra - detikFinance