KAOS NIKE UNTUK PIALA DUNIA DIPRODUKSI BURUH MURAH DI INDONESIA,” KATA MANTAN ATLET SEPAKBOLA AS
(Jakarta, 15 Juni 2010) Selagi penggemar sepakbola seluruh dunia tengah menikmati suguhan Piala Dunia 2010, mantan atlet profesional sepakbo...
https://www.infogsbi.or.id/2010/06/kaos-nike-untuk-piala-dunia-diproduksi.html
(Jakarta, 15 Juni 2010) Selagi penggemar sepakbola seluruh dunia tengah menikmati suguhan Piala Dunia 2010, mantan atlet profesional sepakbola Amerika Serikat melintasi jalan berdebu dan menyusuri daerah pemukiman kumuh di kawasan industri di Indonesia, mencari para pekerja yang membanting tulang memproduksi kaos sepakbola Nike yang digunakan oleh tim nasional AS, Australia, Inggris dan Belanda.
Jim Keady, yang dulunya membantu kiper US International dan Everton FC, Tim Howard, melaporkan temuannya di Kantor LBH Jakarta, hari ini.
“Kaos Nike dan Umbro yang digunakan oleh Timnas AS, Belanda, Brazil, Australia dan Inggris dibuat oleh buruh-buruh Indonesia yang diupah rendah (sweatshops),” kata Keady. “Ini sama sekali tidak adil.”
Nike mendapatkan puluhan juta dolar AS dari penjualan kaos-kaos Piala Dunia. Satu kaos “original” Timnas Brazil dijual dengan harga hampir Rp 1,2 juta di Senayan City, Jakarta—lebih dari upah minimum rata-rata buruh yang bekerja di pabrik pembuat kaos tersebut. Nike tidak sendirian menikmati keuntungan yang dihasilan oleh buruh Indonesia. Federasi Sepakbola Brazil mendapatkan 220 juta dolar AS dari kontrak mereka dengan Nike. Begitu juga pemain sepakbola seperti Wayne Rooney, Franck Ribery, dan Landon Donovan yang dibayar jutaan dolar untuk mempromosikan produk Nike.
“Nike semakin bertambah kaya, federasi sepakbola makin kaya, pemain sepakbola juga semakin kaya, tetapi buruh-buruh Nike terus-menerus hidup dalam kemiskinan,” lanjut Keady.
Keady yakin kunci menuju kesejahteraan buruh Nike adalah membuat perjanjian kerja bersama (PKB) antara tiga pihak: buruh-manajemen pabrik-Nike. Ketiganya melakukan negosiasi yang memasukkan komponen upah yang mengikat secara hukum. Selama ini, perjanjian kerja bersama hanya dilakukan antara serikat pekerja dan manajemen pabrik.
Untuk meningkatkan tekanan publik kepada Nike agar PKB tiga pihak ini terlaksana, Keady mendorong keterlibatan warga sipil bergabung dengan kampanye Team Sweat (www.teamsweat.org). Team Sweat adalah koalisi internasional dari konsumen, investor, atlet dan buruh yang memperjuangkan upah layak di pabrik-pabrik Nike di seluruh dunia.
http://www.facebook.com/TeamSweat?ref=ts#!/notes/team-sweat/kaos-nike-untuk-piala-dunia-diproduksi-buruh-murah-di-indonesia-kata-mantan-atle/397230361378
Jim Keady, yang dulunya membantu kiper US International dan Everton FC, Tim Howard, melaporkan temuannya di Kantor LBH Jakarta, hari ini.
“Kaos Nike dan Umbro yang digunakan oleh Timnas AS, Belanda, Brazil, Australia dan Inggris dibuat oleh buruh-buruh Indonesia yang diupah rendah (sweatshops),” kata Keady. “Ini sama sekali tidak adil.”
Nike mendapatkan puluhan juta dolar AS dari penjualan kaos-kaos Piala Dunia. Satu kaos “original” Timnas Brazil dijual dengan harga hampir Rp 1,2 juta di Senayan City, Jakarta—lebih dari upah minimum rata-rata buruh yang bekerja di pabrik pembuat kaos tersebut. Nike tidak sendirian menikmati keuntungan yang dihasilan oleh buruh Indonesia. Federasi Sepakbola Brazil mendapatkan 220 juta dolar AS dari kontrak mereka dengan Nike. Begitu juga pemain sepakbola seperti Wayne Rooney, Franck Ribery, dan Landon Donovan yang dibayar jutaan dolar untuk mempromosikan produk Nike.
“Nike semakin bertambah kaya, federasi sepakbola makin kaya, pemain sepakbola juga semakin kaya, tetapi buruh-buruh Nike terus-menerus hidup dalam kemiskinan,” lanjut Keady.
Keady yakin kunci menuju kesejahteraan buruh Nike adalah membuat perjanjian kerja bersama (PKB) antara tiga pihak: buruh-manajemen pabrik-Nike. Ketiganya melakukan negosiasi yang memasukkan komponen upah yang mengikat secara hukum. Selama ini, perjanjian kerja bersama hanya dilakukan antara serikat pekerja dan manajemen pabrik.
Untuk meningkatkan tekanan publik kepada Nike agar PKB tiga pihak ini terlaksana, Keady mendorong keterlibatan warga sipil bergabung dengan kampanye Team Sweat (www.teamsweat.org). Team Sweat adalah koalisi internasional dari konsumen, investor, atlet dan buruh yang memperjuangkan upah layak di pabrik-pabrik Nike di seluruh dunia.
http://www.facebook.com/TeamSweat?ref=ts#!/notes/team-sweat/kaos-nike-untuk-piala-dunia-diproduksi-buruh-murah-di-indonesia-kata-mantan-atle/397230361378
informasinya mantab gan
BalasHapus