Pidato Ketua Umum GSBI Mendukung AGRA dan Kaum Tani Indonesia Memperingati Hari Tani Nasional Ke-57

INFO-GSBI-Jakarta. Berikuti ini Pidato Ketua Umum GSBI dalam acara peringatan Hari Tani Nasional (HTN) 2017 yang di selenggarakan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA). Pidato ini di bacakan pada tanggal 25 September 2017 di 18 Provinsi dimana AGRA menyelenggerakan kegiatan Peringatan Hari Tani Nasional 2017.

Ini isi lengkap pidatonya :

Pidato Ketua Umum GABUNGAN SERIKAT BURUH INDONESIA (GSBI)
Mendukung AGRA dan Kaum Tani Indonesia Memperingati Hari Tani Nasional Ke-57

"GSBI Mendukung Perjuangan AGRA dan Kaum Tani Indonesia Melawan Reforma Agraria Palsu Jokowi dan Berjuang Bersama Mewujudkan Reforma Agraria Sejati dan Industri Nasional serta Menentang Skema Politik Upah Murah" 


Assalamuaikum Wr.Wb.
Salam Sejahteran untuk kita semua.

Selamat Hari Tani Nasional ke-57 bagi seluruh kaum tani di Indonesia!

Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) sebagai pusat perjuangan buruh di Indonesia yang Independen, militan, patriotik dan demokratik menyatakan salut kepada kaum tani beserta rakyat diseluruh Indonesia yang hingga saat ini terus berjuang tanpa mengenal lelah untuk terwujudnya reforma agraria sejati di Indonesia, dengan melawan monopoli dan perampasan tanah.

GSBI sebagai organisasi massa serikat buruh, memahami benar bahwa perjuangan kaum tani untuk melawan monopoli dan perampasan tanah memiliki arti penting bagi kehidupan klas buruh. Penghapusan monopoli dan perampasan tanah akan memberikan syarat penghidupan yang lebih baik bagi kaum tani dan seluruh rakyat Indonesia termasuk kaum buruh. Sehingga bagi GSBI, berjuang bersama dengan kaum tani untuk melawan monopoli dan perampasan tanah adalah suatu keharusan dan itu telah di tetapkan dalam garis politik organisasi serta program perjuangannya.

Ditengah masifnya perjuangan kaum tani melawan monopoli dan perampasan tanah, pemerintahan Jokowi berusaha mengilusi kaum tani dengan mengeluarkan sebuah program Reforma Agraria (RA) sebagai kampanye untuk menarik dukungan dari kaum tani di Indonesia. Didalam program reforma agraria-nya, pemerintahan Jokowi menjanjikan pembagian lahan seluas 9 juta hektar kepada kaum tani, terbagi dalam dua kategori. Pertama, legalisasi asset (4,5 juta Ha) dan kedua, redistribusi tanah (4,5 juta Ha). Legalisasi asset akan dibagi kembali dalam dua kategori; tanah transmigrasi yang belum bersertifikat (0,6 juta Ha) dan legalisasi asset (3,9 juta Ha). Sementara untuk kategori redistribusi tanah dibagi dalam; HGU habis dan tanah terlantar (0,6 juta Ha) dan pelepasan kawasan hutan (4,1 juta Ha).

Program Reforma Agraria  (RA) yang dijanjikan oleh pemerintahan Jokowi sama sekali tidak menyentuh atau menghilangkan praktek monopoli tanah yang saat ini masih eksis di Indonesia. Reforma agraria sejati adalah program untuk membebaskan kaum tani dan rakyat Indonesia dari praktek monopoli atas tanah. Selain itu, program reforma agraria Jokowi sama sekali tidak menyentuh terhadap pemberian subsidi kepada kaum tani. Tidak menyediakan sarana produksi pertanian yang murah bagi kaum tani, termasuk memberikan perlindungan terhadap hasil produksi kaum tani. Termasuk tidak melibatkan kaum tani untuk menetapkan program reforma agraria di Indonesia. Atas dasar tersebut, GSBI berpandangan bahwa program reforma agraria Jokowi  adalah palsu, bukanlah reforma agraria sejati dan tidak akan menjawab persoalan utama kaum tani di Indonesia.

GSBI berpandangan bahwa reforma agraria sejati bukan hanya aspirasi bagi kaum tani, melainkan kepentingan yang sama bagi klas buruh di Indonesia. Penindasan dan penghisapan terhadap klas buruh melalui politik upah murah, sistem kerja kontrak dan outsourcing, pemagangan, hingga pemberangusan serikat buruh (Union Busting) dan jaminan sosial hanya akan dapat dihapuskan ketika negeri ini membangun industri nasionalnya. Sementara industrialisasi nasional hanya akan bisa diwujudkan apabila reforma agraria sejati berhasil dilaksanakan di Indonesia. “Tidak ada Industrialisasi Nasional tanpa Land Reform.”

Bagi GSBI Reforma Agraria Sejati dan Industrialisasi Nasional adalah Jawaban. Reforma agrarian sejati dan industrialisasi nasional adalah jalan bagi klas buruh di Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraannya.

Pemerintahan Jokowi-JK melalui programnya juga bicara tentang rencana induk pembangunan industri nasional di Indonesia (RIPIN). Namun, pembangunan industri nasional Jokowi  ini palsu dan bukan aspirasi klas buruh. Tidak akan dapat menjawab persoalan buruh di Indonesia.

Untuk membangun industri nasional, dibutuhkan akumulasi kapital. Melalui paket kebijakan ekonominya, pemerintahan Jokowi-JK membuka kesempatan yang luas bagi masuknya investasi asing dan hutang ke Indonesia. Modal inilah yang akan digunakan oleh pemerintahan Jokowi untuk membangun industri nasional di Indonesia. Apa yang dilakukan oleh Jokowi membuktikan karakter khas dari industri di negeri setengah jajahan yang senantiasa bergantung dari modal asing, investasi dari negeri-negeri imperialisme. Jika industri dibangun dari dana investasi asing, maka keuntungan terbesarnya juga akan menjadi milik asing dan tidak memberikan keuntungan bagi klas buruh serta rakyat Indonesia. Artinya, program pembangunan industri nasional oleh pemerintahan Jokowi tidak mewakili aspirasi klas buruh Indonesia yang sesungguhnya. itu palsu dan ilusi.

Organisasi GSBI telah memberikan penegasan, bahwa industrialisasi nasional yang menjadi aspirasi sejati bagi klas buruh di Indonesia mesti dibangun dari modal yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Reforma agrarian sejati, yang menghancurkan monopoli tanah di Indonesia akan menjadi syarat utama bagi negeri ini untuk membangun kapitalnya secara mandiri. Sumber daya alam (SDA) dan seluruh hasil kekayaan alam bangsa Indonesia yang bebas dari penguasaan tuan tanah besar akan menjadi modal berharga bangsa ini membangun industri nasionalnya. Sebuah industri yang dibangun dari kekayaan bangsa sendiri dan diperuntukkan sepenuhnya bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Sehingga, inilah yang kemudian menjadi pendasaran obyektif bagi GSBI dan gerakan buruh yang militant untuk mendukung sepenuhnya perjuangan mewujudkan reforma agrarian sejati sebagai bagian yang tidak terpisahkan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi klas buruh dan rakyat Indonesia.

GSBI meyakini, sangat mustahil membangun industry nasional tanpa menjalankan reforma agraria yang sejati, karena hanya dengan reforma agraria sejati negeri ini memiliki syarat bagi pembangunan industry nasionalnya. Sehingga, pembebasan kaum tani atas problem utamanya yaitu monopoli dan perampasan tanah, sesungguhnya merupakan perjuangan utama yang harus dilakukan oleh klas buruh di Indonesia jika ingin mendapatkan kemerdekaan sejatinya.

Bagi klas buruh di Indonesia, berjuang untuk menyelesaikan soal-soal ekonomi semata dalam rangka perbaikan upah tanpa terhubung dengan usaha mewujudkan reforma agrarian sejati tidak akan pernah bisa menjawab problem pokok klas buruh di Indonesia.

Atas dasar tersebut, dalam peringatan Hari Tani Nasional ke-57 ini GSBI menyatakan sikap “Mendukung Sepenuhnya Perjuangan AGRA dan Kaum Tani Indonesia untuk Menolak Paket Kebijakan Reforma Agraria Palsu Jokowi", serta menuntut:
1.    Hentikan perampasan tanah dan seluruh pemberian izin bagi perkebunan besar, penguasaan hutan, taman nasional, pertambangan besar yang telah menguatkan sistem monopoli tanah.
2.    Wujudkan Reforma Agraria Sejati dan bangun Industri Nasional
3.    Hentikan intimidasi, teror, kekerasan dan kriminalisasi terhadap kaum buruh dan kaum tani serta seluruh rakyat yang mempertahankan dan memperjuangkan hak demokratisnya.
4.    Cabut PP 78 Tahun 2015, naikkan upah buruh dan hentikan PHK.
5.    Sediakan lapangan kerja,  akhiri kemiskinan dan berikan perlindungan sejati bagi buruh migrant!
6.    Hentikan Perampasan Upah, Tanah dan, Kerja!

Demikian pidato ini saya sampikan. Selamat Hari Tani Nasional, Jayalah Perjuangan kaum Tani Indonesia.


Jakarta, 24 September 2017

Dewan Pimpinan Pusat
Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI)


Rudi HB Daman
Ketua Umum