GSBI : Hentikan Intimidasi Terhadap Buruh Menjelang Peringatan Mayday 2018
INFO GSBI-Jakarta, 24/4/2018. Puncak peringatan hari buruh sedunia (Mayday) 2018 tinggal satu minggu lagi. Diberbagai wilayah, terlihat ...
https://www.infogsbi.or.id/2018/04/gsbi-hentikan-intimidasi-terhadap-buruh.html?m=0
INFO GSBI-Jakarta, 24/4/2018. Puncak peringatan hari buruh sedunia (Mayday) 2018 tinggal satu minggu lagi. Diberbagai wilayah, terlihat kesibukan organisasi-organisasi buruh, maupun organisasi massa lainnya melakukan pekerjaan-pekerjaan persiapan menuju Mayday. Semua sedang fokus untuk mensukseskan aksi dan kampanye Mayday agar lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Disisi lain, persiapan yang sama juga dilakukan oleh pemerintah beserta jajarannya guna terus memerosotkan makna sesungguhnya dari peringatan Mayday 2018. Setelah minggu lalu Kemenaker merilis tema Mayday is Fun Day, kali ini giliran pihak kepolisian yang berusaha melakukan intimidasi dan provokasi kepada buruh agar tidak memperingati Mayday dan menggantinya dengan kegiatan lain. Upaya pelemahan dilakukan melalui penyebaran meme, diantaranya bertuliskan; “daripada pusing mikirin UMK, lebih baik pikirin bagaimana cara skak mat”, dengan latar belakang permainan olahraga catur. Ada juga yang lainnya; “daripada ikut demo, mending ikut mancing”, dengan latar belakang orang sedang memancing.
Rudi HB Daman, Ketua Umum GSBI bereaksi keras atas meme-meme yang disebarkan oleh pihak kepolisian tersebut. “Kami berpandangan, pembuatan meme tersebut membuktikan kedangkalan pikiran pemerintah atas persoalan kaum buruh di Indonesia. Bagi buruh, mereka hanya bisa menjual tenaga dan mendapatkan upah (UMK) untuk keberlangsungan hidup keluarganya. Jika pemerintah melarang buruh memikirkan upah, sama artinya pemerintah melarang buruh memikirkan hidupnya. Ini semakin membuktikan, bahwa sesungguhnya pemerintah memang tidak pernah peduli dengan nasib hidup rakyatnya”, jelas Rudi.
“GSBI tidak akan pernah menghentikan pelaksanaan aksi-aksi demonstrasi, sepanjang masih terdapat persoalan yang dihadapi oleh buruh dan rakyat Indonesia, maka organisasi akan terus menyelenggarakan demonstrasi. Ini (demo) adalah hak politik rakyat, jadi tidak perlu negara melarang-larang rakyatnya untuk menyampaikan aspirasi sejatinya melalui demonstrasi”, tambah Rudi.
Didalam akhir pesannya Rudi menjelaskan, “Kami kaum buruh tidak usah disuruh-suruh olahraga, kami paham kesehatan itu penting dan buruh akan selalu menjaga hal itu. Pemerintah pikirkan saja agar bisa membuat kebijakan yang menjamin upah kami cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, buat saja kebijakan agar buruh tidak bekerja dengan jam kerja yang panjang, sehingga mempunyai waktu yang cukup untuk mengembangkan kebudayaan maju kaum buruh”. (red-2018)