7 Prinsip Dasar Jurnalistik Penulisan Berita yang Benar dan Wajib Diketahui
INFO GSBI - Jakarta. Gaya penulisan dan prinsip dasar dalam penulisan jurnalistik tidaklah baku dan kaku. Karena dunia jurnalistik adalah ha...
INFO GSBI - Jakarta. Gaya penulisan dan prinsip dasar dalam penulisan jurnalistik tidaklah baku dan kaku. Karena dunia jurnalistik adalah hal yang dinamis dan mengikuti perkembangan.
Jurnalistik, pasti erat kaitannya dengan penulisan. Sebagai jurnalis yang baik, dibutuhkan memahami dan menguasai prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman untuk menulis suatu berita yang layak dan benar-benar baik dibaca masyarakat (publik).
Begitupun dalam penulisan dalam media informasi/publikasi organisasi ketika menyajikan berita, informasi dan tulisan juga baik nya memegang dan menggunakan prinsip-prinsip dasar jurnalistik yang berlaku.
Berikut ini beberapa prinsip dasar penulisan jurnalistik yang baik dan benar yang perlu ketahui dan dipahami.
1. Berdasarkan Fakta dan Kebenaran
Hal yang paling penting dan urgen serta utama yang harus di perhatikan adalah menulis berita yang berdasarkan fakta (sesuai kenyataan yang ada).
Sehingga kebenaran dari sebuah berita dapat dipertanggungjawabkan. Kebenaran dalam jurnalisme dapat dirumuskan menjadi x + 1. Artinya, kita harus terus memperbaharui informasi jika ada perubahan dalam berita tersebut.
Kalau di dunia blogging sendiri, Anda harus terus update berita agar berita tersebut memenuhi prinsip jurnalistik yang baik dan benar.
Sebut saja pada berita pertama Anda memberitakan tentang ditemukannya mayat di danau dengan beberapa luka tusukan. Saat pihak polisi sudah menetapkan tersangka pembunuhan tersebut, jurnalis wajib untuk menulis berita tentang siapa tersangkanya untuk melengkapi berita sebelumnya.
2. Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Berita adalah sesuatu yang bisa dibaca oleh semua kalangan. Maka dari itu, penulisan berita hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sering digunakan sehingga semua orang dapat memahami maksudnya.
Misalnya, “Berdasarkan hasil rapat pleno, undang-undang tersebut sah digunakan bulan depan” sebaiknya Anda ganti dengan "Berdasarkan hasil rapat yang dihadiri seluruh anggota, undang-undang tersebut sah digunakan bulan depan".
Kata "pleno" tersebut sebaiknya diganti karena sebagian besar orang umumnya lebih akrab dengan kata penuh atau seluruh anggota daripada pleno.
3. Singkat, Jelas, dan Padat
Bahasa yang digunakan dalam berita tidak boleh bertele-tele. Hindari pemborosan kalimat, seperti banyak menggunakan kalimat berulang dan kata penghubung.
Hal ini dikarenakan tujuan dari berita adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat secara to the point.
4. Memenuhi unsur 5W+1H
Berita yang baik dan benar harus berisikan 5W + 1 H (what, who, when, where, why & how). Jika informasi yang didapatkan belum lengkap atau belum menjawab keenam unsur tersebut, Anda bisa menambahkan statement seperti “Informasi selanjutnya akan kami beritakan secepatnya”.
Ini biasanya terjadi pada berita yang bersifat langsung dan berjenis flash news. Misalnya penemuan mayat tanpa identitas di pinggir kali. Saat berita diturunkan bisa saja informasi berita belum penuh yang berarti belum memenuhi unsur 5W + 1H.
5. Struktur Piramida Terbalik
Cara penulisan berita adalah menggunakan struktur piramida terbalik. Artinya informasi terpenting harus diinformasikan terlebih dahulu lalu mengerucut ke informasi tambahan.
Hal tersebut berguna agar masyarakat dapat mendapatkan informasi berita dengan cepat walaupun mereka tidak membaca keseluruhan dari berita.
6. Perhatikan Tanda Baca
Banyak yang mengabaikan hal ini karena akan ada editor berita yang akan melakukan perubahan ini. Namun sebenarnya ini sangat penting untuk Anda perhatikan.
Walaupun memerhatikan letak titik dan koma kesannya sepele. Akan tetapi, bagi seorang jurnalis wajib untuk memerhatikan tanda baca.
Hal ini sering terjadi saat penulisan gelar dan nama narasumber, misalnya penulisan nama “Prof. H. Rumingkang. S.Sos., Msi” adalah contoh yang salah, yang benar adalah “Prof. H. Rumingkang, S.sos. Msi”.
7. Hindari Plagiat
Plagiat atau meniru adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan menggunakan karya atau perkataan orang lain tanpa menuliskan nama orang tersebut. Seorang jurnalis yang baik akan sangat berhati-hati untuk mengutip karya atau perkataan seseorang saat ia sedang menuliskan berita.
Hal ini dikarenakan selain melanggar Kode Etik Jurnalistik, jurnalis tersebut bisa dikenakan hukuman, mulai dari peringatan lisan sampai hukuman penjara, karena melakukan tindakan plagiat tersebut.
Kesimpulan
Itulah tujuh prinsip dasar yang harus Anda ketahui sebagai jurnalis dalam menulis berita atau pun bukan berita. Ketujuh prinsip dasar tersebut wajib dilakukan oleh jurnalis untuk menghasilkan berita yang layak baca bagi masyarakat.
Jurnalis yang baik juga akan selalu melakukan pemeriksaan berkali-kali untuk memastikan informasi yang didapatkan bisa dipertanggungjawabkan.
Kalau ada salah-salah sedikit bukan hanya masyarakat yang dirugikan karena berita yang ditulis, namun karir jurnalis yang bersangkutan juga akan terancam atau bahkan dapat tuntutan hukum. []
Sumber tulisan : By Afriant Ishaq June 24, 2020
Sumber Bacaan :
Ishwara, Luwi. (2005). Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Buku Kompas
Rosady, Ruslan. (2006). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada.
Oki. (2016). Ciri Struktur Teks Berita dan Contohnya, Kaidah Unsur Kebahadaan Lengkap. Diakses pada tanggal 19 Februari 2017 dari http://okistudio.com/contoh-struktur-teks-berita/#Contoh_Teks_Berita_Singkat_Yang_Mengandung_Unsur5W1H