Front Perjuangan Rayat (FPR) Indonesia: Mengutuk dan Mengecam Keras Segala Bentuk Tindasan Fasis dan Rasis yang Dilakukan oleh Aparat Negara Dibawah Pemerintah Joko Widodo
HENTIKAN DAN LAWAN TIN D A S AN RASIS , KRIMINALISASI, DAN PEMBERANGUSAN DEMOKRASI TERHADAP RAKYAT PAPUA! BERIKAN RAKYAT P...
https://www.infogsbi.or.id/2019/08/front-perjuangan-rayat-fpr-indonesia.html
HENTIKAN DAN
LAWAN TINDASAN RASIS, KRIMINALISASI, DAN
PEMBERANGUSAN DEMOKRASI TERHADAP RAKYAT PAPUA!
BERIKAN RAKYAT PAPUA HAK
MENENTUKAN NASIB SENDIRI!
Penindasan
politik, penghisapan ekonomi dan tindasan rasis Pemerintah Joko Widodo terhadap rakyat Papua terus berulang kali terjadi yang
menambah penderitaan panjang rakyat Papua. Selama pemerintah Joko Widodo, tercatat peristiwa
tindasan demokrasi dan tindasan rasis atas rakyat Papua seperti yang telah
terjadi di asrama mahasiswa Papua di Jogjakarta (2016), asrama mahasiswa Papua
di Surabaya (2018), berikut kekerasan militer fasis yang berlangsung di Paniai
(2014), Mimika (2014), dan saat ini juga sedang berlangsung di Nduga.
Jilid
terbaru tindasan rasis dan pemberangusan hak-hak demokratis atas rakyat Papua dilakukan
oleh aparat kepolisian dan TNI, bersama organisasi paramiliter dibawah Pemerintah Joko Widodo terhadap rakyat Papua dengan melakukan
penyerangan terhadap Asrama Mahasiswa Mahasiswa
Papua di Surabaya, Jawa Timur, pada 16 dan 17 Agustus 2019. Sehari sebelumnya,
mahasiswa Papua di Malang juga dibungkam dengan kekerasan ketika menyampaikan pendapatnya atas “New York Agreement 1962” yang melanggar hak-hak rakyat Papua. Aksi
rakyat Papua tersebut juga mendapatkan ancaman dari Wakil Walikota Kota Malang yang
mengancam akan memulangkan mahasiswa ke Papua karena dituduh sebagai
sumber kerusuhan.
Peristiwa
pengepungan, teror, intimidasi, tindak kekerasan, rasis dan penangkapan paksa
yang dilakukan oleh aparat keamanan beserta ormas-ormas ultra-nasionalis
mereka terhadap 43 mahasiswa Papua, jelas merupakan pelanggaran HAM, perampasan
hak-hak demokratis rakyat, dan penghinaan harkat dan martabat rakyat Papua
(bastardization). Rangkaian peristiwa ini merupakan ekspresi sejati
negara RI dibawah pemerintahan Jokowi, yang telah menjalankan tindasan sistemik atas
rakyat Indonesia yang terhisap dan tertindas, termasuk tindasan rasis terhadap
rakyat Papua.
Dan
kali ini, tindasan politik dan rasis aparatur sipil dan militer dibawah
Pemerintah Joko Widodo ini mendapatkan perlawanan dari rakyat Papua yang
melakukan demonstrasi besar di Manokwari, Sorong, Jayapura, Wamena, Fakfak
dan berbagai kota lainnya di Papua dan di luar Papua yang diikuti dengan
serangan balasan terhadap kantor pemerintah, kepolisian dan pembakaran kantor
DPR-D Papua Barat, bandar udara dan berbagai fasilitas publik.
Rakyat Papua, sebagaimana pada umumnya rakyat
Indonesia yang terhisap dan tertindas, telah mengalami penderitaan panjang terutama sejak Orde Baru di bawah
kediktaturan fasis Soeharto demi melayani kepentingan imperialis, khususnya Amerika Serikat (AS). Mereka menindas dan merampok kekayaan alam selama puluhan tahun. Mereka dirampas tanah adat dan
sumber kekayaan alamnya, diusir dari tanah leluhurnya, dibunuh, dipenjara, dikriminalisasi
karena memberontak, dan diberi stigma buruk sebagai suku bangsa yang terbelakang.
Tindasan
politik, penghisapan ekonomi dan tindasan rasis negara ini
merupakan ekspresi nyata dari aparat negara dibawah Pemerintah Joko Widodo yang tidak
bisa ditutup-tutupi lagi. Tindasan yang bersumber
dari akar yang sama, yakni sistem setengah jajahan dan setengah feodal yang
terus dipertahankan dan dilestarikan oleh Pemerintah Joko Widodo. Tindasan
yang akan terus dan semakin meningkat, seiring dengan dikte kebijakan
neo-liberal Pemerintah Joko Widodo melayani kepentingan kapitalis monopoli
asing melalui arus penanaman modal asing dan utang luar negeri bagi pembangunan
infrastruktur; yang kesemuanya merampas tanah dan sumber kekayaan alam, dan
memberangus hak-hak demokrasi rakyat Indonesia, termasuk tindasan rasis di Papua. Penghidupan ekonomi
rakyat Indonesia, terlebih lagi di Papua, semakin memburuk, perampasan tanah meluas dimana-mana yang semakin
menguatkan monopoli tanah, perampasan
upah, dan hak-hak demokratis terus ditindas
menjadi kenyataan hidup
sehari-hari.
Dengan
mendasarkan pada kenyataan tersebut, kami
memandang bahwa akar masalah rakyat Papua dan Indonesia adalah sama, yakni
bersumber dari sistem jahat dan terbelakang Setengah Jajahan dan Setengah
Feodal, sehingga rakyat Indonesia menghadapi tiga masalah pokok yakni
Imperialisme, foedalisme dan kapitalisme birokrasi. Dan tindasan yang lebih
berat terjadi terhadap rakyat Papua karena juga mengalami tindasan tambahan
dalam bentuk tindasan rasis, dikriminalisasi dan diberangus aspirasinya sebagai
rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
Dengan
pendirian dan pandangan tersebut diatas, kami organisasi-organisasi massa yang
tergabung dalam Front Perjuangan Rayat (FPR) Indonesia, mengutuk dan mengecam keras segala bentuk tindasan fasis dan rasis yang
dilakukan oleh aparat negara di bawah pemerintah Joko Widodo. Bersama
dengan ini kami menyatakan sikap dan seruan umum sebagai berikut:
Tuntutan:
1. Hentikan sekarang juga segala bentuk pemberangusan hak demokrasi, kriminalisasi dan tindasan rasis terhadap rakyat Papua!
2. Bentuk tim indepedent yang melibatkan rakyat Papua untuk menyelidiki pelanggaran HAM dan pelaku rasis atas rakyat Papua!
3. Tangkap dan adili Kapolda Jawa Timur yang bertangung jawab atas terjadinya tindakan rasis dan kerusuhan di asrama mahasiswa Papua Surabaya!
4. Tarik pasukan militer dan kepolisian, Hentikan militerisasi di tanah Papua dan khususnya operasi militer di Nduga!
5. Jamin dan tegakkan kebebasan media dan hentikan kontrol dan sensor media dan internet oleh Pemerintah Indonesia!
6. Hentikan segala bentuk perampasan tanah dan sumber kekayaan alam di tanah Papua!
7. Dukung hak menentukan nasib sendiri rakyat Papua!
1. Hentikan sekarang juga segala bentuk pemberangusan hak demokrasi, kriminalisasi dan tindasan rasis terhadap rakyat Papua!
2. Bentuk tim indepedent yang melibatkan rakyat Papua untuk menyelidiki pelanggaran HAM dan pelaku rasis atas rakyat Papua!
3. Tangkap dan adili Kapolda Jawa Timur yang bertangung jawab atas terjadinya tindakan rasis dan kerusuhan di asrama mahasiswa Papua Surabaya!
4. Tarik pasukan militer dan kepolisian, Hentikan militerisasi di tanah Papua dan khususnya operasi militer di Nduga!
5. Jamin dan tegakkan kebebasan media dan hentikan kontrol dan sensor media dan internet oleh Pemerintah Indonesia!
6. Hentikan segala bentuk perampasan tanah dan sumber kekayaan alam di tanah Papua!
7. Dukung hak menentukan nasib sendiri rakyat Papua!
Bersama dengan sikap ini, kami juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk:
1.
Galang solidaritas nasional dan internasional bagikeadilan rakyat Papua!
2.
Bersatulahseluruh rakyat di Papua dan Indonesia yang terhisap dan tertindas dan
lawan segala bentuk tindasan rasis dan pecah-belah rasial yang dilakukan oleh
barisan, aparatur sipil dan militer dibawah pemerintah Joko Widodo!
3.
Perkuat persatuan rakyat di Indonesia dan Papua untuk melancarkan perjuangan demokratis nasional sebagai jalan
keluar!
Lawan Tindasan Rasis Pemerintah Joko
Widodo atas Rakyat Papua!
Lawan Imperialisme, Feodalisme dan
Kapitalisme birokrasi!
Jakarta,
22 Agustus 2019
Hormat
Kami,
Front
Perjuangan Rakyat
Rudi
HB Daman
Koordinator
Gabungan
Serikat Buruh Indonesia (GSBI),
Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA),
Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI),
Pemuda Baru (PEMBARU) Indonesia,
Front Mahasiswa Nasional (FMN),
Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional (SDMN),
Jaringan Aksi untuk Perubahan Indonesia (JAPI),
Keluarga Besar Buruh Migrant Indonesia (KABAR
BUMI), Institute for National and Democracy Studies (INDIES), MINERAL7.
Juru
Bicara FPR Nasional:
Symphati
Dimas R (+6282227526399) dan Emelia Yanti (+6281387696731)