FPR: BEBASKAN SOMYOT PRUKSAKASEMSUK LAWAN KAPITALISME MONOPOLI DUNIA YANG MERAMPAS HAK DEMOKRASI RAKYAT
PERNYATAAN SIKAP DAN SERUAN UMUM FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR) Kapital is monopoli di Dunia Merampas Hak-hak Demokratis Rakyat di Asia ! ...
https://www.infogsbi.or.id/2012/04/fpr-bebaskan-somyot-pruksakasemsuk.html?m=0
PERNYATAAN SIKAP DAN SERUAN UMUM
FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR)
Kapitalis monopoli di Dunia Merampas Hak-hak Demokratis Rakyat di Asia!
Bebaskan Somyot Pruksakasemsuk!
Salam Demokrasi !!
Dunia sedang mengalami krisis keuangan global. Melalui cara-cara fasis pemilik kapital memindahkan krisis kepada rakyat di Negara Maju, Timur Tengah dan kawasan Asia. Jika rakyat Timur Tengah dibombardir dengan perang, di kawasan Asia kapitalis-kapitalis monopoli (Imperialis) memanfaatkan sejumlah instrumen untuk mengkriminalkan pihak-pihak yang dianggap menganggu proses pemusatan kekayaan adalah teknik paling logis dari upaya-upaya di atas. Tujuannya untuk menyelamatkan diri dan memperhebat proses penumpukan kekayaan.
Dunia sedang mengalami krisis keuangan global. Melalui cara-cara fasis pemilik kapital memindahkan krisis kepada rakyat di Negara Maju, Timur Tengah dan kawasan Asia. Jika rakyat Timur Tengah dibombardir dengan perang, di kawasan Asia kapitalis-kapitalis monopoli (Imperialis) memanfaatkan sejumlah instrumen untuk mengkriminalkan pihak-pihak yang dianggap menganggu proses pemusatan kekayaan adalah teknik paling logis dari upaya-upaya di atas. Tujuannya untuk menyelamatkan diri dan memperhebat proses penumpukan kekayaan.
Contoh paling gamblang kriminalisasi tersebut adalah penangkapan rakyat yang melakukan protes dan berbagai bentuk perlawanan atas berbagai bentuk penindasan yang dialaminya seperti yang dialami oleh “Somyot Pruksakasemsuk” di Thailand. Somyot ditahan aparat negara dengan tuduhan melanggar bagian 11 keputusan darurat B.E. 2548 (2005). Inti keputusan tersebut menyatakan bahwa negara berhak menangkap dan menahan yang diduga menyebabkan situasi darurat, menghasut, atau menyebarkan aksi, atau yang menyembunyikan informasi tentang aksi yang mengakibatkan negara berada pada situasi darurat. Penangkapannya diikuti oleh Asisten Professor Fakultas Seni Universitas Chulalongkorn Thailand Suthachai Yimprasert.
Sebetulnya, pengadilan telah menolak perpanjangan penahanan kepada Somyot, pada 12 Juni 2010, namun Pemerintahan di Thailand seolah memaksakan penahanan Somyot. Sesungguhnya, kasus ini merupakan skenario keji untuk membungkam gerakan demokratis di Thailand.
Siapakah Somyot? Mengapa Rakyat Indonesia perlu menyatakan solidaritas terhadap kasus-kasus di Thailand?
Somyot adalah aktivis prodemokrasi dari organisator buruh di Thailand. Aktivitasnya adalah mendorong demokratisasi Thailand. Somyot mendorong Pemerintahan Thailand agar memperhatikan memajukan, melindungi, dan menghormati hak-hak dasar buruh. Lebih dari satu dekade Somyot berjuang bersama para buruh dan berhasil meraih berbagai tuntutan. Di antaranya undang-undang jaminan sosial di Thailand, cuti hamil hingga 90 hari bagi para buruh perempuan, dan kenaikan tunjangan anak buruh.
Pergantian kekuasaan melalui kudeta, korupsi dan penangkapan aktivis prodemokrasi di Thailand memperlihatkan bahwa kekuatan kapitalis monopoli bergerak dengan keji dan barbar. Contohnya adalah kudeta 19 September 2007.
Mengapa solidaritas kepada Somyot penting bagi rakyat Indonesia?
Meski tidak sama, keadaan di Indonesia serupa. Secara retoris rezim SBY-Boediono mengaku sebagai pendukung demokrasi. Ruang demokrasi yang diperjuangkan dan direbut dari Soeharto oleh gerakan rakyat sedang dikubur oleh rezim SBY-Boediono melalui berbagai instrumen. Kasus penangkapan, kekerasan dan kriminalisasi terhadap aktivis tani, aktivis buruh dan pemuda-pelajar semakin meningkat setiap tahun. Oktober 2011, dua buruh ditembak di kawasan PT Freeport Indonesia disaat menuntut penyesuaian upah, ratusan orang direnggut hidupnya di Mesuji Lampung dan Sumatera Selatan. Di desa maupun di kota, rezim SBY-Boediono merampas hak hidup rakyat dengan mengkriminalkan mereka.
Pada akhirnya, Kebebasan Berserikat yang telah diperjuangkan oleh keringat dan darah buruh dan tani harus ditebus oleh kebebasan investasi asing dengan melakukan pemecatan sepihak, merampas upah dan tanah.
Rezim di Thailand, di Indonesia bahkan di negara Asia lainnya sedang menghancurkan tiang-tiang demokrasi beriringan dengan agresifnya Imperialisme ke negara-negara Asia sejak 10 tahun terakhir.
Berdasarkan pertimbangan di atas, Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang menghimpun berbagai organisasi buruh, tani, pemuda-pelajar, NGO dan individu yang tersebar diberbagai kota di dalam negeri dan di 3 (tiga) kota di luar Negeri (Hongkong, Taiwan dan Macau) menyatakan sikap “Lawan Dominasi Kapitalis Monopoli di Asia dan negara harus menjamin hak-hak demokratis rakyat”.
FPR mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menolak dan mengorganisasikan diri untuk melawan penghancuran demokrasi oleh kapitalis monopoli. Rakyat Indonesia menyampaikan solidaritas dan menuntut:
- Bebaskan Somyot Pruksakasemsuk dari jerat hukum.
- Lawan dominasi kapitalis monopoli di kawasan Asia.
- Pemerintah Indonesia harus menghentikan cara-cara fasis dalam menghadapi keresahan kalangan rakyat.
- Hentikan Perampasan Upah Tanah dan Kerja.
Demikian Pernyataan Sikap dan seruan umum ini kami buat dan sampaikan untuk menjadi perhatian semua pihak.
Jayalah Perjuangan Rakyat di Dunia!!
Jakarta 20 April 2012
FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR)
RUDI HB DAMAN
Koordinator
Gerakan atas perjuangan SOMYOT merupakan Gerakan atas perjuangan hak Buruh dan Hak Rakyat...
BalasHapusKami mendukung segala bentuk gerkan perjuangan buruh baik tingkat nasional dan internasional, karena Buruh bersatu tak bisa dikalahkan...
Salam solidaritas..
Dari Pengurus : SERIKAT PEKERJA KARYAWAN TRUBA (FSP2KI-SPKT)..