Aksi Pendudukan Pabrik di Hari Ke Tiga DI Serang SKHOCI Untuk di Bubarkan
KABAR JUANG DI HARI KE 3 DARI 669 BURUH PT. HOCKINDA CITRA LESTARI DALAM MENUNTUT PEKERJAKAN KEMBALI 669 BURUH YANG DI PHK SEPIH...
https://www.infogsbi.or.id/2014/09/aksi-pendudukan-pabrik-di-hari-ke-tiga.html?m=0
KABAR JUANG DI HARI KE
3 DARI 669 BURUH PT. HOCKINDA CITRA
LESTARI DALAM MENUNTUT PEKERJAKAN KEMBALI 669 BURUH YANG DI PHK SEPIHAK DAN
PEMENUHAN HAK-HAK NORMATIF LAINNYA
Deli Serdang, 10 September 2014. Setelah memasuki hari ke 3, dari aksi pelumpuhan proses produksi dalam
bentuk pendudukan pintu masuk gerbang perusahaan PT. Hockinda Citra Lestari. 500
an buruh dari total jumlah buruh 669 yang di PHK semena-mena oleh pimpinan
perusahaan PT. HCL beserta sanak kelurganya masih tetap bertahan menduduki
pintu gerbang masuk perusahaan. Aksi yang dilancarkan tersebut sejak hari Senin
tanggal 08 September 2014, dari hari ke hari terus menjadi perhatian luas dari
berbagai elemen masyarakat. Berbagai bentuk dukungan dari mulai sumbangan logistik
dalam bentuk air minum mineral, beras, makanan ringan, sayur-mayur, dan uang
senantiasa terus berdatangan tanpa henti ke lokasi aksi. Selain itu juga,
mobilisasi massa dari berbagai elemen masyarakat baik yang terkoordinasi dalam
sebuah organisasi maupun wilayah tempat tinggal semakin membanjiri jumlah massa
yang ikut memperjuangkan tuntutan ratusan buruh ke perusahaan PT. HCL.
Mobilisasi massa tersebut hadir dari beberapa serikat buruh di wilayah sunggal,
organisasi kemahasiswaaan, serikat tani, dan tentu saja masyarakat Desa Mulio
Rejo yang tinggal di sekitaran perusahaan.
Aksi pelumpuhan proses produksi yang dilancarkan oleh ratusan buruh
memilki tujuan untuk memaksa pimpinan perusahaan PT. HCL agar segera mempekerjakan
kembali 669 buruh yang PHK sepih secara semena-mena
dan dipenuhinya hak-hak normatif buruh. Hal tersebut dilakukan oleh para buruh
dikarenakan sikap pimpinan perusahaan selama 2 bulan terakhir ini yang
membiarkan persoalan PHK tersebut berlarut-larut, sehingga mengakibatkan
kehidupan ratusan buruh tersebut menjadi terkantung-katung tanpa ada kejelasan
untuk dapat bekerja kembali. Meskipun demikian, di hari ke 3 ini, dari
perjuangan ratusan buruh dalam melumpuhkan proses produksi perusahaan dengan
cara menduduki pintu gerbang masuk perusahaan. Pimpinan perusahaan PT. HCL
belum juga menunjukkan itikad baiknya untuk segera menyelesaikan perselisihan
hubungan kerja terhadap buruhnya. Bahkan ironisnya pimpinan perusahaan justru
semakin mengencangkan manuver Serikat Kerja Hockinda Citra Lestari (SKHOCI)
sebagai alat politiknya yang mereka dirikan sejak tahun 2005, untuk menekan dan
membubarkan aksi pelumpuhan proses produksi tersebut dengan cara menggiring
puluhan massa buruh yang dulunya masih bekerja di perusahaan untuk terus
memaksa masuk ke dalam area perusahaan.
Tidak hanya itu saja, bahkan SKHOCI dibawah kendali pimpinan perusahaan juga
memobilisasi ratusan masyarakat yang berdomisili sekitar 7 km dari lokasi
perusahaan untuk menekan dan membubarkan
perjuangan ratusan buruh yang menduduki pintu gerbang masuk perusahaan. Kondisi
ini terjadi di hari ke 3 dalam perjuangan 669 buruh yang ter PHK beserta sanak
keluarganya, tanggal 10 September 2014.
Perjuangan ratusan buruh beserta sanak keluarganya dalam bentuk aksi
pelumpuhan proses produksi perusahaan di hari ke 3 tanggal 10 September 2014,
sejak pagi hari pukul 06.00 ratusan buruh yang menduduki pintu gerbang masuk
perusahaan mulai melakukan aktivitasnya dengan bangun pagi di tenda yang mereka
dirikan tepat di depan pintu gerbang masuk perusahaan dan dilanjutkan dengan
merapikan dan menertibkan kembali barisan barikade pendudukan mereka serta
senam pagi bersama. Hingga pukul 08.00 pagi, para ratusan buruh tersebut mulai
menjalankan aktivitas politiknya dengan berorasi dan melantunkan lagu-lagu
perjuangan. Tidak lama kemudian, pada pukul 08.30 dengan secara tiba-tiba
puluhan anggota kepolisian dengan bersenjata lengkap dari kesatuan Sabhara
Polresta Medan menggunakan 2 unit truck tiba di lokasi perusahaan. Rombongan
anggota kepolisian tersebut dipimpin oleh Kapolsek Sunggal AKP Aldi yang baru
saja dilantik 2 hari sebelumnya. Tujuan kedatangan puluhan anggota kepolisian
tersebut adalah untuk membubarkan barisan massa aksi buruh yang telah menduduki
pintu gerbang masuk perusahaan selama 3 hari ini. Rencana pembubaran tersebut
disampaikan langsung oleh Kapolsek Sunggal AKP Aldi kepada beberapa perangkat
dan penanggung jawab aksi buruh tersebut sehingga negosiasi berlangsung selama
kurang lebih 1 jam. Selama negosiasi berlangsung tepat di depan lokasi
perusahaan, pihak Kepolisian yang dipimpin oleh Kapolsek Sunggal AKP Aldi kerap
memaksa, menyudutkan aspirasi massa aksi yang diwakilkan oleh beberapa
penanggung jawab dan perangkat aksi lainnya, bahkan bentakkan dengan suara
keras oleh pihak Kepolisian kepada perwakilan massa aksi buruh juga kerap
terjadi selama proses negosiasi berlangsung. Sikap Kepolisian yang menyudutkan
dan mengintimidasi perjuangan ratusan kaum buruh dalam proses negosiasi tersebut
mengakibatkan puluhan massa aksi mengeluarkan tangisan kesedihan yang mendalam
akibat rasa kekecawaan mereka terhadap pihak Kepolisian yang seharusnya
bertugas mengayomi buruh yang selama ini mengalami pelanggaran hak-hak normatif
oleh pimpinan perusahaan PT. HCL.
Dengan keyakinan tinggi dan harapan pasti, ratusan buruh yang sedang
melancarkan aksi pendudukan perusahaan tetap menjaga dan mempertahankan barisan
pendudukan mereka. Setelah negosiasi dengan pihak Kepolisian selesai, massa
ratusan buruh langsung di hadapkan dengan gerakan mobilisasi yang datang dari
sebagian kecil buruh yang dulunya masih bekerja dan massa masyarakat (diduga
masyarakat bayaran dari gang Horas) dibawah kepemimpinan SKHOCI. Sebelum
mobilisasi massa tersebut tiba berhadap hadapan dengan massa ratusan buruh yang
berjuang, ratusan masyarakat yang berdomisili di sekitaran perusahaan langsung
melakukan penghadangan terhadap gerakan mobilisasi massa yang dipimpin oleh
SKHOCI tersebut. Ditengah penghadangan yang panas, gerakan mobilisasi massa
yang terdiri dari puluhan buruh yang masih bekerja dulunya serta warga masyarakat
(yang di duga masyarakat bayaran dari gang horas) terus memaksa untuk dapat
masuk ke dalam area perusahaan dengan alasan untuk bisa bekerja kembali.
Pemaksaan tersebut disampaikan berkali-kali oleh salah satu pengurus SKHOCI
yang juga ikut memimpin gerakan mobilisasi yang memaksa masuk ke area
perusahaan. Namun ditengah pemaksaan tersebut, anehnya puluhan buruh yang
dulunya masih bekerja di PT. HCL kerap mengeluarkan tangisan yang mendalam.
Tangisan tersebut menunjukkan bahwa mereka puluhan buruh dibawah kontrol SKHOCI
yang dulunya masih bekerja di perusahaan tidak terima terhadap paksaan yang
kerap diberikan kepada mereka dengan ancaman dan intimidasi oleh pihak SKHOCI.
Kemudian tak lama setelah itu, gerakan mobilisasi massa yang ingin
memaksa masuk ke area perusahaan akhirnya membubarkan diri dengan tertib
setelah di paksa oleh warga masyarakat sekitar pabrik untuk membubarkan diri.
Ratusan buruh yang masih menduduki pintu gerbang masuk tetap berjaga dan
berbaris di lokasi. Hingga kabar ini dirilis, ratusan buruh yang melakukan aksi
pelumpuhan proses produksi dengan cara menduduki pintu gerbang masuk perusahaan
masih tetap berjaga di lokasi dengan tertib dan kondusif. Selain itu sanak
keluarga ratusan buruh tersebut serta ratusan masyarakat yang berdomisili di
sekitaran perusahaan juga tetap berjaga di lokasi.
Namuan demikian teror dan intimidasi dari pihak perusahaan terus
berdatangan termasuk tekana dari pihak kepolisian yang tetap memaksa untuk
membubarkan aksi buruh ini .(TS)#.