Di Acara CFD, GSBI Suarakan Solidaritas dan Kecam Kebijakan Rasis dan Diskriminatif Donald Trump
Di Acara CFD, GSBI Suarakan Solidaritas dan Kecam Kebijakan Rasis dan Diskriminatif Donald Trump. INFO GSBI-Jakarta, 5/2/2017. Gabun...
https://www.infogsbi.or.id/2017/02/di-acara-cfd-gsbi-suarakan-solidaritas.html
Di Acara CFD, GSBI Suarakan Solidaritas dan Kecam Kebijakan Rasis dan Diskriminatif Donald Trump.
INFO GSBI-Jakarta, 5/2/2017. Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) bersama organisasi lainnya, FMN, AGRA, KABARBUMI, MINERAL7, dllnya, menggelar Aksi simpatik ditengah ramainya pengunjung hari bebas kendaraan (Car Free Day-CFD) di Sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Aksi simpatik ini diselenggarakan untuk memberikan solidaritas kepada muslim, pengungsi dan migran serta untuk menuntut perlindungan bagi jutaan Muslim, Pengungsi, pekerja asing dan kelompok Minoritas lainnya yang terancam oleh kebijakan Donald Trump, Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) yang telah berlaku Rasis dan diskriminatif.
Rudi HB Daman, Ketua Umum GSBI menjelaskan. Saat ini sudah jutaan orang dideportasi, ditahan dan dikriminalkan di AS, karena dianggap sebagai penyebab kemiskinan dan semakin sempitnya lapangan kerja di AS. GSBI merasa terpanggil untuk memberikan solidaritas buat mereka yang didiskriminatif dan korban rasis Donald Trump. Untuk itu GSBI meminta Pemerintah Amerika Serikat untuk segera menghentikan kebijakan risis dan diskriminatif ini.
Sebagai bentuk dukungan terhadap muslim yang terancam ditahan, dideportasi dan dikriminalkan di Amerika, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya muslim dan dikenal sebagai negara Demokratis Presiden Jokowi atas nama pemerintah Indonesia hendaknya harus segera ikut berbicara dan ambil sikap atas kebijakan Donald Trump ini. GSBI mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah memberikan perlindungan bagi sekitar 40 ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terancam deportasi dan ditahan di keimigrasian AS. Banyak dari mereka adalah pekerja, dan pelajar yang sedang menempuh pendidikan. Jelas Rudi.
Aksi yang berlansung tertib dengan berbagai pernak-pernih ini berlangsung selama dua (2) jam ditengah ramainya pengunjung yang berdatangan dari berbagai penjuru. Aksi ini bahkan menjadi semakin unik dan menarik, karena ditengah-tengahnya juga turut serta massa yang menggunakan kostum Transformer, Ondel-ondel, bahkan kostum pocong, dengan aksi-aksi atraktifnya memeriahkan acara. Tak heran, banyak pengunjung yang simpatik dan juga ambil bagian memegang spanduk, poster dan berfoto bersama Transformer, pocong dan ondel-ondel yang dijadikan gimmick aksinya. (red-rd2017)#
Aksi simpatik ini diselenggarakan untuk memberikan solidaritas kepada muslim, pengungsi dan migran serta untuk menuntut perlindungan bagi jutaan Muslim, Pengungsi, pekerja asing dan kelompok Minoritas lainnya yang terancam oleh kebijakan Donald Trump, Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) yang telah berlaku Rasis dan diskriminatif.
Rudi HB Daman, Ketua Umum GSBI menjelaskan. Saat ini sudah jutaan orang dideportasi, ditahan dan dikriminalkan di AS, karena dianggap sebagai penyebab kemiskinan dan semakin sempitnya lapangan kerja di AS. GSBI merasa terpanggil untuk memberikan solidaritas buat mereka yang didiskriminatif dan korban rasis Donald Trump. Untuk itu GSBI meminta Pemerintah Amerika Serikat untuk segera menghentikan kebijakan risis dan diskriminatif ini.
Sebagai bentuk dukungan terhadap muslim yang terancam ditahan, dideportasi dan dikriminalkan di Amerika, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya muslim dan dikenal sebagai negara Demokratis Presiden Jokowi atas nama pemerintah Indonesia hendaknya harus segera ikut berbicara dan ambil sikap atas kebijakan Donald Trump ini. GSBI mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah memberikan perlindungan bagi sekitar 40 ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terancam deportasi dan ditahan di keimigrasian AS. Banyak dari mereka adalah pekerja, dan pelajar yang sedang menempuh pendidikan. Jelas Rudi.
Aksi yang berlansung tertib dengan berbagai pernak-pernih ini berlangsung selama dua (2) jam ditengah ramainya pengunjung yang berdatangan dari berbagai penjuru. Aksi ini bahkan menjadi semakin unik dan menarik, karena ditengah-tengahnya juga turut serta massa yang menggunakan kostum Transformer, Ondel-ondel, bahkan kostum pocong, dengan aksi-aksi atraktifnya memeriahkan acara. Tak heran, banyak pengunjung yang simpatik dan juga ambil bagian memegang spanduk, poster dan berfoto bersama Transformer, pocong dan ondel-ondel yang dijadikan gimmick aksinya. (red-rd2017)#