ILPS –Indonesia : Menuntut Imperialisme, Khususnya AS Untuk Segera Mengakhiri Seluruh Bentuk Penindasan, Perampasan dan Perang Agresi Diberbagai Negeri.
ILPS –Indonesia : Menuntut Imperialisme, Khususnya AS Untuk Segera Mengakhiri Seluruh Bentuk Penindasan, Perampasan dan Perang Agresi Di...
https://www.infogsbi.or.id/2011/10/ilps-indonesia-menuntut-imperialisme.html
ILPS –Indonesia : Menuntut Imperialisme, Khususnya AS Untuk Segera Mengakhiri Seluruh Bentuk Penindasan, Perampasan dan Perang Agresi Diberbagai Negeri.
Jakarta, 15 Oktober 2011.
International League of People’s Struggle (ILPS) Indonesia menggelar demonstrasi damai didepan kantor kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta. Aksi diselenggarakan dengan mengusung tema Global Day of Action : Againts Imperialist Plunder, Repression and War, serentak dilakukan oleh 80 negara, termasuk Indonesia salah satunya.
Memulai aksi dari Bundaran Patung Kuda, massa aksi bergerak menuju kantor Kedubes AS sambil meneriakkan yel-yel aksi, diantaranya; “Resist-resist US imperialist”, “US imperialist number one terrorist”, “long live international solidarity”. Diantara barisan massa aksi juga nampak poster-poster bertuliskan; “Stop Land Grabbing”, “Stop Union Busting”, “Stop Imperialist Plunder and War” dan “SBY-Boediono-Puppet Regime”.
Dalam orasi politiknya didepan kantor Kedubes AS, Rudi HB Daman, ketua ILPS-Indonesia menyatakan, “Imperialisme, khususnya AS harus segera mengakhiri seluruh bentuk penindasan, perampasan dan perang yang mereka lakukan diberbagai negeri. Imperialisme AS harus bertanggung jawab atas kesengsaraan yang saat ini dialami oleh rakyat pekerja diseluruh dunia, termasuk di Indonesia yang harus merasakan penderitaan yang begitu dalam sebagai akibat dominasi mereka diberbagai aspek, politik, ekonomi, militer dan kebudayaan”.
“Hari ini, rakyat diseluruh penjuru dunia bersatu dalam sebuah kampanye global untuk menyerukan perjuangan anti imperialisme. Krisis yang terus menjalar diberbagai negeri imperialisme menjadi penanda bahwa ini adalah akhir dari dominasi imperialisme di dunia, sudah saatnya seluruh rakyat bangkit dan berjuang untuk menghancurkan imperialisme dan membangun kehidupan baru yang lebih baik”, tambah Rudi.
Benhard Agapa, seorang massa aksi dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menyatakan, “PT. Freeport Indonesia, sebuah perusahaan emas dan tembaga milik imperialis AS yang sudah beroperasi di tanah Papua lebih dari empat puluh tahun, ternyata keberadaannya tidak membawa manfaat apapun bagi rakyat Indonesia, khususnya warga Papua. Sebaliknya keberadaan PT Freeport Indonesia justru menghadirkan berbagai tindakan kekerasan terhadap rakyat, bahkan hingga berujung kematian, sebagaimana dialami Petrus Ayamiseba, buruh PT Freeport Indonesia yang tewas ditembak dalam aksi menuntut kenaikan upah”.
Aksi damai ini ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap menuntut dihentikannya perang dan intervensi imperialisme pimpinan AS diberbagai negara, menuntut dihentikannya intervensi AS atas Indonesia dalam berbagai aspek, politik, ekonomi, kebudayaan dan militer, serta menuntut dihentikannya perampokan kekayaan sumber daya alam Indonesia oleh imperialisme yang berakibat pada kesengsaraan rakyat Indonesia.
ILPS-Indonesia juga menuntut dihentikannya kebijakan Neoliberal didalam Negeri serta menuntut pemerintahan SBY-Budiono untuk menjalan kan Land reform sejati dan membangun Industri Nasional yang kuat dan mandir serta menghentikan segala bentuk perampasan upah kerja dan tanah. ##