GSBI: Desak Kapolri untuk segera menarik polisi dari perbatasan desa Olak olak Kubu Raya
GSBI: Desak Kapolri untuk segera menarik polisi dari perbatasan desa Olak olak Kubu Raya INFO GSBI. Jakarta, 1/8/2016. GSBI bersam...
https://www.infogsbi.or.id/2016/08/gsbi-desak-kapolri-untuk-segera-menarik.html
INFO GSBI. Jakarta, 1/8/2016. GSBI bersama Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan aksi dan pengaduan kasus ke Mabes Polri sebagai upaya advokasi atas kasus yang menimpa petani Olak-olak Kubu Raya-Kalimantan Barat yang menjadi korban kekerasan, intimidasi dan penangkapan polisi Mempawah di Olak olak Kubu raya Kalimantan Barat akibat sengketa lahan.
Selain menggelar aksi di depan kantor Mabes Polri, massa yang tergabung dalam FPR juga melakukan hearing dengan pimpinan Polri.
Dari hasil pengaduan dan Hearing FPR, Mabes Polri berjanji akan segera melakukan kordinasi dengan Polda Kalimantan Barat untuk menarik pasukan dari Olak-olak, Kubu Raya. [Senin, 1/8]
Aksi serupa juga dilakukan FPR pada hari Minggu nya (31/7/2016) di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dalam acara Car Free Day (CFD) yang meminta Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk turun tangan dan segera bersikap untuk memerintaahkan Kepolisian Polres Mempawah membebaskan kaum tani yang dikriminalisasi, menghentikan teor, intimidasi serta tindak kekerasan.
Menurut M. Ali dari AGRA, Tindak kekerasan tersebut terus terjadi pasca kaum tani melakukan panen raya dan juga aksi menuntut pembebasan sesama petani yang di kriminalisasi (23 Juli 2016). Saat ini sudah ada 5 orang petani yang di tangkap dan di tetapkan tersangka (ditahan) puluhan lainnya dijadikan saksi dan tindakan pemanggilan serta pencarian ke desa-desa ke rumah warga terus dilakukan polisi, tegas Ali.
Kurabana Yastika selaku Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Massa DPP GSBI, di tengah-tenngah aksi menyampaikan, Bahwa GSBI sebagai serikat buruh sepenuhnya mendukung perjuangan kaum tani Olaak-olak Kubu Raya-Kalimantan Barat. Bentuk dukungan GSBI nyata dimana GSBI terlibat aktif seperti saat ini berkampanye menolak kekerasan, intimidasi, penangkapan, pemenjaraaan dan kriminalisasi terhadap petani yang berjuang atas tanahnya, GSBI menolak dan berlawan atas segala bentuk perampasan dan monopoli tanah.
GSBI buka hanya bersolidaritas tapi berkepentingan langsung untuk menghapuskan monopoli dan perampasan tanah, sebab menurut GSBI tidak akan ada upah yang layak dan jaminan kepastian kerja bagi buruh (terhapusnya sisten kerja kontrak jangka pendek dan outssourcing) jika masalah monopoli dan perampasan tanah terus berlangsung, tegas Nana.
Atas masalah yang di hadapi kaum tani Olak-olak Kubu Raya, GSBI meminta pihak Kepolisian menghentikan teror, kekerasan, intimidasi, penangkapan, pemenjaraan dan kriminalisasi terhadap kaum tani. GSBI meminta pihak kepolisian dan TNI tidak ikut campur dan menjadi alat pengusaha dalam masalah sengketa lahan antara Petani dengan PT Shintang Raya yang jelas-jelas HGU nya sudah di batalkan oleh putusan Mahkmah Agung (MA) yang saat ini tinggal eksekusi. Dan Pihak PT Sintang Raya hendaknya mematuhi putusan MA.
GSBI akan terus ambil bagian dalam kampanye melawan kekerasan dan kriminalisasi ini, di bawa rezim Jokowi HK kriminalisasi, tindak kekerasan semakin masif terjadi tidak hanya terhadap kaum tani, tapi kaum buruh, perempuan aktivis LSM/NGO seperti yang baru-baru ini terjadi pada Kordinator KONTRAS.
Maka GSBI menyerukan kepada seluruh jajaran organisasi dan anggota untuk aktif membangun persatuan antara kaum buruh dan tani serta rakyat tertindas lainnya untuk sama-sama mengobarkan perjuangan. (Ss-RED-rd/8/2016)#