GSBI Bersama FPR Gelar Aksi di Depan Istana Menuntut Pembatalan Penaikan Harga BBM Serta Menurunkan Harga Kebutuhan Pokok Rakyat.
Selasa (18/11/14) mulai pukul 11.00 wib Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) hari i...
https://www.infogsbi.or.id/2014/11/gsbi-bersama-fpr-gelar-aksi-di-depan.html?m=0
Selasa (18/11/14) mulai pukul 11.00 wib Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) hari ini menggelar aksi piket untuk merespon penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Aksi didepan Istana Negara ini dilakukan untuk menuntut pembatalan penaikan harga BBM serta menurunkan harga kebutuhan pokok bagi rakyat.
Sujak Supriyadi dari GSBI dalam orasinya menyampaikan, “Kebijakan Jokowi melakukan penaikan harga BBM telah menunjukkan bahwa bukan kepada rakyat dan kaum buruh dia berpihak. Terbukti, hingga saat ini jutaan buruh di kota-kota industri seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Surabaya, Medan, Makassar dan Batam belum mendapat kepastian tentang kenaikan upah tahun 2015, namun Jokowi telah lebih dulu memberikan pukulan telak terhadap kaum buruh dengan menaikkan harga BBM. Jika kenaikan upah buruh tidak sesuai dengan kebutuhan hidup riil, maka dapat dipastikan kaum buruh tidak akan pernah dapat mewujudkan kesejahteraannya”.
Kenaikan harga BBM yang mencapai 30% telah melengkapi penderitaan rakyat Indonesia. Sebelum harga BBM bersubsidi naik, dibeberapa perkampungan tempat tinggal buruh sudah mulai merasakan naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Apalagi ditambah dengan kenaikan BBM kali ini tentu akan semakin menambah beban hidup bagi kaum buruh diperkotaan. kata Sujak Supriyadi.
Dalam pembacaan pernyataan sikap sebelum menutup aksi, Harry Sandy, Sekretaris FPR menyatakan bahwa, “Tindakan yang diambil oleh rejim Jokowi-JK yang belum genap sebelum memimpin bangsa ini membuktikan, bahwa pemerintahan ini bukanlah pemerintahan populis seperti yang sering diberitakan. Pemerintahan ini tidak lebih baik, dan menjadi penerus dari rejim SBY yang juga gemar melakukan pencabutan subsidi terhadap rakyat. FPR akan terus mengorganisasikan perlawanan untuk menuntut pembatalan kenaikan harga BBM melalui aksi-aksi diberbagai kota-kota penting di Indonesia”. (off-20114).
Sujak Supriyadi dari GSBI dalam orasinya menyampaikan, “Kebijakan Jokowi melakukan penaikan harga BBM telah menunjukkan bahwa bukan kepada rakyat dan kaum buruh dia berpihak. Terbukti, hingga saat ini jutaan buruh di kota-kota industri seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Surabaya, Medan, Makassar dan Batam belum mendapat kepastian tentang kenaikan upah tahun 2015, namun Jokowi telah lebih dulu memberikan pukulan telak terhadap kaum buruh dengan menaikkan harga BBM. Jika kenaikan upah buruh tidak sesuai dengan kebutuhan hidup riil, maka dapat dipastikan kaum buruh tidak akan pernah dapat mewujudkan kesejahteraannya”.
Kenaikan harga BBM yang mencapai 30% telah melengkapi penderitaan rakyat Indonesia. Sebelum harga BBM bersubsidi naik, dibeberapa perkampungan tempat tinggal buruh sudah mulai merasakan naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Apalagi ditambah dengan kenaikan BBM kali ini tentu akan semakin menambah beban hidup bagi kaum buruh diperkotaan. kata Sujak Supriyadi.
Dalam pembacaan pernyataan sikap sebelum menutup aksi, Harry Sandy, Sekretaris FPR menyatakan bahwa, “Tindakan yang diambil oleh rejim Jokowi-JK yang belum genap sebelum memimpin bangsa ini membuktikan, bahwa pemerintahan ini bukanlah pemerintahan populis seperti yang sering diberitakan. Pemerintahan ini tidak lebih baik, dan menjadi penerus dari rejim SBY yang juga gemar melakukan pencabutan subsidi terhadap rakyat. FPR akan terus mengorganisasikan perlawanan untuk menuntut pembatalan kenaikan harga BBM melalui aksi-aksi diberbagai kota-kota penting di Indonesia”. (off-20114).