INFO GSBI-Jakarta. Berikut ini adalah pesan solidaritas atau pidato politik DPP. GSBI dalam acara Lounching Struktur Kepengurusan Periode ...
https://www.infogsbi.or.id/2023/02/pesan-solidaritas-gsbi-dalam-kongres-ke.html?m=0
INFO GSBI-Jakarta. Berikut
ini adalah pesan solidaritas atau pidato politik DPP. GSBI dalam acara Lounching
Struktur Kepengurusan Periode 2023-2027 dan Deklarasi Program Perjuangan
Kongres 6 Konfederasi KASBI di Tangerang, 05 Februari 2023. Pesan solidaritas atau pidato politik ini di
sampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP. GSBI Emelia Yanti MD. Siahaan, SH.
Pesan Solidaritas DPP. GSBI
Dalam Lounching Struktur Kepengurusan Periode
2023-2027 dan
Deklarasi Program Perjuangan Kongres VI
Konfederasi KASBI.
Tangerang, 05 Februari 2023
Selamat Siang, Salam
Sejahtera untuk kita Semua!
Yang saya hormati, Ketua Umum
dan Sekjend KASBI beserta seluruh PP KASBI terpilih Periode 2023 – 2027.
Yang saya hormati Panitia
Kongres ke 6 KASBI
Yang saya hormati Ibu
Menteri Ketenagakerjaan RI (Ibu Hj. Ida Fauziah) atau yang mewakili,
Para tamu undangan,
kawan-kawan pimpinan organisasi serta
seluruh delegasi Kongres 6 KASBI.
......................
Salam Muda, Berani, Militan !!
Hidup Buruh ..... !!!
Hidup Rakyat Indonesia ...!!!
KASBI ........ !!!
Kawan-kawan Pimpinan KASBI dan seluruh
anggota serta para tamu undangan, sebagai Sekjend DPP GSBI, untuk dan atasnama pimpinan
dan anggota GSBI saya mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Kongres
ke 6 KASBI yang dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 Februari 2023, yang di tutup
pada hari ini dengan acara Lounching Struktur Kepengurusan Periode 2023-2027
dan Deklarasi Program Perjuangan Kongres VI Konfederasi KASBI.
Bung Sunar, Kawan Nining Elitos beserta
seluruh Pimpinan KASBI terpilih beserta seluruh anggota KASBI, Ketua Umum GSBI
Bung RUDI HB. DAMAN beliau titip salam, dan menyampaikan permohonan maaf,
beliau tidak bisa hadir karena ada agenda yang telah terjadwal dan tidak bisa
di tinggalkan. Sehingga sayalah yang di tugaskan oleh kawan-kawan DPP GSBI
untuk hadir dalam agenda yang sangat luar bisa ini. Terimakasih untuk undangan
dan kesempatannya yang di berikan untuk menyampaikan pesan solidaritas dalam
acara hari ini.
GSBI sebagai kawan lama, bahkan jika masih di
akui, GSBI juga adalah bagian dari
penggagas dan inisiator pada periode awal untuk kelahiran KASBI. Sungguh sangat
bangga dan terhormat bisa terus bersinergi dalam beberapa aktivitas selama ini,
terutama bisa hadir dan menyaksikan 18 tahun kehadiran KASBI yang terus eksis
dan mewarnai gerakan buruh Indonesia, menyaksikan kesuksesan pelaksanaan
Kongres ke 6 nya dengan riang penuh kegembiraan. Meskipun kongres dilaksanakan dalam situasi
yang tidak biasa-biasa saja. Yaitu di tengah situasi krisis umum Imperialisme,
di tengah serangan brutal atas penghidupan kaum buruh Indonesia yang di tandai
dengan lahirnya omnibus law (UU Nomor 11 tahun 2020) tentang Cipta Kerja, yang
saat ini telah menjadi Perppu Cipta Kerja.
Maka benarlah adanya seluruh ajaran dari para
guru gerakan buruh nasional (Indonesia) dan Internasional terdahulu yang selalu
mengingatkan bahwa; Dalam keadaan krisis yang tidak mengenal belas-kasihan,
ditengah intensitas serangan pada penghidupan kaum buruh dan rakyat, seperti
sekarang ini, buruh, serikat dan gerakannya sesungguhnya sedang ditempa
agar bisa sungguh-sungguh kuat dan tidak terkalahkan oleh musuh-musuhnya. Agar
tidak hanya cakap dalam mengkritik dan menghancurkan sistem kapitalis yang kita
benci itu, akan tetapi sanggup melahirkan dan memimpin sistem baru bagi kaum
buruh dan seluruh rakyat tertindas dan terhisap lainnya.
Dalam perkembangan situasi sekarang,
perjuangan kaum buruh semakin tidak mudah, GSBI sadar betul, bahwa kaum buruh
yang telah menjadi anggota maupun kaum buruh yang belum menjadi anggota Serikat
Buruh, tanpa pengecualian, memerlukan serikat buruh sejati yang dapat
diandalkan sebagai wadah persatuannya, sebagai sekolah dan alat berjuang serta
corong aspirasi sejati kaum buruh, yang konsisten membela dan bersama kaum
buruh. Yaitu Serikat buruh sejati yang menyadari hukum pembebasan kaum buruh di
negeri setengah jajahan dan setengah feodal.
Dalam penilaian GSBI, masihlah sebagian kecil
kaum buruh dan rakyat Indonesia yang bisa memahami dan menerima peranan klas
buruh dalam sejarah perubahan, masih sangat terbatas jumlahnya kaum buruh dan
rakyat yang memiliki gambaran utuh tentang sistem baru yang hendak dibangun di
atas kehancuran sistem yang lama.
Sebagian besar masihlah terbelenggu oleh
dominasi ide dan pikiran lama yang sengaja dipelihara oleh klas yang berkuasa
dan dijadikan rintangan dan belenggu bagi kelahiran kesadaran baru. Bahkan
belum banyak jumlahnya kaum buruh yang menyadari bahwa perjuangan perbaikan
hidup, serendah apapun tuntutan itu, pasti menghadapi tindasan kekuasaan
politik yang menghambat, meredam bahkan menindas seluruh tuntutan kaum buruh. Organ
kekuasaan politik khusus negara seperti polisi dan tentara, peraturan dan
pengadilan di luar sekian lapisan kekuatan birokrasi bersama-sama menjadi
benteng kokoh pelindung kepentingan dan kekayaan kaum kapitalis. Kaum buruh
bahkan lebih sering melihat wajah mereka daripada wajah kaum kapitalis yang
telah membeli tenaga kerjanya dan mempekerjakannya dalam pabrik, yang telah merampas seluruh hasil kerjanya
kaum buruh.
GSBI yakin, dengan
kekuatan serikat buruh sejati yang solid, tersusun rapi dari pabrik hingga nasional (pusat), dari
berbagai jenis produksi dan
sektor industri yang
kuat, luas dan besar, bisa
mempermudah perjuangan meringankan beban hidup kaum buruh di satu sisi, dan
perjuangan untuk membangkitkan kaum buruh lebih luas dan cepat agar menyadari
peranannya sebagai kekuatan pimpinan dalam perubahan fundamental di Indonesia.
Dengan serikat buruh sejati, sumbangan kaum buruh untuk mewujudkan industrialisasi nasional dan memenangkan
land reform sejati untuk pemebebasan kaum tani tidak hanya boleh sebatas ide
atau di atas kertas bekala. Mengingat perjuangan tersebut adalah syarat
pembebasan kaum buruh. Perjuangan memenangkan land reform sejati adalah
kepentingan nyata kaum buruh yang tidak boleh dibebankan pada kekuatan kaum
tani semata. Berbagai jalan, berbagai bentuk sokongan untuk memenangkan land
reform sejati, termasuk dengan aksi massa memerosotkan kekuatan imperialis dan
borjuasi besar komprador yang merangkap tuan tanah besar adalah sumbangan
penting dan peranan tidak tergantikan dari kaum buruh.
Serikat
buruh sejati yang kuat adalah jaminan perjuangan klas yang berkelanjutan. Ke depan perbaikan
upah reguler kaum buruh dalam satuan waktu kerjanya akan semakin berat dan
sulit. Imperialis dan para pemerintah bonekanya memilih memperkuat daya beli
rumah tangga secara tidak reguler, terutama pada saat krisis mengalami
puncaknya di negeri kapitalis dan bersifat jangka panjang, melalui “BANTUAN
SOSIAL”. Kapitalis berusaha menciptakan pasar artifisial untuk penanganan
over-produksi dengan membagi-bagikan kapital yang terancam membusuk, kertas
berharga yang hampir saja berubah menjadi tisu WC (Surat Utang Negara/SUN,
dll), yang sukses diubah menjadi kapital utang, untuk selanjutnya melalui IMF,
Bank Dunia dan institusi finans lainnya “dibagi-bagi” bagi orang miskin agar
memiliki daya membeli komoditas produksi kapitalis yang terus menggunung.
Sekalipun
Upah Nominal akan terus mengalami kenaikan. Namun, upah riil terus berjalan
ditempat. Upah riil justru semakin tergerus karena berhadap-hadapan dengan
Indeks Harga Konsumen kaum buruh yang dibayar kaum buruh yang terus meningkat.
Upah pokok akan terus digerus. Upah tambahan atau tunjangan, atau insentif akan
dipilih sebagai jalan untuk menambah pendapatan apabila kaum buruh bersedia
mengintensifkan persaingan untuk memperbesar produksi dan menunjukkan
kesetiaannya pada kaum kapitalis. Selisih antara upah yang diberikan sebagai
harga tenaga kaum buruh oleh kapitalis akan semakin senjang dengan jumlah laba
yang dikantongi oleh kaum kapitalis, pemilik kapital. Upah kita naik 1 juta,
mereka naik satu triliun, upah naik 2 juta laba naik bertrilyun-trilyun, hingga
kenaikan upah tidak ada gunanya lagi di pasar keperluan hidup. Inflasi melaju
sangat deras karena laba besar di tangan kaum kapitalis!
Untuk
itu berjuang bersama-sama melahirkan konsep upah minimum yang baru bagi kaum menjadi penting. Terlebih kalau kita aku bersama Serikat
Buruh baik Konfederasi apalagi Federasi selama ini belum pernah melahirkan
Konsep Upah sendiri (karya serikat buruh). Selama ini diakui atau tidak kita,
bahkan di tingkat Konfederasi setiap tahun hanya sibuk ngitung berapa persen
kenaikan upah dengan mengotak-atik rumus yang telah di sediakan rezim. Survai-
survei yang sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan hasil dan nilai kerja kaum
buruh. Padahal kita tahu bahwa kedudukan kita berada di Konfederasi itu bukan
hanya menetukan besaran angka kenaikan upah, tapi melahirkan konsep tentang
upah itu sendiri.
Maka dalam kesempatan ini, saya, GSBI
mengajak KASBI untuk bersinergi dan bersama-sama berjuang melahirkan konsep
upah bagi kaum buruh. Konsep atau
system Upah yang baru, yang dapat menjawab sistem upah murah saat ini, konsep
upah yang dapat menjawab disparitas upah antara daerah dan antar sektor
industri.
Dan GSBI
menawarkan konsep itu adalah Konsep yang di sebut Upah Minimum Nasional (UMN),
yaitu sistem pengupahan dasar (terendah) sebagai jaring pengaman yang
dibayarkan kepada buruh yang tidak dikecualikan dan tidak boleh di
negosiasikan, berlaku secara nasional untuk buruh dengan masa kerja nol sampai
dengan satu tahun, yang ditetapkan langsung oleh pemerintah pusat (nasional)
dengan tetap melibatkan partisipasi serikat buruh dan organisasi pengusaha
melalui dewan pengupahan. Yang penetapannya didasarkan pada Pedapatan Domestik
Bruto (PDB).
Selanjutnya GSBI, berharap untuk hari ini dan
ke depan kita terus bersama-sama memperkuat persatuan dan mengembangkan serikat
buruh sejati di Indonesia, dan betul-betul fokus pada upaya menyebar-luaskan
teori yang maju di dalam serikat, teori yang lahir dari pengalaman perjuangan
klas kaum buruh dari sejak kelahiran sistem kapitalis di dunia. Tanpa teori
yang maju pengalaman yang panjang menjadi tumpukan yang tidak berharga, sakit
dan derita, kalah dan menangnya perjuangan dalam pabrik selama ini tidak dapat
menjadi pelajaran umum yang berharga bagi kaum buruh sendiri. Setidaknya, tidak
mengulang kesalahan yang sama yang sudah pernah dilakukan oleh kaum buruh dan
perjuangan klasnnya yang terdahulu.
Sehingga sangat mengerti caranya mengerahkan
kekuatan untuk menghadapi kekuatan musuh-musuh klas di setiap tempat kerja
sesuai dengan kekuatan dan kemampuan berjuang yang dimiliki. Dengan teori yang
maju, kaum buruh dan serikat sejatinya bisa melihat dengan terang hitam dan
putihnya perjuangan klas kaum buruh di Indonesia, kalah dan menangnya, pasang
dan surutnya, sebagai pengalaman yang sangat berharga untuk melahirkan strategi
dan taktik perjuangan yang benar dan tepat bagi kaum buruh dan seluruh rakyat
dalam membangun persatuan yang kuat untuk memajukan perjuangan rakyat ketahap
yang lebih maju dalam mewujudkan industry nasional diatas kemenangan Land
Reform Sejati, Sebagai jalan pembebasan kaum buruh dan Rakyat Indonesia
mendapatkan kesejahteraan dan kedaulatanya yang sejati.
Bagaimana
pun hadiah yang paling berharga bagi kaum buruh dan rakyat Indonesia pada
Kongres Ke-6 KASBI ke depan adalah KASBI yang Sejati yang sangat besar dan kuat. Dapat
berbuat lebih baik dalam melayani dan memimpin perjuangan buruh yang sangat
rumit di negeri setengah jajahan dan setengah feodal ini. Karena itu, mari
semua pimpinan dan anggota saling bahu membahu berbagai semangat dan tekad
untuk mengintegrasikan teori maju sebagai pedoman praktek perjuangan klas buruh
di Indonesia.
GSBI
berkeyakinan belajar dan mempelajari dua pengalaman praktek dari GSBI dan KASBI
dan menerapkanya pada praktek kedepan dengan penuh disiplin dan kegembiraan
dalam berjuang, akan membawa pada ketangguhan persatuan yang solid bagi gerakan
serikat buruh sejati. Sebab, ia adalah modal yang berharga dalam mengemban
takdir sejarahnya sebagai serikat buruh sejati.
Karena
itu, persatuan buruh dan mayoritas rakyat Indonesia dalam hal ini kaum tani, dan berbagai golongan rakyat lainnya;
Pemuda, Pelajar, Mahasiswa, Perempuan, Seniman dan para intelektual demokratis,
adalah hal yang fundamental apabila menginginkan penghancuran
kapitalis secara umum dan penghancuran sistem setengah jajahan dan setengah
feodal secara khusus. Di Indonesia, kelahiran sistem baru yang lebih adil,
mustahil tanpa kepemimpinan kaum buruh dan perjuangan klasnya, mustahil tanpa
aliansi dasar kaum buruh dan kaum tani! Untuk itu maka Perkuatlah Persatuan Buruh dan Rakyat, Wujudkan Serikat
Buruh Sejati, Bangkit Berjuang Wujudkan Industrialiasasi Nasional Berbasiskan
Pada Kemenangan Land Reform Sejati.
Demikian pesan solidaritas ini saya sampaikan.
Sekali lagi Selamat dan Sukses atas terselenggaraknya
Kongres ke 6 Konfederasi
KASBI.
Hidup Buruh..!!!
Jayalah KASBI !