JBMI Gandeng KJRI Hongkong Selenggarakan Forum Sosialisasi Paspor Biometrix dan Koreksi Data
JBMI Gandeng KJRI Hongkong Selenggarakan Forum Sosialisasi Paspor Biometrix dan Koreksi Data. Poto Narasumber Diskusi JBMI pada 7 Agus...
https://www.infogsbi.or.id/2016/08/jbmi-gandeng-kjri-hongkong_9.html?m=0
JBMI Gandeng KJRI Hongkong Selenggarakan Forum Sosialisasi Paspor Biometrix dan Koreksi Data.
INFO GSBI. Hong Kong, 7/82016. Bertempat di lantai 4, Meng Wah Complex, Universitas Hongkong pada Minggu, 7 Agustus 2016, Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) Hong Kong dan Macau kembali menggelar sosialisasi tentang koreksi data paspor untuk kesekian kalinya. Namun berbeda dari sosialisasi-sosialisasi sebelumnya, yang biasanya dilakukan secara independen, kali ini JBMI menggandeng KJRI sebagai mitra penyelenggara. Juga mengundang perwakilan seluruh organisasi BMI yang ada di Hongkong dan lembaga-lembaga terkait.
Menurut Sringatin (Kordinator JBMI), kegiatan ini dimaksudkan agar perwakilan organisasi mampu meneruskan pesan dan isi forum kepada anggota organisasinya. Mengingat permasalahan paspor merupakan permasalahan yang wajib diketahui bagi semua pemegang paspor, terutama BMI yang saat ini sedang banyak mengalami masalah sejak adanya kebijakan paspor biometrix dan koreksi data.
Diskusi yang diselenggarakan di lantai 4, Meng Wah Complex, Universitas Hongkong ini di hadiri ratusan BMI yang menjadi korban koreksi data paspor maupun yang terindikasi akan menjadi korban serta para pimpinan organisasi BMI yang ada di Hongkong.
Dalam forum ini hadir sebagai narasumber dari KJRI Hongkong yaitu, Konjen Chalief Akbar, serta Konsul Kejaksaan Sri Kuncoro dan Konsul Keimigrasian Andri Indrady. Sementara dari JBMI sendiri yang menjadi narasumber adalah Maesaroh, ketua ATKI yang memberikan presentasi pembuka dan Sringatin, ketua IMWU sekaligus koordinator JBMI yang memberikan presentasi tentang latar belakang kenapa banyak sekali BMI yang datanya dipalsukan, upaya yang dilakukan JBMI mendampingi korban dalam kurun waktu setahun ini, serta capaian-capaian yang telah berhasil dilakukan JBMI. Turut pula hadir sebagai nara sumber undangan, Mark Daily, seorang pengacara dari Mark Daily Assosiation, yang merupakan lembaga bantuan hukum di Hongkong.
Forum yang diselenggarakan mulai pukul 10.00 sampai pukul 18.00 tersebut dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berjalan pada pukul 10.00 sampai 14.45, yang dikhususkan untuk perwakilan organisasi. Sebanyak 272 orang yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi hadir memenuhi undangan. Sedangkan pada sesi kedua dimulai pukul 15.15 sampai 18.00. Sesi ini dikhususkan untuk kawan-kawan yang bermasalah dengan data paspornya. 200 BMI yang bermasalah dengan data paspor mereka hadir mengikuti forum ini sampai selesai.
Sesi tanya jawab dengan nara sumber, merupakan sesi yang dinantikan oleh peserta. Namun karena terbatasnya waktu, tidak semua pertanyaan dapat tersampaikan.
Di akhir forum, Sringatin dan Andri Indrady menyampaikan tentang kemungkinan diselenggarakannya lagi forum serupa di lain waktu. Diharapkan dengan adanya forum ini, pemerintah dalam hal ini adalah KJRI bisa segera melakukan tindakan yang cepat, guna menyelamatkan korban dan calon korban koreksi data akibat sistem yang diterapkan. (Red-rh2016_sumber berita,jbmi-hk)#
Poto Narasumber Diskusi JBMI pada 7 Agustsu 2016 |
INFO GSBI. Hong Kong, 7/82016. Bertempat di lantai 4, Meng Wah Complex, Universitas Hongkong pada Minggu, 7 Agustus 2016, Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) Hong Kong dan Macau kembali menggelar sosialisasi tentang koreksi data paspor untuk kesekian kalinya. Namun berbeda dari sosialisasi-sosialisasi sebelumnya, yang biasanya dilakukan secara independen, kali ini JBMI menggandeng KJRI sebagai mitra penyelenggara. Juga mengundang perwakilan seluruh organisasi BMI yang ada di Hongkong dan lembaga-lembaga terkait.
Menurut Sringatin (Kordinator JBMI), kegiatan ini dimaksudkan agar perwakilan organisasi mampu meneruskan pesan dan isi forum kepada anggota organisasinya. Mengingat permasalahan paspor merupakan permasalahan yang wajib diketahui bagi semua pemegang paspor, terutama BMI yang saat ini sedang banyak mengalami masalah sejak adanya kebijakan paspor biometrix dan koreksi data.
Diskusi yang diselenggarakan di lantai 4, Meng Wah Complex, Universitas Hongkong ini di hadiri ratusan BMI yang menjadi korban koreksi data paspor maupun yang terindikasi akan menjadi korban serta para pimpinan organisasi BMI yang ada di Hongkong.
Dalam forum ini hadir sebagai narasumber dari KJRI Hongkong yaitu, Konjen Chalief Akbar, serta Konsul Kejaksaan Sri Kuncoro dan Konsul Keimigrasian Andri Indrady. Sementara dari JBMI sendiri yang menjadi narasumber adalah Maesaroh, ketua ATKI yang memberikan presentasi pembuka dan Sringatin, ketua IMWU sekaligus koordinator JBMI yang memberikan presentasi tentang latar belakang kenapa banyak sekali BMI yang datanya dipalsukan, upaya yang dilakukan JBMI mendampingi korban dalam kurun waktu setahun ini, serta capaian-capaian yang telah berhasil dilakukan JBMI. Turut pula hadir sebagai nara sumber undangan, Mark Daily, seorang pengacara dari Mark Daily Assosiation, yang merupakan lembaga bantuan hukum di Hongkong.
Forum yang diselenggarakan mulai pukul 10.00 sampai pukul 18.00 tersebut dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berjalan pada pukul 10.00 sampai 14.45, yang dikhususkan untuk perwakilan organisasi. Sebanyak 272 orang yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi hadir memenuhi undangan. Sedangkan pada sesi kedua dimulai pukul 15.15 sampai 18.00. Sesi ini dikhususkan untuk kawan-kawan yang bermasalah dengan data paspornya. 200 BMI yang bermasalah dengan data paspor mereka hadir mengikuti forum ini sampai selesai.
Sesi tanya jawab dengan nara sumber, merupakan sesi yang dinantikan oleh peserta. Namun karena terbatasnya waktu, tidak semua pertanyaan dapat tersampaikan.
Di akhir forum, Sringatin dan Andri Indrady menyampaikan tentang kemungkinan diselenggarakannya lagi forum serupa di lain waktu. Diharapkan dengan adanya forum ini, pemerintah dalam hal ini adalah KJRI bisa segera melakukan tindakan yang cepat, guna menyelamatkan korban dan calon korban koreksi data akibat sistem yang diterapkan. (Red-rh2016_sumber berita,jbmi-hk)#