GSBI Serukan Seluruh Buruh Lakukan Penolakan PP No.78/2015 Tentang Pengupahan
INFO GSBI. Hampir semua serikat buruh melakukan penolakan atas kebijakan pengupahan baru yang di tetapkan pemerintah dalam Peraturan Peme...
https://www.infogsbi.or.id/2015/11/gsbi-serukan-seluruh-buruh-lakukan.html
INFO GSBI. Hampir semua serikat buruh melakukan penolakan atas kebijakan pengupahan baru yang di tetapkan pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No 78/2015 tentang pengupahan. Tidak terkecuali Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) yang menyatakan akan melakukan berbagai upaya untuk menolak PP Pengupahan baru tersebut.
Menurut GSBI, PP pengupahan tersebut hanya mengakomodir kepentingan dari pengusaha semata untuk mendapatkan upah yang murah. “Ini adalah bagian dari skema politik upah murah dari pemerintahan Jokowi-JK” ujar Ketua Umum GSBI, Rudi HB Daman. Rudi menjelaskan skema ini sudah terencana dengan baik.
Sebelum PP disahkan Menteri Dalam Negeri RI sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) bernomor: 561/5720/SJ tanggal 12 Oktober 2015 yang ditujukan ke seluruh Gubernur seluruh Indonesia. Salah satu isinya adalah terkait dengan penetapan Upah Minimum tahun 2016. Setiap Daerah harus sudah mengacu pada PP Pengupahan No. 78/2015. Artinya, bahwa penetapan upah minimum tahun 2016 harus sesuai PP Pengupahan No. 78/2015.
Kampanye penolakan di media sosial dan demonstrasi di seluruh daerah.
Sementara itu rencana GSBI untuk melakukan kampanye penolakan PP Pengupahan dilakukan dalam beberapa bentuk. Di antaranya kampanye di media sosial, yang dilakukan dengan membuat foto selfie sambil membentangkan poster dengan tulisan “Pak Jokowi :#CabutPPPengupahan, #HapuskanPolitikUpahMurah DanPerampasanUpah, #LaksanakanJanji3LayakUntukBuruh”. Foto tersebut kemudian akan diupload di berbagai media sosial di jam-jam tertentu. Seperti Sesi pertama jam 12.00-13.00 siang, sesi kedua jam 7-9 malam.Selain dengan photo selfie, kampanye juga berbentuk video singkat serta seluruh serikat buruh tingkat pabrik, Cabang dna daerah membuat spanduk penolakan dan di pasang di depan pabrik serta di tempat-tempat strategis di wilayahnya maisng-masing.
Selain dalam media sosial, GSBI juga akan menggelar kampanye dalam bentuk demonstrasi mulai dari tingkat kota hingga tingkat nasional sepanjang bulan November 2015. Menurut Rudi, selain melakukan serangkaian kampanye ini, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman anggota tentang pokok persoalan yang dihadapi buruh di Indonesia, mereka juga akan menggelar festival pendidikan dimasing-masing wilayah. (Sumber,mrb-media.com) red2015#
Menurut GSBI, PP pengupahan tersebut hanya mengakomodir kepentingan dari pengusaha semata untuk mendapatkan upah yang murah. “Ini adalah bagian dari skema politik upah murah dari pemerintahan Jokowi-JK” ujar Ketua Umum GSBI, Rudi HB Daman. Rudi menjelaskan skema ini sudah terencana dengan baik.
Sebelum PP disahkan Menteri Dalam Negeri RI sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) bernomor: 561/5720/SJ tanggal 12 Oktober 2015 yang ditujukan ke seluruh Gubernur seluruh Indonesia. Salah satu isinya adalah terkait dengan penetapan Upah Minimum tahun 2016. Setiap Daerah harus sudah mengacu pada PP Pengupahan No. 78/2015. Artinya, bahwa penetapan upah minimum tahun 2016 harus sesuai PP Pengupahan No. 78/2015.
Kampanye penolakan di media sosial dan demonstrasi di seluruh daerah.
Sementara itu rencana GSBI untuk melakukan kampanye penolakan PP Pengupahan dilakukan dalam beberapa bentuk. Di antaranya kampanye di media sosial, yang dilakukan dengan membuat foto selfie sambil membentangkan poster dengan tulisan “Pak Jokowi :#CabutPPPengupahan, #HapuskanPolitikUpahMurah DanPerampasanUpah, #LaksanakanJanji3LayakUntukBuruh”. Foto tersebut kemudian akan diupload di berbagai media sosial di jam-jam tertentu. Seperti Sesi pertama jam 12.00-13.00 siang, sesi kedua jam 7-9 malam.Selain dengan photo selfie, kampanye juga berbentuk video singkat serta seluruh serikat buruh tingkat pabrik, Cabang dna daerah membuat spanduk penolakan dan di pasang di depan pabrik serta di tempat-tempat strategis di wilayahnya maisng-masing.
Selain dalam media sosial, GSBI juga akan menggelar kampanye dalam bentuk demonstrasi mulai dari tingkat kota hingga tingkat nasional sepanjang bulan November 2015. Menurut Rudi, selain melakukan serangkaian kampanye ini, untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman anggota tentang pokok persoalan yang dihadapi buruh di Indonesia, mereka juga akan menggelar festival pendidikan dimasing-masing wilayah. (Sumber,mrb-media.com) red2015#