Buruh PT PDK: Anak saya korban PHK juga
Buruh PT PDK: Anak saya korban PHK juga Protes keluarga buruh PT Panarub Dwi Karya di depan PT Panarub Industri dalam Aksi Kamisan, ...
https://www.infogsbi.or.id/2014/05/buruh-pt-pdk-anak-saya-korban-phk-juga_9.html?m=0
Protes keluarga buruh PT Panarub Dwi Karya di depan PT Panarub Industri dalam Aksi Kamisan, 09/05/2014. Mereka menuntut dipekerjakan kembali setelah dipecat sepihak pada Juli 2012, pembayaran upah, dan pertanggungjawaban perusahaan terhadap jaminan kesehatan buruh. Protes dilakukan setiap dua minggu sekali setiap Kamis.
Tangerang, 09/05/2014. Sudah biasa jika orangtua, khususnya
ibu-ibu mendampingi anaknya ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) atau ke sekolah. Kali ini sejumlah anak di bawah umur
lima tahun mendampingi orangtua mereka. Beberapa di antara mereka masih
menyusui sambil digendong orangtuanya dan dipayungi. Ada juga yang berlari-lari
mencandai ibunya. Terlihat pula yang anak yang sedang menarik-tarik tangan
ibunya sembari menunjuk dagangan; memintai jajanan.
“Anak saya
ini korban PHK juga,” kata seorang ibu yang tidak sedia disebutkan namanya.
Sambil
menerikkan yel-yel, membawa poster, dan membentangkan spanduk puluhan ibu-ibu
tersebut melangsungkan protesnya di depan PT Panarub Industri di Jalan Raya
Mauk Kilometer 1 Tangerang Banten. Mereka menuntut agar PT PDK mempekerjakan
mereka kembali, membayar upahnya, dan membayar jaminan kesehatannya.
Produktivitas minus kesejahteraan
Orangtua
anak-anak itu adalah buruh PT Panarub Dwi Karya (PDK), yang dianggap
mengundurkan diri alias diputus hubungan kerjanya secara sepihak sejak Juli
2012. Di bulan tersebut para buruh melakukan mereaksi tindakan sepihak
manajemen PT PDK yang membatalkan perundingan secara sepihak. Tindakan reaksi
dilakukan oleh sekitar 2000 buruh.
Tadinya,
perwakilan buruh mengajukan untuk merundingan mengenai kondisi kerja dan
pengupahan. Di antara keluhan para buruh
adalah sistem target yang mencekik. Di satu sisi satu per satu buruh di bagian
produksi dikurangi dengan target produksi yang maksimal. Sebagai contoh,
seperti diutarakan dalam petisi mereka, Januri-April 2012 bagian jahit
dikerjakan oleh 48 orang dengan target 140 pasang per jam. Di Maret, tenaga
kerja dikurangi menjadi 40 orang dengan target yang sama. Di Mei, tenaga kerja
menjadi 34 orang dengan target masih sama. Akibat dari maksimalisasi target
tersebut para buruh kesulitan beristirahat dan mendapatkan cuti.
Meskipun
produktivitas buruh meningkat, anehnya, upah buruh tidak bertambah. Sejak
kenaikan upah pada Mei 2012, PT PDK tidak membayarkan rapelan upah sejak
Januari. Padahal aturan kenaikan upah berlaku sejak awal tahun.
PT PDK bergerak
di bidang alas kaki dan merupakan salah satu anak usaha Panarub Grup yang.
Produknya Adidas, Specs, dan Mizuno, yang diekspor ke Amerika Serikat dan
Eropa. Bahkan, menjadi sepatu yang dipergunakan dalam Piala Dunia. Tahun 2014
ini, bersama Nike, Adidas menjadi sponsor utama Piala Dunia.
PHK bukan hanya soal pelanggaran hukum
Karena
tindakan reaksi tersebut, pengusaha menyatakan 1300 buruh dianggap mengundurkan
diri. Sejak saat itulah para buruh menggugat kesewenang-wenangan perusahaan.
Rupanya pemilik tak bergeming.
“Mereka itu di-PHK ada yang di saat hamil dan
baru melahirkan,” jelas Koordinator Lapangan Kokom Komalawati. Kokom
menerangkan bahwa PHK terhadap 1300 buruh membawa dampak yang meluas.
“Ada juga buruh yang diusir dari kamar sewanya
karena tidak mampu bayar iuran. Kalau tekanan mental oleh preman mah, itu sudah tidak terhitung,” kata
Kokom sembari menjelaskan bahwa peristiwa PHK merupakan persoalan kemanusiaan.
Dari pukul
10.00 sampai 12.00, anak-anak mungil itu tampak bersabar menunggu acara protes
orangtuanya selesai, tanpa hirau panas dan suara bising kendaraan bermotor. (SA)