GSBI Peringati Hari Tani Nasional ke 54 Tuntut Jalankan Reforma Agraria Sejati-Bangun Industri Nasional dan Naikkan Upah Buruh.
Jakarta, 24/9/2014. Dalam momentum peringatan hari tani nasional ke 54 (24/9/2014) GSBI bersama Front Perjuangan Rakyat (FPR) dan juga G...
https://www.infogsbi.or.id/2014/09/gsbi-peringati-hari-tani-nasional-ke-54.html
Jakarta, 24/9/2014. Dalam momentum peringatan hari tani nasional ke 54 (24/9/2014) GSBI bersama Front Perjuangan Rakyat (FPR) dan juga Gerakan Rakyat untuk Pembaruan Agraria dibawah pimpinan Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) melakukan aksi massa yang dimulai dengan titik kumpul di masjid Istiqlal Jakarta Pusat dilanjutkan dengan longmach menuju kantor ESDM, Kementerian Pertahanan dan berakhir di Istana Negara (presiden).
Aksi massa ini di
ikuti oleh 5000 orang dari berbagai organisasi tani (AGRA, SPETAK, PETANI
RUMPIN, STH dllnya) buruh, pemuda mahasiswa dan LSM/NGOs dari berbagai wilayah
seperti, Jakarta, Bandung, Subang, Karawang, Cikarang, Bekasi, Bogor, Tangerang,
jawa Tengah dan ada juga perwakilan organisasi tani dari Kalimantan dan
Sulawesi, dimana aksi ribuan petani ini menuntut untuk dilaksanakannya land
reform sejati dan bangun industri nasional, hentikan monopoli dan perampasan
tanah, selesaikan kasus sengketa dan konflik Agraria di setiap daerah.
Di kementerian ESDM
masa aksi menyampaikan tuntutannya menolak kenaikan harga BBM, setelah berorasi
ribuan massa aksi melanjutkan longmach menuju kementerian petahanan, di lokasi
ini massa aksi berhenti dan melakukan orasi-orasi politik terutama pimpinan
petani organisasi petani dari desa Sukamulya, Rumpin Bogor yang tanahnya di
serobot (dirampas) oelh TNI AU yang hingga bertahun-tahun konflik ini belum
juga terselesaikan.
Setelah berorasi
massa aksi melanjutkan perjalanannya menuju Istana Negara (presiden), namun
sebelum sampai lokasi depan Istana massa aksi sempat tertahan oleh pihak
kepolisian yang tidak memperbolehkan massa aksi untuk masuk ke jalan di depan
istana, situasi sempat memanas dan berisi tegang antara tim runding massa aksi
dengan pihak kepolisian dan akhirnya setelah massa merapat dalam barisan semua
akhirnya massa dibukakan jalan dan dipersilahkan menuju jalan depan istana.
Didepan istana aksi
ini di isi dengan berbagai kegaitan mulai dari orasi politik dari berbagai
organisasi massa yang hadir, teaterikal, debus dari petani Subang serta
persembahan musik dari group MARZINAL. Orasi politik dari organisasi GSBI di
sampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP GSBI (Emelia Yanti MD Siahaan, SH) yang
dalam orasinya menegaskan bahwa GSBI mendukung dan terlibat penuh dalam
perjuangan melawan monopi dan perampasan tanah, berjuang untuk dijalankannya
landreform sejati dan dibangunnya industri nasional yang kuat, dimana di
jelaskan bahwa belumlah jadi serikat buruh jika tidak mendukung dan berjuang
bersama kaum tani untuk melawan monopoli dan perampasan tanah, untuk land
reform dan industry nasional. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perjuangan melawan
monopoli dan perampasan tanah adalah erat kaitannya dengan perjuangan kaum
buruh untuk menuntut upah yang layak dan di hapuskannya sistem kerja kontrak
dan outsourcing, disnilah letak pentingnya, ketika kaum tani dapat
mempertahankan tanahnya, maka tidak akan menambah jumlah pengangguran yang
dapat digunakan oleh pengusaha untuk menekan upah buruh. Apabila kaum tani
memiliki lahan pertanian yang cukup, maka mereka akan dapat menjamin kebutuhan
pangan seluruh rakyat Indonesia. Bahkan, ketika monopoli dan perampasan tanah
dapat dihentikan, negeri ini akan mempunyai kesempatan untuk membangun indutri
nasionalnya, industry yang tidak bergantung pada modal asing, industry yang
akan menjamin kesejahteraan bagi buruhnya. GSBI dalam aksi tani ini menuntut Jalankan Reforma Agraria Sejati-Bangun Industri Nasional, Stop PHK, Union Busting dan Naikkan Upah Buruh serta :
- Laksanakan Program Reforma Agraria sejati dengan cara: Hentikan perampasan tanah bagi perkebunan besar, taman nasional, pertambangan dan infrastruktur; Bagikan tanah untuk buruh tani dan tani miskin; Naikkan upah buruh-tani; Turunkan riba hutang bagi modal usaha tani; Turunkan harga-harga sarana produksi pertanian seperti : bibit, pupuk, dan obat-obatan; Bangun dan perbaiki irigasi yang rusak; Bangun Industri Nasional untuk menyediakan teknologi pertanian; Naikkan harga hasil produk pertanian; Batalkan seluruh perjanjian liberalisasi sektor pertanian yang telah terbukti merugikan kaum tani Indonesia.
- Bentuk kementerian agraria yang memiliki tugas dan wewenang mengatur masalah pertanahan, menyelesaikan sengketa agraria dan menjalankan program Reforma Agraria sejati
- Bentuk Komisi DPR bidang Pertanahan dan sumber kekayaan alam yang mengontrol pelaksanaan program Reforma Agraria.
- Tolak pencabutan subsidi energi dan kenaikan Tarif Dasar Listrik, Gas-Elpiji dan BBM
- Naikkan Upah Buruh; Hentikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Pemberangusan Serikat Buruh (Union Busting)
- Cabut peraturan perburuhan yang melanggengkan skema upah murah di Indonesia; Kepmen 231/2003, Permen 13/2012, Inpres 9/2013, Permen 7/2013.
- Tolak pengesahan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengupahan (RPP Pengupahan)
- Tolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Pilkada (RUU-Pilkada) 9. Tolak rencana kenaikan harga BBM, Listrik dan Elpiji.
Aksi ditutup pada
pukul 15.00 wib dengan diakhiri pembacaan statemen bersama oleh Sekjend KPA (Iwan
Nurdin), Kordiantor Front Perjuangan Rakyat (Rudi HB Daman) dan Sekjend AGRA (Rahmat
Ajiguna). Seluruh massa aksi membubarkan diri di tugu patung kuda Indosat
secara tertib dan kembali ke tempat dan daerahnya masing-masing.(rd-2014)#