Dukung Perjuangan 19 Pilot Lion Air yang di PHK dan Petani Olak olak Kubu Raya Kalimantan Barat GSBI lakukan Aksi di Istana Negara
Dukung Perjuangan 19 Pilot Lion Air yang di PHK dan Petani Olak olak Kubu Raya Kalimantan Barat GSBI lakukan Aksi di Istana Negara. Poto...
https://www.infogsbi.or.id/2016/08/dukung-perjuangan-19-pilot-lion-air.html
Dukung Perjuangan 19 Pilot Lion Air yang di PHK dan Petani Olak olak Kubu Raya Kalimantan Barat GSBI lakukan Aksi di Istana Negara.
INFO GSBI. Jakarta, 11/8/2016. Meningkatnya tindak kekerasan, penangkapan, kriminalisasi, pemberangusan hak berorganisasi dan berserikat serta hak demokratis lainya terus terjadi terhadap rakyat; buruh, petani, suku bangsa minoritas, kaum miskin kota, nelayan, pemuda mahasiswa, perempuan, aktivis LSM/NGOs yang memperjuangkan hak demokratisnya, yang menyuarakan kebenaran, keadilan, kemanusiaan dan hak azasi manusia.
Seperti kasus 26 aktivis buruh yang di ajukan kepengadilan, penangkapan dan memenjarakan petani rumpin Bogor, pemenjaraan dan kriminalisasi petani Olak olak Kubu Raya Kalimantan Barat, 4 orang di tahan, 5 orang ditetapkan tersangka sedangkan ratusan masyarakat mengungsi karena teror, kekerasan dan kriminalisasi. Penggusuran paksa, Penembakan kaum tani dan rakyat dimana mana, Haris Azhar ketua Kontras yang di kriminalisasi, 19 pilot Lion Air karena berorganisasi dan memperjuangkan haknya harus di PHK dan dilaporkan ke pihak Kepolisian dllnya.
Atas keadaan dan kasus kasus tersebut , Kamis 11 Agustus 2016 mulai pukul 13.00 wib GSBI menggelar aksi di Istana Negara (kantor Presiden RI).
Kurbana Yastika yang memimpin aksi tersebut di lapangan mengatakan, bahwa aksi ini dilakukan GSBI sebagai bentuk solidaritas dan dukungan perjuangan GSBI khususnya untuk 19 Pilot Lion Air yang di PHK sewenang wenang, untuk Petani di Olak olak Kubu Raya Kalimantan Barat, untuk Haris Azhar Ketua Kontras yang dikriminalisasi dan untuk seluruh perjuangan rakyat yang terus berkobar diseluruh tanah Air serta sebagai aksi untuk mengecam segala bentuk kekerasan, penangkapan, teror, kriminalisasi dan pemenjaraan terhadap rakyat yang memperjuangkan hak hak demokratisnya, keadilan, kemanusiaan dan HAM yang kian meningkat kejadian, kasus dan korbannya.
Dalam aksi ini GSBI menuntut pertama, agar pemerintahan Jokowi-JK untuk segera menghentikan segala bentuk tindakan kekerasan, penangkapan, teror , pemenjaraan dan kriminalisasi melalui aparaturnya terhadap rakyat, segera menjalankan land reform sejati dan membangun industri nasional yang mandiri tdk bergantung pd modal asing, menghormati dan menjalankan demokrasi seluas luasnya dan HAM, menjalankan Trisakti sejati Soekarno.
Kedua, menuntut untuk segera dibebaskanya 4 petani Olak olak, Kubu Raya yang di tahan dan seluruh kaum tani, buruh serta rakyat yang saat ini meringkuk dipenjara karena memperjuangkan haknya dan mereka di kriminalisasi. Menarik mundur seluruh TNI dan Polisi di 8 desa di Kubu Raya KalBar yang bersengketa dengan PT. Sintang Raya. Berikan jaminan rasa aman terhadap warga Olak olak dari teror, tindak kekerasan,penangkapan dan kriminalisasi.
Ketiga, menuntut agar PT. Lion Mentari Airlines (Lion Air) segera mencabut keputusan PHK terhadap 19 Pilot dan segera menpekerjakan kembali seperti semula, memberikan hak haknya serta menghormati hak berorganisasi dan kebebasan berserikat bagi pilot dan seluruh karyawan.
Sementara Rudi HB Daman, Ketua Umum GSBI, ketika di mintai komentar soal kasus petani Olak-olak Kubu Raya, 19 Pilot, Haris Azhar yang di kriminalisasi dan meningkatnya tindakan kekerasan, teror, penangkapan, pemenjaraan dan kriminalisasi terhadap rakyat mengatakan, “Ini cerminan nyata tindakan anti demokrasi, teror, kekerasan, pembungkaman, pemberangusan dan tindasan serta ancaman dari pemerintah terhadap setiap rakyat yang berjuang menyuarakan aspirasinya dan masih terus berlangsung di era pemerintahan Jokowi JK. Pemerintahan Jokowi JK masih blm berkomitmen untuk menyelesaikan konflik Agraria di Indonesia dengan prinsip tanah untuk rakyat, menjunjung tinggi , menghormati dan menjalankan demokrasi, HAM dan menempatkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan bangsa ini”.
Lebih lanjut Rudi mengatakan, “Keberpihakan terhadap kapitalis monopoli asing, kapitalis komprador, kapitalis birokrat dan tuan tanah besar serta dikte imperialisme dan neo liberalismelah yang justru terjadi dan dijalankan saat ini oleh pemerintah Jokowi JK”. tegas Rudi.
Dalam aksi ini juga GSBI menyerukan dan mengajak seluruh rakyat terutama kaum buruh untuk bersatu dan memperkuat persatuan, memperhebat perjuangan bersama untuk melawan kekerasan, teror, penangkapan, kriminalisasi, pemenjaraan, pembatasan dan perampasan hak demontrasi dan berdemokrasi serta perjuangan untuk merebut hak hak demokratis rakyat, untuk land reform sejati dan industri nasional untuk keadilan dan HAM. (RED-rh-2016)#
Poto aksi GSBI di depan Istana Negara 11/8/2016 |
INFO GSBI. Jakarta, 11/8/2016. Meningkatnya tindak kekerasan, penangkapan, kriminalisasi, pemberangusan hak berorganisasi dan berserikat serta hak demokratis lainya terus terjadi terhadap rakyat; buruh, petani, suku bangsa minoritas, kaum miskin kota, nelayan, pemuda mahasiswa, perempuan, aktivis LSM/NGOs yang memperjuangkan hak demokratisnya, yang menyuarakan kebenaran, keadilan, kemanusiaan dan hak azasi manusia.
Seperti kasus 26 aktivis buruh yang di ajukan kepengadilan, penangkapan dan memenjarakan petani rumpin Bogor, pemenjaraan dan kriminalisasi petani Olak olak Kubu Raya Kalimantan Barat, 4 orang di tahan, 5 orang ditetapkan tersangka sedangkan ratusan masyarakat mengungsi karena teror, kekerasan dan kriminalisasi. Penggusuran paksa, Penembakan kaum tani dan rakyat dimana mana, Haris Azhar ketua Kontras yang di kriminalisasi, 19 pilot Lion Air karena berorganisasi dan memperjuangkan haknya harus di PHK dan dilaporkan ke pihak Kepolisian dllnya.
Atas keadaan dan kasus kasus tersebut , Kamis 11 Agustus 2016 mulai pukul 13.00 wib GSBI menggelar aksi di Istana Negara (kantor Presiden RI).
Kurbana Yastika yang memimpin aksi tersebut di lapangan mengatakan, bahwa aksi ini dilakukan GSBI sebagai bentuk solidaritas dan dukungan perjuangan GSBI khususnya untuk 19 Pilot Lion Air yang di PHK sewenang wenang, untuk Petani di Olak olak Kubu Raya Kalimantan Barat, untuk Haris Azhar Ketua Kontras yang dikriminalisasi dan untuk seluruh perjuangan rakyat yang terus berkobar diseluruh tanah Air serta sebagai aksi untuk mengecam segala bentuk kekerasan, penangkapan, teror, kriminalisasi dan pemenjaraan terhadap rakyat yang memperjuangkan hak hak demokratisnya, keadilan, kemanusiaan dan HAM yang kian meningkat kejadian, kasus dan korbannya.
Dalam aksi ini GSBI menuntut pertama, agar pemerintahan Jokowi-JK untuk segera menghentikan segala bentuk tindakan kekerasan, penangkapan, teror , pemenjaraan dan kriminalisasi melalui aparaturnya terhadap rakyat, segera menjalankan land reform sejati dan membangun industri nasional yang mandiri tdk bergantung pd modal asing, menghormati dan menjalankan demokrasi seluas luasnya dan HAM, menjalankan Trisakti sejati Soekarno.
Kedua, menuntut untuk segera dibebaskanya 4 petani Olak olak, Kubu Raya yang di tahan dan seluruh kaum tani, buruh serta rakyat yang saat ini meringkuk dipenjara karena memperjuangkan haknya dan mereka di kriminalisasi. Menarik mundur seluruh TNI dan Polisi di 8 desa di Kubu Raya KalBar yang bersengketa dengan PT. Sintang Raya. Berikan jaminan rasa aman terhadap warga Olak olak dari teror, tindak kekerasan,penangkapan dan kriminalisasi.
Ketiga, menuntut agar PT. Lion Mentari Airlines (Lion Air) segera mencabut keputusan PHK terhadap 19 Pilot dan segera menpekerjakan kembali seperti semula, memberikan hak haknya serta menghormati hak berorganisasi dan kebebasan berserikat bagi pilot dan seluruh karyawan.
Sementara Rudi HB Daman, Ketua Umum GSBI, ketika di mintai komentar soal kasus petani Olak-olak Kubu Raya, 19 Pilot, Haris Azhar yang di kriminalisasi dan meningkatnya tindakan kekerasan, teror, penangkapan, pemenjaraan dan kriminalisasi terhadap rakyat mengatakan, “Ini cerminan nyata tindakan anti demokrasi, teror, kekerasan, pembungkaman, pemberangusan dan tindasan serta ancaman dari pemerintah terhadap setiap rakyat yang berjuang menyuarakan aspirasinya dan masih terus berlangsung di era pemerintahan Jokowi JK. Pemerintahan Jokowi JK masih blm berkomitmen untuk menyelesaikan konflik Agraria di Indonesia dengan prinsip tanah untuk rakyat, menjunjung tinggi , menghormati dan menjalankan demokrasi, HAM dan menempatkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan bangsa ini”.
Lebih lanjut Rudi mengatakan, “Keberpihakan terhadap kapitalis monopoli asing, kapitalis komprador, kapitalis birokrat dan tuan tanah besar serta dikte imperialisme dan neo liberalismelah yang justru terjadi dan dijalankan saat ini oleh pemerintah Jokowi JK”. tegas Rudi.
Dalam aksi ini juga GSBI menyerukan dan mengajak seluruh rakyat terutama kaum buruh untuk bersatu dan memperkuat persatuan, memperhebat perjuangan bersama untuk melawan kekerasan, teror, penangkapan, kriminalisasi, pemenjaraan, pembatasan dan perampasan hak demontrasi dan berdemokrasi serta perjuangan untuk merebut hak hak demokratis rakyat, untuk land reform sejati dan industri nasional untuk keadilan dan HAM. (RED-rh-2016)#