GSBI Menilai Kehadiran BP Tangguh LNG Tak Bermanfaat Bagi Orang Asli Papua
PAPUA BARAT, braind.id – Menyikapi masalah perekrutan tenaga kerja semenjak berdirinya Investasi berskala Internasional yakni BP Tangg...
https://www.infogsbi.or.id/2018/03/gsbi-menilai-kehadiran-bp-tangguh-lng.html?m=0
PAPUA BARAT,
braind.id – Menyikapi masalah perekrutan tenaga kerja semenjak berdirinya
Investasi berskala Internasional yakni BP Tangguh LNG, di Kabupaten Teluk
Bintuni, Provisi Papua Barat sampai dengan saat ini belum membawa dampak
positif bagi orang asli Papua (OAP). Demikian hal ini dikatakan
Ketua Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Papua Barat, Johanes Akwan yang
ditemui braind.id, diruang kerjanya, di Manokwari, Kamis (8/03/2018).
Dijelaskannya bahwa kehadiran
Investasi berskala Intenasional ini diharapkan dapat mencipatakan lapangan
pekerjaan khususnya bagi masyarakat asli Papua, namun faktanya masih banyak
rekrutmen-rekrutmen tenaga kerja yang diambil dari luar Tanah Papua ke tempat
dimana BP Tangguh tersebut beroperasi.
“Ini
sangat berdampak pada tidak adanya atau minimnya keterlibatan OAP dalam
pembangunan Tren Tiga itu. Nah, kami juga berharap bahwa pembangunan Tren Tiga
ini harus bisa melibatkan pendudukan asli yang ada di tanah Papua Barat tanpa
pengecualian,”katanya.
Menurutnya,
untuk menjawab semuanya maka harus di hapus perbelakuan sertifikat keahlian
bagi setiap pencari kerja (Pencaker) minimal 5 tahun harus di hapus, karena
banyak anak-anak Papua yang selesai sekolah di Pertambangan dan Teknik tidak
dapat diterima sebagai karyawan.
“Kemudian
bicara tentang kerja-kerja kasar di dalam BP Tangguh, itu kan butuh keahlian.
Masa cuci piring, pikul-pikul barang di dalam harus menggunakan sertifikasi
keahlihan SKK Migas. Ingat bahwa Papua punya Otsus,”bebernya.
Namun,
Akwan mengemukakan, faktanya sampai pada saat ini sudah di buka rekrutmennya
itu, kemudian diserahkan kepada dinas ketega kerjaan (Disnaker) Kabupaten
maupun Provinsi. Tetapi faknya masih ada pencaker yang masuk dari luar.
“Pernyataannya
itu siapa yang tanda tangan kartu kuningnya dan pastinya ditanda tangani oleh
disnaker. Maka supaya tidak ada isu kiring kepada investasi BP berkaitan dengan
perdangangan manusia yang akan muncul sebagai isu nanti. Harapan saya secara
atministrasi ini harus diberikan ruang kepada OAP,”ujarnya. Apabila, kata dia,
komitmen kehadiran BP Tangguh LNG untuk mensejahterakan OAP dan tenagaa kerja
di Papua Barat maka peluang harus di buka seluas-luasnya.
“Nah, terkecuali peluang yang
membutuhkan keahlian teknik dan memang yang dibutuhkan itu tidak ada di Papua
Barat silahkan. Tapi ini kan skema seperti tahun sebelumnya dari pembangunan
Tren Satu dan Tren Dua sampai dengan masuk Tren Tiga,”aku Johanes Akwan.
Namun,
kata dia, apabila rekrutmen ketega kerjaan seperti yang dimaksudkan tidak
dipriotaskan. Maka menurutnya, kehadiran BP Tangguh tersebut tidak memberikan
manfaat bagi OAP.
“Tetapi
menciptakan kemiskinan secara struktural diatas tanah ini, dimana Investasi
Internasional ini ikut melanggengkan kekuasaan monopoli itu terjadi
terus-menerus terhadap rakyat Papua hari ini diatas tanah Papua
Barat,”sebutnya.
Maka
untuk menyelesaikan persoalan ini, Johanes Akwan berharap untuk sementara ini
harus ada Peraturan Gubernur (Pergub), dimana gubernur menginstruksikan melalui
sebuah peratuan gubernur.
“Sehingga
mengesampingkan catatan-catatan khusus yang minimal 5 tahun bekerja di
perusahan yang sama, karena ada surat yag beredar di sekitar 62 Kampung. Tetapi
sampai saat ini mereka masih menunggu kapan di panggil untuk bekerja, tetapi
terus tenaga kerja di datangkan dari luar,”imbuhnya.
Disamping
itu, Johanes Akwan juga berharap kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua
Barat segera merealisasikan mandat gubernur terkait peraturan daerah khusus
(Perdasus) tentang rekrutmen tenaga kerja, tapi juga MRPB harus melihat ini
sebagai persoalan.
“SKK
Migas sebagai pemilik dan BP Tangguh sabagai kontraktor bagaimana
berkoordinasikan dan mengatur dengan baik, karena saya yakni anak-anak Papua
memiliki keahlihan,”tuturnya.
Oleh
sebab itu, sebagai Ketua GSBI berharap bahwa rekrutmen tenaga kerja harus
diperhatikan karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak dan itu harus
dibuka sebagaimana transparansinya.
“Jangan
kemudian ada model-model osorsin yang kemudian tenaga kerja disuplai melalui
calo-calo. Faktanya, kawan-kawan Serikat Pekerja Migas di Sorong menggerebek
tenaga kerja yang di datangkan dari luar di sebuah penginapan di Sorong dan ini
adalah cara-cara kontor dalam bisnis ketenaga kerja atau bisnis hitam,”katanya.
Maka,
dirinya berharap kepada Disnaker Provinsi Papua Barat untuk dapat memastikan
tidak terjadi bisnis gelap atau rekrutmen tenaga kerja pada LNG Tangguh.
“Saya
juga mendorong kepada panel eksternal independen BP Tangguh untk segera
melakukan audit tenaga kerja dan ini bagian dari hak asasi. Harus mengeluarkan
sebuah rekomendasi untuk mendorong BP Tangguh untuk merubah rekrutmen tenaga
kerja,”pintanya.
Kemudian,
penal eksternal yang independen bertanggungjawab juga memberikan masukan dan
mempublis secara terbuka tentang dampak daripada rekrutmen tenaga kerja. [fg]
Sumber : https://www.braind.id/gsbi-menilai-kehadiran-bp-tangguh-lng-tak-bermanfaat-bagi-orang-asli-papua/