Gedoran Pintu dan Jeritan Minta Tolong dari Dalam Pabrik Mercon
INFO GSBI –Tangerang. Kebakaran pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses menyisakan cerita-cerita para saksi mata mengenai tra...
https://www.infogsbi.or.id/2017/10/gedoran-pintu-dan-jeritan-minta-tolong.html
INFO GSBI –Tangerang. Kebakaran pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses menyisakan cerita-cerita para saksi mata mengenai tragedi itu. Salah satunya, bagaimana kepanikan para karyawan yang terjebak api di dalam.
Beberapa warga sekitar pabrik menceritakan bagaimana pada Kamis (27/10/2017) pagi, sekitar pukul 09.00 terdengar rentetan suata letusan selama satu menit. Setelah itu, muncul kobaran api dari atas gudang yang berisi bahan baku petasan itu.
“Langit
sampai gelap,” ujar Yahya, tukang servis kompor, yang saat itu berada di dekat
lokasi kejadian, kepada Kompas.
Setelah itu,
terdengar suara pintu gerbang yang digedor-gedor pintu gerbang depan pabrik.
Mereka memukul-mukul sambil berteriak minta tolong.
Apa daya,
kondisi gerbang terkunci. Warga kesulitan menolong mereka. Sementara api dari
dalam pabrik mercon tersebut terus berkobar semakin besar.
Yahya
melihat ada beberapa karyawan pabrik yang berhasil lolos dari kobaran api
dengan melompati pagar setinggi 3 meter. Sementara yang tidak bisa melompati,
hanya bisa memukul-mukul gerbang dan berteriak.
Sekitar 15
menit kemudian pintu gerbang baru bisa dibuka. Mereka yang di balik pintu
gerbang masih bisa selamat. Tetapi, masih ada jeritan minta tolong dari dalam
gudang.
“Tetapi
masih ada suara teriakan meminta tolong dari dalam sehingga warga memasang
tangga serta menjebol dinding samping kanan untuk mengeluarkan pegawai yang
terjebak,” kata Tio, warga Kosambi lainnya.
Dinding
sudah dijebol, beberapa karyawan lagi bisa menyelamatkan diri. Tetapi, lagi-lagi
masih ada jeritan minta tolong dari dalam gudang. “Banyak suara perempuan
muda,” kata Tio.
Fitri (18),
adalah salah satu karyawan pabrik mercon yang selamat. Saat kejadian, dia panik
berlari mencari tempat perlindungan. Dia sadar tidak mungkin masuk ke dalam
bangunan pabrik karena api berasal dari luar dan “berlari” ke dalam.
“Kami tidak
mungkin keluar melalui pintu depan karena terkunci dan terdapat kobaran api,”
kata Fitri.
Menurut
Fitri, semuanya berlari namun tak tau ke mana. Mereka terjebak di dalam, karena
pintu gerbang terkunci. Karyawan yang di bagian dalam gudang terjebak dan tisak
bisa menyelamatkan diri.
Fitri bisa
selamat karena berlari ke arah bak air —yang berfungsi untuk mencuci peralatan
berupa tembok setinggi 1 meter, berukuran 1,5 meter x 1,5 meter— yang terdapat
di sebelah kanan bangunan pabrik.
”Ada
karyawan yang memberi tahu saya untuk segera masuk ke bak air,” ujarnya.
”Saya
langsung menceburkan diri ke sana,” lanjut Fitri.
Fitri
bersama dengan empat orang lainnya berada di dalam bak selama 30 menit.
Setelah itu, dia berupaya keluar dengan memanjat dinding bak dan menjebol
asbes. Dia pun selamat.
Menurut
Komandan Petugas Pemadam Kebakaran Tangerang, Darda Khadafi, saat pemadam
kebakaran tiba di lokasi pukul 10.30, pintu gerbang memang terkunci. Pintu itu
satu-satunya jalan keluar.
"Waktu
kami datang, beberapa sudah diselamatkan oleh warga yang membobol tembok. Tidak
semua, yang lain terjebak di dalam," kata Darda kepada KompasTV, Kamis
(26/10/2017).
Setelah
petugas pemadam masuk ke dalam, mereka menemukan tumpukan orang di belakang
gudang dalam kondisi mengenaskan. Mereka terbakar dan sudah tidak bernyawa.
"Korban
ada di dalam bertumpuk, ada produksi, pintu gerbang dikunci, tidak ada akses
keluar," kata Darda.
Dari
kebakaran itu, hingga Kamis malam, tercatat ada 47 orang meninggal dunia, 46
orang luka-luka, sementara 10 orang lagi masih dalam pencarian. Korban
meninggal dibawa ke RS Polri Kramat Jati, dan korban luka berada di tiga rumah
sakit di kawasan Tangerang. (Sumber
berita; Kompas.com).#