Dialog Sosial Sektoral: Inisiasi Membangun Persatuan

INFO GSBI. Bertempat di Yogyakarta, pada awal November 2019 lalu sekitar 9 serikat buruh yang berbasis pada industri garmen, tekstil dan sepatu berkumpul dalam forum Dialog Sosial Sektora (DSS). Pertemuan yang turut dihadiri oleh organisasi internasional berbasis di Eropa yakni FNV, CNV, SETCa-BBTK, CCC dan beberapa LSM pemerhati isu perburuhan. 

Forum Dialog Sosial Sektoral ini terlaksana dari inisiasi lama yang dipersiapkan melalui berbagai tahapan diskusi antar serikat-serikat buruh berbasis di industri garmen, tekstil dan sepatu.  GSBI adalah satu serikat buruh yang menginisiasi terjadinya Forum Dialog Sosial Sektoral ini. 

Forum Dialog Sosial Sektoral yang berlangsung selama dua hari tersebut, lebih banyak membahas situasi gerakan buruh yang dinilai cenderung ekslusif, terpecah-pecah (fragmentasi), konflik antar serikat karena “berebutan” anggota ditingkat perusahaan, dan lain-lain. Proses diskusi yang berlangsung dua hari tersebut diwarnai dengan debat, argumentasi dan kritik dari masing-masing peserta. Tidak ada intrik maupun provokasi dalam forum. Setiap orang yang hadir saling mendengar, dan menghomati pandangan-pandangan berbeda. 

Meski mengakui adanya pandangan politik yang berbeda-beda diantara serikat ataupun membenarkan eklusifitas dalam gerakan buruh dalam beberapa tahun terakhir ini. Tetapi di dalam forum dialog sosial tersebut serikat buruh yang hadir menyatakan komitmen bersama untuk membangun kembali aliansi sektoral yang berfokus pada isu kebebasan berserikat, upah dan kepastian kerja. Pilihan pada tiga masalah yang menjadi fokus isu didasarkan pada situasi terkini di industri garmen, tekstil dan alas kaki (sepatu) yakni maraknya PHK massal akibat penutupan perusahaan dan relokasi industri di beberapa kota ke Jawa Tengah. 

Untuk tahun-tahun ke depan, serikat-serikat buruh yang hadir dalam forum ini akan lebih sering bertemu dan duduk bersama-sama untuk menyiapkan satu kampanye besar untuk protokol Perlindungan Upah dan Kepastian Kerja. Sebuah kampanye dan perjuangan besar untuk mengajak para suplier dan pemilik merek mau duduk dan merundingkan protokol Perlindungan Upah dan Kepastian Kerja di industri garmen, tesktil dan sepatu. 

Persatuan itu relatif. Tetapi mencari kesamaan isu dan tuntutan untuk bisa kembali bersama dan berjuang adalah keharusan yang harus selalu dilakukan oleh gerakan serikat buruh agar memiliki posisi tawar yang kuat. [eym].